Banyak Anak Banyak Rejeki. Pepatah ini ada benarnya. Hampir setiap orang tua yang saya temui, sebagian besar meyakini bahwa anak yang banyak akan mendatangkan rejeki yang banyak pula. Bukan tanpa alasan, banyak dari mereka yang telah membuktikan bahwa walaupun hanya bekerja serabutan dengan gaji yang minimalis, namun anak-anak mereka tetap sehat hingga dewasa bahkan banyak pula yang sukses di bidangnya.

Contoh nyatanya adalah nenek dan alm. Bak Uo saya. Mereka punya sembilan anak dan pekerjaannya dulu hanyalah nelayan dan pedagang. Bisa dibayangkan berapa rupiah yang harus dikeluarkan untuk membiayai makan dan sekolah. Namun hitung-hitungan manusia tidak seperti hitung-hitungan Allah SWT. Rejeki sudah diatur, begitupun ketika seorang bayi lahir ke dunia, ia pun ada rejekinya pula.

Saya pun merasakan sendiri dahsyatnya rejeki saat mempunyai anak. Bahkan sejak dalam kandungan, rejeki sepertinya ada-ada saja mendatangi saya dan suami. Awalnya memang saya sering merasa cemas bagaimana nantinya anak kami nanti, sedang saya belum bekerja, hanya suami saya saja yang bekerja. Biaya lahiran, peralatan bayi, hingga banyak hal berseliweran dalam otak saya. Hitung-hitungan saya sebagai manusia yang seringkali alpa tentulah tak kan cukup bahkan banyak sekali kurang ini itunya.

Mendekati kelahiran, saya diberikan rejeki luar biasa oleh Allah lewat jalan menulis, saya memenangkan lomba menulis dan mendapatkan Iphone yang jika dijual harganya lumayan untuk persiapan kelahiran anak kami. Saat lahiran ternyata karena menggunakan BPJS kami tidak membayar sama sekali, dan Ubay anak saya pun banyak dapat hadiah dari teman dan keluarga. Rejeki dalam bentuk materi tidak berhenti sampai disitu, Setelah ubay lahir, saya pun banyak memenangkan lomba berhadiah uang juga barang. Rasanya luar biasa, dan saya semakin percaya bahwa Allah sudah menyiapkan sendiri rejeki untuk Ubay anak saya.
Entahkah itu nanti lewat suami, saya atau orang lain.

Terakhir, rejeki yang saya jabarkan di atas sebatas rejeki materi. Dan rejeki sebenarnya yang paling saya syukuri adalah kehadiran anak itu sendiri. Kehadiran Ubay benar-benar merubah hidup saya. Setiap harinya saya banyak belajar darinya, setiap hari pula saya selalu terpacu untuk menjadi seorang Ibu yang baik, yang nanti bisa mendidiknya menjadi anak yang soleh, dan bermanfaat untuk orang banyak. Senyumnya membuat luluh keletihan dan kepenatan. Tawanya menghilangkan segala gundah dan gelisah. Sungguh Anak adalah rejeki tak ternilai dan tak bisa digantikan bahkan dengan uang sebanyak apapun.

Yuk, Ayah Bunda, sayangi buah hati kita. Karena momen-momen bersama mereka tak kan pernah tergantikan. Jangan sampai kita menyesal nanti 🙂

Salam Hangat,
Ria M Fasha

Bagikan postingan ini :)

riafasha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *