Kalian juga menyadari nggak sih, bahwa saat ini makin banyak produk kecantikan yang muncul? Namun, yang perlu kita perhatikan adalah, banyak di antaranya yang memunculkan masalah bagi lingkungan. Masalah itu berasal dari limbah produksi, penggunaan bahan baku hingga limbah kemasan. Terima atau tidak, kita kerap menjadi salah satu konsumen yang menyumbang kerusakan bagi bumi.
Saat aku ingat lagi. Memang benar, selama ini tidak terlalu teliti memilih produk yang digunakan. Padahal jika lebih bijak, kita bisa menerapkan konsep sustainable pada produk kecantikan.
Sustainable Beauty
Konsep sustainable (berkelanjutan) sering dikaitkan dengan penggunaan produk ramah lingkungan dan memilah sampah. Namun, kini konsep ini juga berlaku di dunia kecantikan tanpa menghilangkan fungsi produk tersebut untuk merawat kulit.
Nah, beberapa waktu yang lalu aku dan teman-teman #EcoBloggerSquad mendapat kesempatan untuk mendengar pemaparan dari Kak Yenni Angreni (Founder Arcia & COO Arcia) tentang Pentingnya Sustainable Beauty.
Menurut Kak Yenni, Sustainable Beauty adalah konsep dimana produk kecantikan dibuat dengan mempertimbahkan dampak lingkungan, sosial dan ekonomi.
Hal ini tercermin dari formulasi produk yang bersih, alami dan etis. Produk juga hendaknya bebas dari percobaan terhadap hewan serta dapat terurai secara alami. Kak Yenni juga menekankan akan pentingnya penggunakan kemasan yang bisa digunakan kembali dan di daur ulang.
Penerapan Sustainable Beauty ini akan memberi dampak pada kelestarian lingkungan, berkurangnya limbah, hingga dampak baik bagi kesehatan kulit penggunanya karena menggunakan produk yang bersih dan aman dari zat berbahaya.
Mengenal ARCIA
Arcia adalah merek produk kecantikan yang memiliki konsep sutainable beauty dan berakar pada perawatan yang etis. Didirikan oleh Yenni dan Hadi pada 2019, Arcia berusaha menjembatani kesenjangan antara produk kecantikan berkualitas tinggi dan penggunaan yang bertanggung jawab. Menurut Ka Yenni, Arcia hadir awalnya karena kepeduliannya akan hutan di Kalimantan Barat. Ia ingin memberi dampak baik bagi lingkungan juga ekonomi masyarakat Kalbar.
Arcia sendiri diformulasikan dari bahan-bahan alami dan dikemas dengan dampak lingkungan yang minimal. Salah satu bahan yang digunakan adalah Mentega Tengkawang yang asalnya dari Kalimantan Barat.
Penggunaan Mentega Tengkawang ini telah melalui riset panjang, dan kini menjadi salah satu bahan utama produk Arcia. Kini pengelolaan mentega tengkawang melibatkan banyak masyarakat di Kalimantan Barat.
Tak hanya meningkatkan nilai ekonomi, Arcia tetap memperhatikan keberlanjutan. Di bawah phon tengkawang ditanam pohon lainnya. Lalu ampas dari proses produksi akan dijadikan pakan ternak sehingga tidak banyak sampah yang tersisa.
Arcia juga memperhatikan kemasannya. Setiap produk Arcia memang tidak ada yang disablon langsung, karena bank sampah tidak belum mampu untuk mendaur ulang produk sablon langsung. Untuk itu Arcia masih menggunakan stiker tempel agar produknya bisa di daur ulang. Karena saat ini industry kecantikan menghasilkan hampir 120 miliar kemasan setiap tahunnya, belum lagi bahan-bahan yang merusak eksosistem. Jika kita tidak mulai bijak menggunakannya, maka kondisi bumi akan semakin parah kerusakannya.
Tips Menerapkan Sustainable Beauty
- Pilihlah produk kecantikan yang bersumber dari bahan-bahan yang sustainable (berkelanjutan)
- Membeli kemasan yang dapat diisi ulang/daur ulanguntuk mengurangi pemborosan atau penumpukan sapah
- Mendukung brand lokal
- Membaca label dan sertifikasi
Workshop Membuat Lip Balm
Tak hanya mendapatkan materi tentang sustainable beauty, aku dan teman-teman juga mendapat pengalaman baru dalam membuat lip balm sendiri. Langsung dipandu Kak Yenni, semua peserta akhirnya berhasil membuat lip balm
Bahan Pembuatan Lip Balm
Ada beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan lip balm yaitu
- Minyak Kelapa 11.2g
- Mentega Tengkawang 3.6g
- Lilin Lebah 4.9g
- Vitamin E 0.2g
- Geranium EO 0.1g
Mentega tengkawang dikenal sebagai illipe Butter, bahan alami dari biji phon tengkawang yang tumbuh di hutan tropis Kalimantan. Mentega ini sebenarnya sudah dikenal lama oleh masyarakat lokal sebagai pelembab alami yang kaya manfaat untuk kulit dan rambut.
Proses panen biji tengkawang dilakukan secara tradisional oleh komunitas lokal yang membantu menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Ada juga minyak kelapa yang diekstraksi dari daging buah kelapa matang. Punya tekstur yang ringan dan kaya akan asam lemak. Minyak ini membantu melembabkan kulit secara mendalam, mencegah kekeringan dan sangat baik untuk perawatan rambut.
Alat-alat yang diperlukan:
- Mini whisker
- Timbangan digital 0.01
- Mangkok stainless
- Beaker glass
- Kompor dan panci
- Sendok spatula
- Termometer
- Batang Pengaduk
- Sarung tangan
- Masker
Pembuatan Lip Balm
Ternyata untuk membuat lip balm ini tidak sesulit yang dibayangkan.
- Campurkan minyak kelapa, mentega tengkawang dan lilin lebah. Lalu panaskan di beaker glass hingga 60-70 derajat celcius. Namun karena aku tidak pake kompor Listrik dan tidak ada beaker, aku panaskannya menggunakan panci yang diisi air. Lalu diletakkan mangkok bahan lip balm, seperti melelehkan coklat.
- Setelah bahan tercampur dan sudah di suhu 60-70, angkat dan diamkan hingga suhu 40-50, lalu tambahkan vitamin e dan essential oil.
- Aduk dan tuang ke dalam kemasan yang sudah disiapkan.
Setelah di diamkan, lip balmnya akan mengeras dan bisa digunakan. Aromanya menenangkan dan enak banget digunakan di bibir.
Btw, setelah workshop ini aku jadi lebih aware untuk memilih produk yang bukan hanya baik untuk kulit, tetapi juga tidak merusak bumi.