Hai pembaca riafasha! Apa kabarnya? Semoga dalam kondisi sehat ya.

Di postingan kali ini, aku mau berbagi info mengenai scrum process untuk produk. Apa sih scrum? Istilah ini biasa digunakan oleh startup yang memulai pengembangan produk atau layanan. Biasanya startup mengembangkan model bisnis yang dapat menjawab kebutuhan dan permasalahan yang ada di pasar dengan cepat. 

Namun untuk mengembangkan sebuah produk tentu tak akan lepas dari kendala baik dalam sisi teknis maupun non teknis. Kendala teknis yang biasa ditemukan misalnya menemukan platform seperti Google, sedangkan masalah non-teknis biasanya berkaitan dengan sumber daya dan metode pengembangan yang bersifat agile. 

scrum process untuk produk startup

Scrum, Cara untuk Mengatasi Kendala Pengembangan Produk

Nah, lalu bagaimana cara startup untuk mengatasi kendala yang bersifat berinteraksi dengan sesama manusia? Terutama, untuk menghindari kendala dalam komunikasi agar mampu  memaksimalkan performa anggota sebuah tim secara internal? 

Salah satu cara yang sering dilakukan oleh startup adalah scrum.  Bahkan perusahaan besar seperti Google, Netflix, Spotify dan Microsoft sudah menggunakan Scrum lho! Bahkan saat ini, startup pun telah mengadopsi kerangka kerja tersebut.

Salah satu cara untuk menerapkan metode agile pada proses bisnis adalah dengan menggunakan Scrum. Caraini dikenalkan pada awal tahun 1990-an.  Scrum bukan merupakan sebuah proses teknik, ataupun metodologi, melainkan kerangka kerja dimana startup dapat menggunakan bermacam proses dan teknik di dalamnya. Singkatnya, Scrum merupakan kerangka kerja sederhana yang digunakan untuk mengembangkan produk.

Scrum biasa digunakan dalam sebuah manajemen proyek dan pengembangan produk di startup. Keseluruhan prosesnya bersifat fleksibel dan berbasis data. Setiap kegiatan yang dilakukan di dalam Scrum harus menghasilkan sebuah produk atau solusi yang bisa teruji.

Dalam Scrum ada beberapa hal yang menjadi prinsip utama yang harus dijalankan yaitu:

  • Transparansi: setiap anggota tim harus mengetahui kesulitan yang dialami oleh tim lain tapi tidak perlu intervensi, namun menyiapkan hal yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan itu.
  • Inspeksi : melakukan pengecekan pekerjaan dengan skema point to point atau bit by bit. Juga dilakukan sedikit demi sedikit dan diperhatikan bagaimana hasilnya.
  • Adaptasi : setiap anggota tim tidak berfokus pada satu hal, jika sesuatu tak berjalan sesuai rencana, harus pindah dengan cara yang lain agar berhasil.

Anggota Tim dalam Scrum

Anggota tim dalam scrum bertugas mengembangkan dan merilis produk startup. Idelanya terdiri dari 5-9 individu yang kolaboratif dan bisa berbagi peran agar masalah bisa diselesaikan. 

1. Owner

Owner adalah orang yang punya pengetahuan tentang pengguna atau konsumen. Dia juga mempunyai visi pengguna yang ingin dicapai melalui produk tersebut. Owner memastikan tim ada di jalur yang benar dengan mengelola dan memprioritaskan item dalam product backlog.

2. Scrum Master

Scrum master adalah fasilitator yang membantu scrum practitioner mencapai kinerja yang maksimal. Kehadiran scrum master untuk memastikan seluruh proses diikuti dengan baik tanpa hambatan.

3. Development Team

Tim pengembangan merupakan tim inti scrum. Tim development punya otoritas untuk memutuskan bagaimana menyelesaikan sebuah tugas, tools dan teknik yang digunakan serta menentukan biaya yang harus dikeluarkan.

Mengenal Scrum Artifacts

Selanjutnya ada istilah yang dikenal sebagai scrum artifacts. Artefak adalah tools yang digunakan oleh praktisi scrum untuk membuat produk yang baik dan meningkatkan visibilitas dan efektivitas komunikasi.

1. Product Backlog

Product backlog merupakan tahap pertama Scrum untuk product developer yang mesti kamu pahami. Semua anggota tim terlibat dalam proses product backlog. Tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan daftar persyaratan proyek tentang deskripsi singkat fungsionalitas yang diinginkan dari sebuah produk.Biasanya pemilik proyek akan menentukan skala prioritas dalam pengerjaan bagain-bagian terkecil tersebut yang menghasilkan to do list. 

2. Sprint Backlog

Hampir mirip dengan product backlog, hanya saja sprint backlog berisi tugas-tugas yang perlu dilakukan tim untuk mengerjakan fitur selama sprint. Product backlog tadi harus diperhatikan oleh tim Scrum untuk dilakukan perencanaan. 

3. Burn Chart

Dalam jangka waktu ini, para pengembang fokus mencapai target tertentu. Pada fase ini semua tim berkumpul untuk mengidentifikasi tugas masing-masing. Selain itu, jadwal rilis dari masing-masing tim pun dibicarakan di sini. Ini membantu tim memahami hubungan antara waktu dan cakupan tugas. Burn chart menampilkan berapa banyak tugas tersisa yang harus dilakukan. Ketika tim bekerja dengan baik dan efektif, burn chart juga seharusnya menurun.

4. Task Board

Task board adalah sebuah pengingat yang terlihat oleh siapapun di dalam tim, sehingga semua anggota tim tahu tugas mana yang sedang dikerjakan dan oleh siapa.

5. Definition of Done (DoD)

Pengertian dari “done” berarti mengaplikasikannya pada tugas dan user story. Seluruh anggota tim harus memiliki pengertian yang seragam soal “done”.

Metodologi dengan scrum merupakan salah satu metode terbaik untuk startup demi memecahkan masalah dan mencapai kesuksesan pengembangan produk. Jangan lupa untuk terus melakukan inovasi agar mendapatkan hasil terbaik.

Bagikan postingan ini :)

riafasha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *