Apapun persepsi kita tentang sahabat, saya percaya kalau teman-teman setuju kalau kehadiran sahabat sangat berarti. Ada kalanya ada beberapa hal yang tidak bisa kita utarakan pada keluarga, maka sahabatlah tempat mengadu. Ada kalanya kita merasa sedih dan banyak masalah, sahabatlah tempat kita bercerita dan mendapatkan nasihat.
Dulunya sih saya sempat mengira semua teman sama saja, telah berulang kali saya kecewa dengan banyak orang dan akhirnya memilih untuk menjauh. Namun perjalanan mengantarkan saya untuk bertemu dengan beberapa orang yang tulus menerima apa adanya, bukan ada apanya. Kini arti sahabat bagi saya pribadi lebih dari sekedar teman curhat, tapi mereka juga sumber inspirasi yang membuat saya bersemangat untuk menjadi lebih baik.Mereka yang walaupun terpisah jarak tetap mendoakan diam-diam untuk kebaikan sahabatnya.
Saat SMA saya punya sahabat dalam satu geng *hehe yang membuat saya lebih percaya diri akan potensi diri. Berawal dari kesamaan kami dalam ekstrakulikuler RISMA dan PMR, kami berenam mulai dekat. Perbedaan suku, ras, bahkan karakter bukan jadi penghalang untuk menjadi sahabat. Saya masih ingat cobaan paling berat dari kisah persahabatan kami berenam adalah karakter yang sangat bertolak belakang. Inga Salati yang tegas, mbak Tuti yang lembut, Dodo Uul yang to the point, bungsu Elva yang manja, dedek Gumi yang lincah, hingga saya yang cuek menjadi warna dalam persahabatan. Kami bahkan pernah bertengkar gara-gara bercanda soal kebiasaan makan bungsu Elva yang cepat dan banyak tapi badannya tetap kurus. Atau pernah juga membuat Dodo Uul menangis karena meninggalkannya di jalanan ramai sedangkan ia takut sekali menyebrang. Jika diingat memori itu membuat saya senyum-senyum sendiri. Rasanya cepat sekali berlalu, kami berenam kini sudah berkeluarga dan terpisah jauh. Mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing dan keluarga baru. Saya berharap mereka selalu sehat dan bahagia.
***
Saya pun menemukan sahabat saat di bangku kuliah. Masa-masa di kampus lebih berat dibandingkan saat SMA. Berbagai karakter teman saya temui, mulai dari yang polos, jutek, tidak mau memikirkan orang lain, bahkan yang suka dengki. Saya pun pernah dilanda kecewa dan kesedihan mendalam karena dijauhi oleh orang-orang yang awalnya saya kagumi, saya hormati bahkan saya contoh. Rasanya asing saat berjalan menuju kampus kerena beberapa pasang mata menganggap saya sebagai manusia bersalah yang tak layak mendapat pengampunan. Tak perlu diceritakan detailnya, namun saat itu saya merasa sendiri.
Hingga saya menemukan tempat berteduh pada bangunan indah di sebelah Masjid Al-Farabi. Melabuhkan diri menjadi penyiar radio hingga akhirnya bertemu dengan orang-orang hebat, gokil, dan membuat saya nyaman. Merekalah yang akhirnya mengobati luka hati. Mbak-mbak dan kakak-kakak di Radio Jazirah yang tak pernah meninggalkan saya walau salah, tapi menasehati dengan cara mereka. Tetap berada di samping saya.
Masih ingat saat pertama kali bertemu Mbak Meri dalam audisi penyiar, beliau yang keturunan jawa terlihat lembut, bertolak belakang dengan saya keturunan Minang yang tampak agak sangar. Tapi ternyata tidak seperti yang dibayangkan, kegokilan dan keseruan mengalir begitu saja hingga kami mulai dekat. Saya pun dekat dengan lelaki yang kini jadi suaminya, Bang Hardi si kutu buku yang sering di sebut sebagai Profesor atau perpustakaan berjalan. Ada pula Bang Nover penyanyi nasyid, qori’ dan pendakwah namun saat bercanda lawakannya mengalahkan komika. Lalu mas Wawan, lelaki super keras namun tak pernah menolak jika dimintai tolong. Saat semuanya menikah, akhirnya berkumpullah para istri menjadi sahabat dan teman curhat dalam grup Emak-Emak Rempong Soleha.
