Bayi pada usia 6-12 bulan mudah terkena gejala ruam popok. Salah satunya karena penggunaan popok bayi yang baru lahir. Ketika kamu tidak memperhatikan popok, bayi berisiko mengalami ruam popok.

Untuk mengatasi ruam popok, kamu bisa mengganti popok yang ukurannya pas dan memiliki daya serap tinggi. Untuk mengetahui kualitas daya serap popok, kamu bisa menuangkan air pada permukaan popok lalu lap dengan tisu.

Sebagai informasi, popok sering jadi penyebab bayi terkena ruam pada popok bayi. Adanya ruam popok membuat bayi tidak nyaman sepanjang hari. Kasihan kan kalau bayi rewel sepanjang hari karena tidak nyaman.

Apa itu ruam popok bayi?

Agar dapat menghindari ruam popok bayi, kamu perlu tahu apa itu ruam bayi. Serta bagaimana ruam bayi dapat muncul.

Ruam popok pada bayi adalah peradangan di kulit bayi pada area yang tertutup popok. Gejala ini muncul karena reaksi kulit yang bersentuhan dengan urine dan feses terus-menerus. Bentuknya adalah ruam berwarna merah pada kulit bayi.

Mengapa ruam popok bayi bisa muncul?

Ada berbagai faktor penyebab ruam popok bayi, yaitu

  1. Pemakaian popok yang tidak sesuai ukuran bayi
  2. Penggunaan popok yang tidak tepat
  3. Kulit bayi basah dan
  4. Terlambat mengganti popok
  5. Kulit sensitif
  6. Infeksi bakteri dan jamur

Macam-macam ruam popok bayi

Dr. Jessica Foulds dalam pedscases.com, terdapat berbagai macam-macam penjabaran ruam popok bayi. Berikut adalah macam-macam ruam popok

Dermatitis kontak iritan

Pada jenis ini, ruam popok terjadi akibat area sekitar popok yang lembab dengan kontak. Selain itu, gesekan yang terlalu lama membuat iritasi pada kulit sensitif.

Ruam jenis ini juga terjadi ketika memakai sabun beraroma maupun keras, tak lupa dengan bahan kimia maupun deterjen.

Dermatitis kandidiasis

Dermatitis kandidiasis adalah ruam popok bayi akibat bakteri candida albicans. Ruam jenis ini punya ciri-ciri berwarna kemerahan. Selain itu, kulit terasa lembut ketika disentuh.

Gejala ini biasanya terjadi pada dari lipatan antara perut dan paha, lalu menyebar dari sana.

Impetigo

Gejala ini muncul karena infeksi bakteri staphylococcus pada kulit. Tanda dari terkena infeksi ini adalah luka besar bernanah yang mengeluarkan cairan kekuringan. Setelah itu, kemudian mengeras.

Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik merupakan ruam bayi yang umum terjadi. Gejala ini disebabkan oleh disfungsi kelenjar sebasea.

Ruam ini muncul dengan bercak warna salmon-pink dengan sisik kuning di area popok. Walau ada di area popok, ruam ini bisa menyebar ke wajah, leher, hingga belakang telinga

Tips untuk menghindari ruam popok bayi

Agar bayi terhindar dari ruam popok, kamu bisa melakukan cara-cara berikut ini.

1. Ganti popok secara berkala

Berdasarkan penelitian dari Skin Therapy Letter, setiap 3-4 jam sekali popok bayi harus diganti. Selama mengganti popok, keringkan area tersebut lalu kenakan popok ketika pantat bayi benar-benar kering.

2. Pilihlah popok bayi yang sesuai

Pilihlah popok yang mampu menyerap cairan dengan sempurna. Dengan popok yang punya daya serap tinggi mampu menjaga kulit agar tidak lembab.

Untuk alasan kenyamanan bayi, kamu bisa gunakan popok putih polos. Terutama bayi yang alergi pada warna popok bayi.

3. Bilas pantat bayi dengan air hangat

Gunakan air hangat untuk membilas pantat bayi. Kamu bisa memakai air dari wastafel, bak mandi, maupun memasak air, serta gunakan bola kapas.

Sebagai pelengkap, kamu bisa memakai minyak untuk membersihkan kotoran dan pantat bayi. Sebelum memakai minyak, perhatikan juga apakah bayi punya alergi pada minyak.

4. Hindari penggunaan bedak bayi

Pada daerah popok, bedak bayi dapat bercampur dengan urine dan keringat sehingga menyebabkan iritasi dan lembab pada daerah popok.

Selain itu, partikel pada bedak bayi berpotensi masuk ke paru-paru dan mengganggu sistem pernafasan.

5. Sediakan popok yang berukuran lebih besar dari sebelumnya

Penggunaan popok bayi yang terlalu ketat membuat kulit jadi lembab karena tidak ada ruang yang tersisa di sekitar area popok.

Untuk menyediakan ruang di area tersebut, pilih popok yang berukuran lebih besar dari ukuran yang pas.

Dengan memakai popok yang sedikit longgar mampu memberi nafas pada kulit sehingga mengurangi iritasi serta kelembaban yang menyebabkan ruam pada bayi.

Untuk pemakaian popok longgar, kamu tidak perlu menyiapkan setiap saat. Cukup pada kondisi tertentu seperti malam hari ketika bayi tidur. Tujuannya untuk mengurangi kelembaban.

6. Berikan jeda penggunaan popok bayi

Salah satu penyebab ruam bayi adalah ketika bayi keseringan memakai popok. Sedangkan, bayi tidak perlu memakai popok setiap hari.

Dalam sehari, biarkan kulit bayi mendapatkan udara dari lingkungan. Seandainya ingin membersihkan kotoran, baringkan bayi diatas handuk berukuran besar. Awasi si bayi jika ia buang kotoran maupun pipis.

7. Gunakan salep secara teratur

Jika bayi sering ruam, gunakan salep secara teratur. Oleskan salep pada ruam saat mengganti popok.

Mengapa menggunakan salep? Salep yang mengandung zinc oxide terbukti ampuh mengatasi ruam popok bayi.

8. Cuci tangan setelah mengganti popok bayi

Jangan lupa mencuci tangan setelah mengganti popok bayi. Dengan mencuci tangan dapat mencegah bakteri atau jamur hinggap di kulit bayi.

Kesimpulan

Ruam popok bayi terjadi pada usia 6-12 bulan. Pemilihan popok yang tepat mampu mencegah terjadinya ruam popok bayi. Gunakan popok Makuku demi kenyamanan bayi tersayang.

Bagikan postingan ini :)

riafasha

1 Komentar

  1. Bener banget, sering kali si kecil mengalami ruam karena gak cocok atau alergi sama popok. Jadi harus lebih memperhatikan sih agar si kecil gak terkena ruam dan harus pandai-pandai memilih popok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *