Kali ini aku merasa rindu. Begitu saja tiba-tiba menyesak saat aku memperhatikan titik hujan yang jatuh di kelopak mata. Bukan rindu yang biasa, karena aku telah terbiasa merindu. Rinduku begitu istimewa.

Rindu tentangmu.

tulisan i miss you di sebuah note
source : google.com

Masih jelas bagaimana kali terakhir kita saling bertatap mata. Berkali-kali kulihat matamu berkaca. “Tidak perlu mengantar Abah, Mi” begitu katamu.
Bagaimana mungkin? Aku ingin mengantar kepergianmu, walau ku yakin aku mungkin tak kan sanggup.
“Ummi dan Ubay mungkin akan kuat, tapi Abah tak akan kuat.” Aku hanya tersenyum kala itu dan menyenangkan hatimu bahwa perpisahan ini tak akan lama.

Benar saja… Pagi itu kulihat kau mengusap matamu yang sepertinya basah saat memeluk Ubay yang asyik bermain. Ahh… aku jadi nelangsa, kau harusnya lebih kuat dariku.

Hari-hari pertama adalah hari yang berat. Bagiku, apalagi Ubay. Ia mencarimu ke kamar, ke ruang ganti, hingga ke kamar mandi. Lalu mengambil handphoneku seperti yang ia biasa lakukan agar aku menelponmu untuk pulang “Ba.. Mi… Ba.. Mi…” Aku hanya bisa memeluknya dan menggelengkan kepala. “Abah sekolah nak.” Ia menangis, mengajakku turun dan ia terdiam melihat motor yang biasa kau pakai berada di parkiran tanpa ada kau disana.

Aku mungkin telah terbiasa, tapi tidak dengan Ubay. Butuh waktu lama untuk menenangkannya. Hingga kubiarkan ia tidur dengan jaketmu yang sengaja tak kucuci. Ia memeluknya hingga pagi. Dan paginya ia kembali mencarimu yang biasa menemaninya saat aku sibuk di dapur.

***

Satu bulan telah berlalu. Aku dan Ubay memilih untuk menginap di tempat Oma. Agar ia tak terlalu merasa kesepian. Walau aku tahu dia sangat merindumu. Sesekali ia mengambil handphoneku dan mencium layarnya yang ada gambar kita bertiga. Menunjuk-nunjuk potretmu dan bertanya “Mana? mana Mi?”

Rindu tentangmu
Rindu akan celotehanmu yang begitu panjang. Rindu akan kejujuranmu mengingatkan salahku. Rindu akan candaanmu dan semua tentangmu.

Rindu tentangmu
Rindu akan setiap detik yang kulalui bersamamu, ladang pahalaku, imam hidupku

Rindu tentangmu
ayah dari anakku
Suamiku

cepatlah pulang
kami menanti dalam rindu

Bagikan postingan ini :)

riafasha

8 Komentar

  1. Huuuaaa, ini mah benar2 merindu yaahh..

    Semoga segera kumpul kembali, sukses sekolahnya Abah Ubay 🙂

  2. AKKKKKKK
    Hampir mewek bacanya, mbak. Yang kuat ya LDRannya. Semoga ayah Ubay lekas pulang :')

  3. semoga bisa epat berkumpul lagi ya

  4. ehem, yang lagi kangen. semoga segera menemu rindu ya.

  5. Aku juga ini lagi rindu sma pacarku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *