Akses Kesehatan bagi masyarakat Indonesia memang menjadi salah satu masalah yang krusial terutama saat pandemi seperti sekarang. Banyaknya masyarakat yang mengalami masalah kesehatan tidak berbanding lurus dengan ketersediaan fasilitas dan layanan kesehatan yang memadai terutama di daerah terpencil.

Hal serupa juga dialami oleh teman-teman penyandang disabilitas karena kusta maupun orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK). Mereka masih mengalami kesulitan dan tidak punya akses terhadap pelayanan kesehatan yang layak. Padahal sebagai warga negara, mereka punya hak yang sama dan dijamin oleh undang-undang. 

Akses Kesehatan Inklusif bagi  Penyandang Disabilitas dan Kusta

Melalui Talkshow Ruang Publik KBR Akses Kesehatan Inklusif Penyandang Disabilitas dan Kusta tanggal 22 Juli 2021 lalu, saya mendapat banyak informasi sehingga mengetahui bagaimana kenyataan yang harus dihadapi oleh Penyandang disabilitas dan kusta. 

Bukan hanya bagaimana pandangan dan stigma masyarakat  terhadap penyandang kusta, tetapi juga kesulitan akses layanan kesehatan, serta sulitnya penerimaan masyarakat agar penyandang disabilitas & kusta dapat produktif dan berkarya

Talkshow ini menghadirkan narasumber Bapak Suwata dari Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dan Bapak Ardiansyah yang merupakan Aktivis Kusta/Ketua PerMaTa Bulukumba.

Mengenal Kusta dan Permasalahannya

Menurut Bapak Suwata, Penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang masih menimbulkan masalah yang sangat kompleks serta bisa menimbulkan disabilitas ganda. Jadi penderita kusta bisa saja mengalami disabilitas sensorik dan motorik jika penanganan dan proses penyembuhannya tidak tepat. 

Di sisi lain, penderita kusta maupun orang yang pernah mengalami kusta harus berhadapan dengan stigma yang ada di masyarakat. Di Kabupaten Subang memang masih jadi masalah karena memiliki dampak sosial dan ekonomi akibat cacat yang ditimbulkan. Permasalahan dan  Disabilitas karena kusta dapat terjadi karena beberapa sebab diantaranya:

  • pengetahuan masyarakat yang kurang tentang kusta
  • pemahaman dan kepercayaan yang keliru
  • Kurangnya deteksi dini petugas kesehatan terhadap penyakit kusta di daerah masing-masing

Masalah ini terlihat dengan masih tingginya tingkat prevalensi cacat tingkat 2 penyakit kusta di Kabupaten Subang. Di tahun 2018, angka cacat tingkat 2 ada 7 kasus atau 5 % dari seluruh kasus yang ditemukan. Sedangkan tahun 2019 ada 9 kasus atau 7.9 persen. Selanjutnya tahun 2020 ada 12 kasus atau 11% dari kasus yang ditemukan. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan angka cacat tingkat 2 setiap tahunnya. 

Bapak Ardiansyah pun menceritakan kondisi orang dengan penyakit kusta di Bulukumba. Stigma dan diskriminasi yang dialami masih cukup tinggi sehingga lambatnya penemuan kasus dan penanganan pada orang dengan penyakit kusta. Masalah lain nya banyak penderita kusta yang belum bisa punya akses ke rumah sakit apalagi jika harus dirujuk ke rumah sakit di luar Bulukumba.  Namun dalam 2 tahun terakhir, kehadiran Permata cukup memberikan peran terhadap penyakit kusta terutama di daerah perkotaan. 

PerMaTA adalah organisasi/ wadah orang yang sakit kusta atau pernah mengalami kusta untuk melakukan advokasi jika ada penolakan. Selain itu PerMaTa juga aktif melakukan edukasi pada masyarakat, pemahaman dan pendampingan bagi orang yang sedang atau pernah mengalami kusta. Peningkatan kapasitas juga dilakukan agar mereka tetap bisa produktif, semangat, percaya diri, dan mau bersosialisasi dengan masyarakat.

Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Inklusif bagi Penderita Kusta

Jika melihat permasalahan yang ada, memang sangat mengkhawatirkan. Penolakan yang dilakukan masyarakat memang membuat mereka tidak percaya diri, malu bahkan untuk melakukan pengobatan di pusat layanan kesehatan. Selain itu mereka jadi kaum termarjinalkan termasuk dalam aksesibilitas lapangan kerja, aksesibilitas pendidikan, layanan kesehatan, infrastruktur yang mempengaruhi kehidupan mereka. 

Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan untuk peningkatan Pelayanan Kesehatan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas dan Orang dengan Kusta diantaranya:

  1. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah 
  2. Implementasi Undang Undang No 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas dan pemenuhan hak penyandang disabilitas termasuk orang yang pernah mengalami kusta
  3. Mengintegrasikan peran dari masing-masing stakeholder , pelayanan kesehatan meningkatkan peran serta masyarakat dan kelompok disabilitas 
  4. Mengintegrasikan layanan bagi penderita kusta bentuknya forum SKPD peduli disabilitas. Perhimpunan SKPD ini akan melakukan kegiatan terkait pelayanan terhadap orang yang pernah mengalami kusta, penderita kusta juga penyandang disabilitas. 
  5. Ada juga pendampingan terhadap aksesibilitas penyandang kusta terhadap pendidikan, lapangan kerja, infrastruktur dll
  6. Melakukan pengobatan terhadap penderita kusta
  7. Melakukan edukasi pada masyarakat agar tidak terkena stigma akan kusta

Upaya peningkatan akses inklusif bagi orang dengan kusta atau yang pernah mengalami kusta juga dilakukan oleh PerMaTa dengan melakukan advokasi ke rumah sakit di Bulukumba untuk dapat meningkatkan pelayanan lebih layak pada penderita kusta. Karena sejauh ini untuk melakukan pengobatan ke rumah sakit harus melewati proses rujukan yang panjang, belum lagi beberapa pengobatan kusta belum tercover BPJS. 

Selain upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dinas kesehatan dan komunitas kusta. Peran serta  dan pemahaman masyarakat harus ditingkatkan agar masalah disabilitas karena kusta bisa diatasi. Kita bisa memberi edukasi kepada penderita maupun masyarakat diantaranya:

  • Yakinlah bahwa penyakit kusta adalah penyakit yang bisa diobati jika ditangani dengan tepat
  • Hindari faktor pencetus reaksi pada penderita kusta 
  • Lakukan perawatan pada anggota tubuh yang mengalami gangguan secara teratur
  • Segera datang ke pelayanan kesehatan ketika muncul adanya reaksi kusta
  • Lakukan konsultasi dan pengobatan 
  • Gunakan alat bantu atau pelindung untuk mencegah kecatatan.
  • Perlu adanya edukasi yang baik terhadap penderita kusta, keluarga dan masyarakat 

Yuk teman-teman ikut jadi bagian untuk mengedukasi dan memberikan informasi akan layanan kesehatan bagi penderita kusta agar mereka lebih produktif dan percaya diri. 

Bagikan postingan ini :)

riafasha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *