Ibu-ibu datang dengan mengenakan sarung dan tingkuluak (penutup kepala khas minang) menenteng serbet yang diikat berisi beras ketan. Sebagian membawa ayam hidup hasil ternaknya, kelapa tua, dan nangka muda. Sebagian lain menyelipkan sedikit uang di tangan amak, ibu mertuaku. Di luar rumah, tungku kayu mengeluarkan asap. Tercium aroma menggugah selera dari aneka masakan khas minang. Aku bisa melihat dari kejauhan kuah merah santan dengan wangi rempah mendidihkan daging kambing. Dua orang tetangga amak bergantian mengaduk dengan spatula kayu yang cukup panjang. Sedang bapak-bapak beristirahat di hamparan rumput, menyeruput kopi dan menikmati konji (dodol kacang) setelah lelah menyembelih kambing untuk aqiqah…