Katanya jadi Ibu harus bahagia. Katanya kita harus menerima peran sebagai ibu. Ekspektasi orang-orang begitu besar untuk seorang ibu. Tapi pernahkah terpikir jika ibu pernah merasa sedih, capek, dan stress?
Ibu Bisa Letih dan Sedih
“Ibu nggak capek? ” pernah saya melontarkan pertanyaan ini kepada ibu. Ibu saya punya 4 anak dengan jarak umur yang berdekatan. Di rumah sejak pagi ibu sudah pergi ke pasar, lalu dilanjutkan berjualan di rumah hingga membereskan semua keperluan ayah, saya dan adik-adik setiap harinya. Capek, kata ibu capek sekali. Kaki ibu bahkan tampak berurat karena kurang istirahat.
Kakinya sering sakit dan keram. Kadang ibu tertidur di lantai karena terlalu letih. Sejak jadi ibu saya jadi semakin mengerti bagaimana keletihan ibu sesungguhnya. Dulu sih saya tau kalau ibu capek, tapi belum benar-benar menyadari kalau letihnya seorang ibu itu lahir dan batin. Semakin letih jika perasaan sedang kacau, pekerjaan yang sepele terasa berat sekali, bawaannya bad mood dan ingin marah saja.
Berharap bisa menghilang barang sebentar … saja Mau ibu bekerja dan ibu rumah tangga tetap sama letihnya. You know lah gimana kerjaan itu rasanya nggak selesai-selesai, sedang anak-anak butuh waktu untuk bermain bersama orang tuanya. Belum lagi jika di rumah Ibu punya usaha sampingan, seperti berharap punya gerak secepak kilat super sonic, dan jadi mama gurita yang bisa ngerjain semuanya sekaligus. Rutinitas mengasuh anak, membersihkan rumah, memasak dan mencuci terlihat gampang dan sepele. Tetapi aktifitas rutin terus menerus seperti ini ternyata membuat Ibu punya resiko stress dan depresi yang tinggi. Iya kalau kerjaan itu bisa kita jalani dengan senyam senyum dan santai.
Nah ini, baru aja mau nyemplungi ikan ke minyak goreng si bocah dah teriak, terpaksa dimatikan dulu deh kompornya. Jangankan mau luluran cantik, keramas yang benar aja saya sudah lupa bagaimana caranya. Mau luluran gimana coba kalau baru masuk kamar mandi si abang dah gedar gedor, teriaki kalau suruh cepat adeknya nangis hahaha..
Ibu, Menangis Saja
Kalau sudah mumet tingkat tinggi saya palingan nangis bentar di kamar mandi, abis itu cuci muka biar anak-anak nggak tau. Cengeng sih tapi mau gimana lagi, menangis sebentar bisa bikin perasaan lebih nyaman. Daripada dipendam saya takut anak-anak jadi korban amukan. Seperti kemarin saya bertiga aja sama anak-anak, kepala dah cenat-cenut nggak karuan serasa mau pingsan. Suami masih ada kerjaan sedang si kecil nggak mau ditaroh, eh si abang entah kenapa juga ikutan rewel.
Ahhh… tambah pusing pokoknya. Syukurlah Allah kasih bantuan, nggak lama si kecil dah mau diajak bobo. Saya langsung ikutan tidur karena seharian nggak ada waktu istirahat, setelahnya saya makan yang banyak, minum madu dan nyemil. Barulah perasaan agak enakan.
Ibu, Yuk Sejenak Lupakan Timbangan
Saya ngerasa banget kalau lagi bad mood anak-anak ikut-ikutan rewel. Tapi ya itu, ibu mah juga manusia, nggak bisa gedublek (bahasa apaan ini) dari sedih langsung senang >.< Butuh proses mah. Khusus buat saya, pesan makanan enak ke mamang gojek adalah salah satu hal yang bisa bikin mood saya baekan.
Bodo amat timbangan naek, bodo amat nggak bisa beli lipen, yang penting saya butuh bahagia secepatnya. Kemarin sempat konsultasi juga ke teman yang punya profesi sebagai bidan. Dia cerita kalau perempuan itu sering sedih 80% karena perasaannya sendiri. Apalagi untuk ibu menyusui, duh sering banget sensitif dan rentan stress.
Entah bagaimana caranya paling nggak selama 14 jam sehari (saat bersama anak-anak) Ibu harus bahagia. Kalau orang-orang terdekat nggak bisa membuatmu nyaman dan bahagia, cari deh cara lainnya misalnya jalan-jalan atau kulineran bareng anak-anak
Ibu Butuh Aktualisasi Diri
Walau sebagai ibu rumah tangga, seorang ibu juga butuh bersosialisasi dengan keluarga, tetangga dan teman-teman. Hal ini selain untuk refreshing juga bisa mengatasi kebosanan dan mengisi kembali kekuatan setelah lelah seharian. Seperti ada semangat baru untuk menjalani peran sebagai Ibu. Biasanya komunitas sesuai hobi bisa jadi tempat yang pas untuk aktualisasi diri.
Ya, jadi tetap bisa bekarya dan berprestasi walau jadi ibu rumahan. Kalau saya karena hobinya ngeblog ya bergabung di komunitas blogger. Cukup terbantu karena akhirnya punya teman diskusi yang seide. Kadang diskusi langsung atau juga bisa via whatsapp.
Ikhlas Ya Bu
Sebenarnya kunci utama kebahagiaan seorang ibu adalah ikhlas. Waktu saya tanya ke ibu kalau dia capek , saya tahu beliau menjalaninya dengan ikhlas. Ikhlas juga yang membuat letihnya ibu hanya sebatas letih fisik saja, dibawa istirahat juga hilang. Jika bibit-bibit tidak ikhlas mulai tumbuh ini yang bahaya, keletihan kita rasanya seperti sia-sia karena nggak bernilai kebaikan di sisi Allah. Susah ya ikhlas! iya susah, saya menyadari kalau saya belum sampai ke tahap ikhlas yang sesungguhnya. Iyalah masih nangis, masih kesal, masih ngeluh. Ibu macam apa saya >.<
Makanya setiap saya mulai terasa capek saya berdo’a semoga Allah buat hati saya ikhlas dan tenang. Saya nggak mau letihnya saya sia-sia. Sedih banget kan kalau udah jungkir balik tapi kamu nggak dapat apa-apa.
Ibu Harus Bahagia
Ibu, yuk tekatkan bahwa kita harus bahagia. Cari cara apapun (selama bukan cara yang dilarang) agar kita bahagia. Bisa dnegan cara saya diatas, atau dengan menonton video lucu, mengajak teman untuk masak bersama dirumah, apapun itu agar senyum ibu bisa kembali.
Ibu ayo bahagia. Demi anak-anak yang menanti senyum ceria Ibunya di pagi hari. Demi anak-anak yang menanti sajian masakan penuh cinta dari tangan bidadari dunia yang insyaAllah penghuni surga. Demi anak-anak yang merindukan pelukan mesra dan kasih sayang ibunya. Demi mereka, yang akan mendoakan kita kelak.
Ibu bahagia, anak bahagia, keluarga bahagia.
Jadi Ibu adalah suatu peran yang mulia
Ibu, jangan lupa bahagia ya!
Suka banget dengan postingan ini. Berasa punya teman curhat yang sama ^^Well … Memang benar. Ibu harus bahagia. Sebuah rumah yang di dalamnya ada ibu yang bahagia, insyaAllah rumah itu akan terasa nyaman.Mbak Ria, nangis itu sungguh penting. Kalau perlu, sampai tersedu-sedu. Lepaskan saja. Habis itu udahan. Yang penting lega. Pengalaman pribadiku sih hehe.Jangan lupa bahagia yaaa 😀
Saya lagi merasa nggak bahagia nih mba. Karena rutinitas sehari-hari dirumah. Rasanya mau lari jaauuuuuuhhhh banget. Tapi kalau inget anak, malah diem aja ditempat. Bener banget kalau seorang ibu harus bahagia karena dia lah ujung tombak rumah tangga.
Ibu engkau surga bagi anak-anak mu. penerang dalam kegelapan. engkau segalanya bagiku…
Terimakasih ibu, ayah, jasamu tak terbalaskan. Yang pasti aku terus berusaha untuk bahagiakanmu,
Semoga kebahagiaan selalui menyertai kita ya Mbk, para ibu. Amin amin ya robbal'alamin
wahh ternyata banyak juga ya yang ngerasakan yang sama
iya mbak *peluk, aku kalau sudah nangis jadi lebih enakan, lebih lega..
makasih sharingnya
hayuk sembunyi dulu hehe… iya mbak kalo mau ngabur selalu mah ingatnya anak. Semoga kesedihannya cepat berlalu ya mbak
wahh makasih kak kuma, jangan lupa doakan dan sayangi ibu selalu ya, ga mudah soalnya jadi ibu 🙁
aamiin.. makasih mbak inda
Betul bgt, kalau ibu bad mood, anak jg ikut rewel, ibu makin pusing deh…
betul mbak ria, pengalaman aku saat anak2 kecil itu sering banget stres apalagi kalau anak sakit, tapi momne2 bersama anak hrs dinikmati ya. Sekarang anak2 sdh kerja dan kuliah di luar kota rasanya rindu bareng mereka lagi
begitu ya jadi ibu ehhe…..ternyata eh ternyata penuh drama
karena belum jadi ibu jadi belum tahu banyak
Walaupun aku belum jadi ibu, aku sepakat ibu harus bahagia. Thanks ya kak pencerahannya untuk para ibu dan calon ibu ^^
Intinya bahagia y mbak, kalau udah merasa bahagia, semua berasa ringan. Perjuangan ibu bener" luar biasa.. Semoga..
Dengan tiga anak yang super, sama setumpuk kegiatan, ibu kek saya harus bahagia ya supaya tetap bisa waras
saya juga ibu yang bahagia kok, bahagis banget malah, hahaha
Duh berat ya tugas menjadi ibu *langsung keinget ibu di rumah
Jadi kangen ibunya Anin mbak.. Udah bertahun-tahun ga bisa ketemu..
Pengorbanan ibu itu memang priceless ya mbak, ga bakal bisa tergantikan..
Aaaah baca ini jadi kangen Mamaku :') Ibu kadang mengesampingkan kebahagiannya demi kebahagiaan anak-anaknya ya Kak katanya, jadi gapapa banget kalau Ibu sesekali me time untuk kebahagiannya 🙂