***
Jika diingat persahabatan ini telah berjalan bertahun-tahun sejak kuliah hingga kini kami mempunyai anak. Tidak mudah menjaganya, bahkan penuh dengan airmata. Saya masih ingat kami sering kumpul merembukkan permasalah salah satu teman dan mencari solusinya. Saya juga masih ingat kami sering membuat acara kumpul keluarga walau hanya sekedar ngeteh dan makan pempek bersama. Mungkin inilah salah satu hal yang membuat persahabatan tetap langgeng. Menerima kekurangan masing-masing, walau berbeda namun sehati dan menjaga silaturahmi walau telah berjauhan dan punya keluarga sendiri.
Ya, acara kumpul walau hanya sekedar ngeteh menciptakan momen kebersamaan yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Jika sudah kumpul begitu jadi lupa waktu, kadang sudah malam baru teringat pulang. Jika sudah berkumpul bersama sahabat, hal yang tidak penting kadang menjadi penting. Pernah kami berdebat ingin jalan-jalan kemana atau makan dimana? Lama sekali menimbang-nimbang dan akhirnya tidak jadi pergi, malah ngobrol di rumah Mbak Meri hehee.. kalau sudah begitu biasanya Mbak Meri akan mengeluarkan stok makanannya. Kalau kurang maka salah satu di antara kami akan membeli keluar.
***
Salah satu minuman yang pas disuguhkan saat acara berkumpul bersama sahabat adalah Teh Hijau Cap Kepala Djenggot. Sebenarnya saya sudah sering mencoba teh ini, namun tidak menyadari bahwa yang saya konsumi adalah teh hijau Kepala Djenggot. Selain sehat, menikmati teh bersama sahabat menimbulkan keakraban dan membuat kami makin sehati.
Teh Hijau Kepala Djenggot merupakan pilihan #Sehatea saya dan sahabat. Teh hijau kaya akan Catechin antioksidan, yang sangat baik untuk kesehatan tubu hyang mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan memperkuat kekebalan tubuh.. Kandungan vitamin, saponin,theophyline, theobromine dan lainnya pada teh mampu melawan infeksi dan membantu menjaga agar suhu tubuh tetap optimal. Selain itu, teh hijau dipercaya punya khasiat untuk kecantikan kulit, seperti memperlambat proses penuaan, mencegah keriput di wajah, mencegah kanker, melindungi kulit dari sinar matahari, juga mengatasi jerawat.
Bahan baku teh cap “Kepala Djenggot” produksi PT. Gunung Subur Sejahtera berasal dari perkebunan teh pilihan yang berada pada ketinggian diatas 1.250 meter dari permukaan laut. Inilah tempat yang ideal bagi tanaman Camillia Sinensis berkualitas tinggi. Pada ketinggian ini tanaman teh tumbuh lebih lambat, dan ini mempertebal rasa, aroma, dan kandungan unsur-unsur yang ada pada daun teh. Guna mendapatkan kualitas terbaik, hanya tiga daun dari pucuk yang dipetik.
Saya pun membaca artikel mengenai manfaat teh hijau kepala djenggot di sini http://www.gss.co.id/id/teh-hijau/ dan mendapatkan beberapa informasi mengenai manfaat teh hijau.
Tak banyak yang tahu bahwa sebenarnya nilai nutrisi teh hijau sangat tinggi, yang terpenting adalah antioksidan yang dikenal sebagai polifenol.Antioksidan dapat menetralkan radikal bebas sebelum menyebabkan kerusakan. Antioksidan memperlancar pencernaan dan metabolisme dalam tubuh. Antioksidan berfungsi sebagai mekanisme pembersihan dalam tubuh dan sangat bagus untuk kesehatan kardiovaskular. Penelitian membuktikan bahwa teh hijau memberikan manfaat kesehatan yang lain seperti menurunkan tekanan darah, mengurangi kolesterol LDL, dan bahkan memerangi bakteri dalam mulut yang menyebabkan plak. Jadi teh ini baik untuk mengurangi atau menghilangkan kerusakan gigi.
Selain itu ada kandungan tanin pada teh hijau yang dapat membantu produksi antibodi dan respon kekebalan tubuh terhadap infeksi. Kandungan kafein pada teh hijau menstimulasi metabolisme dan membantu oksidasi lemak. Kombinasi teh hijau dan kafein juga meningkatkan pengurangan berat badan. Nah ini cocok sekali untuk para wanita yang ingin menurunkan berat badan secara sehat dan alami karena Teh hijau tidak mengandung lemak, jadi tidak ada kalori yang muncul dari lemak. Teh ini adalah sumber yang kaya berbagai vitamin dan mineral. Jumlah vitamin C (ascorbic acid) dalam teh hijau dapat disetarakan dengan lemon. Teh hijau juga mengandung vitamin B yang larut dalam air dan dengan cepat terlepas dalam secangkir teh.
Dengan banyaknya khasiat yang didapat Teh Hijau Kepala Djenggot terutama untuk kesehatan dan kecantikan kulit, teh satu ini memang menjadi pilihan tepat untuk saya dan sahabat, apalagi wanita suka sekali yang berhubungan dengan kecantikan hehe… persahabatan menjadi lebih akrab dan hangat dengan acara minum teh bersama.
Nah kalau teman-teman punya nggak sih kisah persahabatan yang walaupun berbeda tapi tetap #sehatea? Yuk share ceritanya di komentar atau bisa membuat tulisan tentang sahabat di blog teman masing-masing.
Wah iya nih minum teh ama sahabat emang seru, sambil bertukar kabar ya
persahabatan bagai kepompong. itulah perahabatan di perkuliahan, setelah pada lulus, lupa deh sama siapa mereka dulu mengeluh, dan meminta bantuan.
aku suka teh kepala djenggot. semoga persahabatannya awet terus yaa
Alhamdulillah kalau masih tetap kompak dengan sahabat ya mba 🙂
cerita yang pas kuliah itu sedih kayaknya ya mbak, tapi alhamdulillah malah dapat teman baru
Teh hijau biasanya tidak boleh dikasih gula ya minumnya. Cocok banget buat diet berat badan. Sahabat itu yg tertawa keras saat kita terjatuh hehe…
Manisnya persahabatan dalam secangkir teh 🙂
iya mbak.. jadi ga kerasa waktu berlalu
hihii.. alhamdulillah sahabat2 mbak ga kayak gitu kuma..
walaupun sudah berkeluarga tetap jalin silaturahmi
iya mbak alhamdulillah
iya mbak teh nya enak…
makasih mbak inna
hihi iya mbak dah masa lalu
sedikit banyak ada salahku juga
alhamdulillah ketemu teman2 sehati
manis dan hangat mbak 🙂
iya mbak kalo teh hijau bagusnya ga usah pake gula biar sekalian buat diet wkwk…
wah betul tuh, intinya sahabat tuh ga pura2 di depan kita
Segelas teh yg membukakn banyak ide . .
butuh banget nih untuk kulit yang cerah segar menyambut hari Raya. Aku belum pernh mencoba teh hijau mbak. Makasih ya sharingnya
Kl ngobrolin tentang sahabat gak ada habisnya, bantuan para sahabat bahkan kadangkala melebihi bantuan saudara kandung
Seru banget ya sahabat selalu mengerti dalam suka dan duka dan bisa ngeteh bareng
Yah begitulah,semakin hari,pengalaman akan menentukan siapa teman sejati kita 🙂