Hujan yang turun Membawa kenangan dan rindu Malu-malu hadir dalam ingatan Membiarkan ku buncah dalam pilu Jika saja bisa memilih. Jika saja kita bisa memilih kenangan indah saja yang ada dalam ingatan. Jika kita bisa memilih tentu tak akan ada lagi penyesalan yang datang diam-diam. Mengusik tenang saat malam menjelang. Membuncakan haru dan pilu yang menjadi-jadi, meninggalkan sesak yang tertahankan. Ini mungkin tentang masa lalu yang mengharu biru Tentang hati yang tak kunjung memaafkan diri sendiri Tentang penyesalan yang tak berunjung Bertahun-tahun tanpa jeda menghantui setiap bait doa Jika saja memaafkan adalah yang mudah. Mungkin tak akan ada air mata…
-
-
jika hujan adalah rindu maka pelangi adalah penantian dan… jika rintik adalah tangis anggap saja aku menangis menantimu Tik..tik.. Tes…tes… Kupejamkan mata… membiarkan tetesnya mereguk hangat yang baru saja penuh di mataku. Ingin kubasah pada sejuknya yang tak pernah alpa. Tak pernah dusta bahkan selalu ada untukku disaat tak siapapun mengingatku. Hujan. Menawarkan rindu yang tak kunjung sirna. Rindu yang sama untuknya. Jihan, gadis manis dan senyumnya membuatku luluh. Hingga remuk dan runtuh. Namun kini tinggal bayangan, kenangan kelam. Aku memanggil hujan, berteriak pada mega “Tumpahkanlah, ledakkan sesak yang membuncah dan ingin pecah” aku telah kembung dengan kata bernama “cinta”, enyahkanlah…
-
Untukmu penikmat senja. Kembalilah pada senja Masa lalu mungkin adalah kenangan pahit yang membuat luka kian menganga. Hanya hitam, tak ada warna indah yang membuat hatimu berbunga. Segala perih berputar dalam sebuah kotak memori yang sengaja kau simpan rapat. Hingga tak perlu lagi membuncahkan haru. Kau Kecewa? Namun ketika senja bependar bersama rinai hujan yang malu-malu bersua mega, perasaan tak lagi bisa berkompromi. Membawa mu kembali pada masa lalu yang kau harapkan seindah warna pelangi yang tak pernah pudar. Pada bentangan rona jingga di atas deburan ombak kau teriakkan kecewa. Aku tahu. Bahkan dibalik senyummu ada luka yang menganga. Tak…
-
Selamat datang hujanApa kabar rindu dan penantian?adakah rinduku sama untuk pelangi yang tak juga kugapai Ya ku tahu pelangi terlalu jauh, terlalu tinggiia menjulang di atas perbukitansedang kaki ku masih terseok karena luka yang menganga Selamat datang untukmu hujan yang masih malu-malu menemuiku,temanilah sepi yang kubangun di ruangan ini, hanya berteman kaca-kaca bening dengan percikan tetesmu. sesekali kucuri pandang pada mega yang kelabu, berharap yang hadir adalah sosok yang kutungguyang begitu jauh, sangat jauh untuk sekedar kulihat senyumnya selamat datang hujan, kusambut hangatmu dengan hangatnya air yang turun dari kantung mataku yang menghitam rindu ku tak akan lelah ku perjuangkan…
-
Lelaki Kecilku Adalah pagi yang membangunkanku dengan penuh kesyukuran. Saat lembut hangat tangan kecilmu menyentuh pipiku, menyetil hidungku dan memanggilku dengan nyaring suaramu. Matamu berbinar, tanpa dosa lalu kau tersenyum genit, membentangkan tanganmulalu mulai berteriak jika tak segera kusambut rangkulanmu Adalah kau, malaikat kecilkuyang membuat setiap detik yang berlalu hanya ada bahagia *** Masih jelas dalam ingatan 15 bulan yang laluaku hampir saja menyerah, sakit yang menggerogoti dua hari dua malam namun engkau tak juga keluarAku berjanji tak akan menangis, aku akan kuat demi hal terindah yang akan hadir Sabtu dini hari, aku tersenyum karena Bidan yang menolongku berkata sebentar…
-
Kali ini aku merasa rindu. Begitu saja tiba-tiba menyesak saat aku memperhatikan titik hujan yang jatuh di kelopak mata. Bukan rindu yang biasa, karena aku telah terbiasa merindu. Rinduku begitu istimewa. Rindu tentangmu. source : google.com Masih jelas bagaimana kali terakhir kita saling bertatap mata. Berkali-kali kulihat matamu berkaca. “Tidak perlu mengantar Abah, Mi” begitu katamu.Bagaimana mungkin? Aku ingin mengantar kepergianmu, walau ku yakin aku mungkin tak kan sanggup.“Ummi dan Ubay mungkin akan kuat, tapi Abah tak akan kuat.” Aku hanya tersenyum kala itu dan menyenangkan hatimu bahwa perpisahan ini tak akan lama. Benar saja… Pagi itu kulihat kau mengusap…