waspada dystonia kepala sering bergetar sendiri

Pernah nggak sih teman-teman mengalami tubuh bergetar secara tiba-tiba? Kalo saya sih pernah di bagian tangan jika terlalu lelah saat banyak kerjaan menulis. Ternyata beberapa orang juga sering mengalami kepala bergetar loh! 

Dalam istilah kedokteran penyakit ini disebut Dystonia. Jika kamu mengalaminya sebaiknya perlu waspada karena Dystonia merupakan sebuah kondisi medis yang ditandai oleh adanya gangguan pergerakan otot. Jadi otot akan berkontarsi berulang-ulang tanpa sadar. Kondisi ini bisa terjadi pada salah satu bagian tubuh bahkan seluruh tubuh. Akibat gerakan otot ini, penderita distonia yang parah kadang memiliki tubuh yang aneh dan mengalami gemetar.

Penyebab Kepala Bergetar Karena Dystonia

Dystonia terjadi karena ada perubahan komunikasi antar sel saraf pada beberapa bagian otak. Kepala yang sering bergetar karena dystonia bisa jadi merupakan tanpa dari penyakit serius antara lain:

Gangguan sistem saraf seperti Penyakit Parkinson, Tumor otak , lumpuh otak, stroke dan multiple sclerosis

Penyakit Huntington

Penyakit Wilson

Kekurangan oksigen

Reaksi terhadap obat tertentu seperti obat mengobati skizofrenia dan antikejang

Infeksi seperti tuberkolosis, HIV  danensefalitis

Jika seseorang mengalami dystonia akan punya gejala yang bervariasi sesuai dengan bagian tubuh yang terkena seperti kedutan, gemetar (tremor) anggota tubuh pada posisi yang tidak biasa misalnya leher jadi miring, kram otot, mata berkedip tanpa kendali, gangguan bicara dan menelan.

Mengenali Jenis-Jenis Dystonia

Selain kepala bergetar, dystonia juga bisa menyerang bagian tubuh lainnya. Dsytonia mungkin akibat dari mutasi genetic yang disebut dystonia primer atau gangguan karena obat atau dystonia sekunder. Beberapa jenis dystonia yang biasa terjadi yaitu :

1. Dystonia servikalis/tortikolis. Tipe ini adalah dystonia paling umum yang terjadi pada usia paruh bayi. Dystonia servkalis menyerang bagian otot leher dan menyebabkan kepala berputar dan berbalik, rasa tertarik kedepan ataupun kebelakang tanpa disadari.

2. Dystonia cranial yang mempengaruhi otot wajah, leher dan kepala

3. Blepharospasm yang mempengaruhi bagian mata. Biasanya mata akan berkedip tak terkendali. Kejang menyebabkan kelopak mata menutup secara tak sengaja dan bisa menjadikan seseorang buta secara fungsional

4. Dystonia tardive yang disebabkan oleh reaksi obat dengan gejala yang hanya sementara dan bisa diobati dengan obat

5. Dystonia spasmodic yang menyerang otot tenggorakan

6. Dystonia paroksismal bersifat episodic yang hanya terjadi saat serangan. Selebihnya orang tersebut dalam kondisi normal

7. Dystonia oromandibular yang membuat kejang pada rahang, bibir dan otot lidah

8. Dystonia torsio yang sangat jarang terjadi dan memengaruhi seluruh tubuh. Gejala umum muncul saat anak-anak dan kemungkinan diwariskan dari orang tua yang disebabkan oleh mutasi pada gen DYT1

9. Kram penulis (writers cramp) yang terjadi saat menulis dan memengaruhi otot tangan atau lengan bawah

Walau terlihat tak berbahaya, sebaiknya jangan disepelekan karena gejala dsytonia seperti kepala bergatar dapat berkembang jadi lebih parah.  Beberapa komplikasi yang dapat dialami oleh penderita dystonia seperti kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari karena memiliki hambatan dalam bergerak, kesulitan menelan atau berbicara, kesulitan dalam melihat, gangguan kecemasan dan depresi. Jika kepala terlalu sering bergetar karena dystonia tentu juga akan membuat kepala jadi lebih mudah pusing dan sulit berkonsentrasi dalam melakukan aktivitas.

Pengobatan Kepala Bergetar

Jika kepala bergetar dengan getaran ringan mungkin dan intensitas yang sedikit mugkin tidak memerlukan perawatan khusus. Namun jika getaran di kepala sampai mengganggu kemampuan dalam aktivitas sehari-hari, mungkin kita perlu mempertimbangkan perawatan dengan obat dan berkonsultasi langsung dengan dokter. 

Perlu diketahui bahwa tubuh bergetar karena dystonia adalah sebuah kondisi yang tidak bisa disembuhkan. Pertolongan medis bisa mengurangi gejala dan tingkat keparahannya.

Beberapa pengobatan yang biasanya disarankan antara lain adalah suntukan botox untuk menghambat senyawa penyebab kekauan otot, obat-obatan sesuai dengan penyebab penyakit dystonia, fisioterapi, pijat atau peregangan otot untuk meredakan nyeri otot. Dan jika cara pengobatan lain tidak membuatkan hasil biasanya dokter akan menyarankan operasi stimulasi otak dalam dan operasi dnervasi selektif.

Jika teman-teman mengalami gejala seperti dystonia sebaiknya segera konsultasi dengan dokter yang ahli. Di masa pandemic covid 19 memang cukup kesulitan sih untuk menemui dokter secara langsung. Jadi teman-teman bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di Halodoc. 

Di halodoc kita bisa ngobrol dan diskusi langsung dengan dokter ahli melalui chat atau voice/video call kapan dan dimana saja tanpa perlu keluar rumah. Selain itu jika dokter memberikan resep, kita bisa beli obat dan langsung di antar ke rumah. Saya pun udah pernah coba loh konsultasi online dengan dokter di halodoc untuk pengobatan alergi anak saya. Dokternya ramah dan analisanya tepat. Nah yang ingin konsultasi langsung dengan dokter ahli bisa download aplikasi Halodoc di app store atau google play!

Referensi:

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Dystonia

https://www.halodoc.com/artikel/inilah-9-jenis-dystonia-yang-perlu-diwaspadai

Bagikan postingan ini :)

riafasha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *