Saya kaget sekaligus bangga saat melihat foto Okta di Instagram. Saat itu, Okta sedang bersiap untuk mengirimkan produk nya Kerupuk Ke’Ite Kaur ke Malaysia. Beberapa kali berjumpa saat acara literasi digital, saya melihat potensi luar biasa pada anak muda ini. Tak menyangka, kini usahanya kian maju dan terus berinovasi hingga menjangkau pemasaran luar negeri.

“Unik dan Inovatif” sepertinya layak disematkan untuk produk UMKM kebanggaan Provinsi Bengkulu ini. Okta memang melihat potensi hasil laut dari Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu yaitu Gurita. Sebagai komoditas utama, gurita selama ini seringkali diolah menjadi produk gurita kering dan produk kuliner.

Meskipun gurita kering cukup diminati, banyak juga wisatawan yang berharap bisa mencicipi langsung snack dari gurita atau membawa oleh-oleh yang menggambarkan Bengkulu sebagai daerah maritim untuk teman dan keluarga mereka.

Lalu muncullah ide untuk mengolah gurtita menjadi kerupuk sehingga bisa dinikmati langsung dan dibawa kemana-mana dengan praktis. Ia namakan kerupuk ke’ite (artinya kerupuk gurita). Okta percaya dengan inovasi dan kekuatan gurita sebagai hewan laut yang kaya akan nutrisi membuat produk kerupuk gurita bisa diterima oleh masyarakat.

Learning by Doing, Tidak Ada Kata Menyerah untuk Belajar

Sebagai owner, Okta memang mencurahkan seluruh kemampuannya untuk pengembangan Kerupuk Ke’ite Kaur. Sebagai pemula dalam dunia bisnis, banyak hal yang ia pelajari hingga akhirnya bisa memperkenalkan produk kerupuk gurita kepada masyarakat.

Learning by doing, itulah salah satu kunci utama kenapa ia tetap semangat untuk berkecimpung di bisnis kuliner ini. Berbekal ilmu dari pendidikan dan pengalamannya sebagai Duta Bahasa Bengkulu, Okta mengawali bisnis ini dengan melakukan riset mengenai produk yang diminati oleh orang-orang. Lalu mengikuti banyak pelatihan, seminar, dan pendampingan untuk memantapkan pengetahuannya.

Okta saat mengikuti Bootcamp Finalis Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) Kemenparekraf RI 2023

Saya ingat pernah juga bertemu Okta saat ada pelatihan wirausaha tahun 2021. Meskipun banyak usaha yang gulung tikar saat itu karena dampak pandemi covid, Okta malah mulai merintis usahanya. Ia memang melihat peluang ditengah kesulitan yang ada.

Mungkin kita masih ingat, bagaimana badai corona mengubah cara hidup masyarakat termasuk pola berbelanja. Okta memanfaatkan peluang digital untuk memasarkan produknya melalui media sosial dan e-commerce. Sehingga meskipun usaha rumahan ini masih kecil-kecilan, corona tidak menghalangi bagaimana produk ini bisa sampai ke tangan pelanggan di seluruh Indonesia.

Setelah yakin untuk memproduksi produk kerupuk gurita. Okta terus belajar untuk membuat produknya menarik dan meningkatkan penjualan. Dari segi desain Okta menggunakan warna cerah merah-kuning untuk memikat secara visual. Ada gambar gurita yang juga menggemaskan dan gambar kerupuk gurita. Selain itu untuk menyesuaikan lidah masyarakat Indonesia yang suka pedas, selain rasa original kerupuk gurita juga tersedia dengan rasa balado spesial.

Tantangan Pemasaran

Bagaimana agar produk ini lebih dikenal? Sebagian pemilik usaha mungkin menghadapi tantangan tersebut. Okta pun mengalaminya. Tapi ia terus semangat untuk melakukan kolaborasi dan kerjasama dengan banyak outlet di Bengkulu. Kerja kerasnya membuahkan hasil. Saat ini setidaknya ada 16 outlet d Bengkulu yang sudah memasarkan kerupuk ke’ite kaur.

Okta juga tak berpuas diri. Usahanya telah mengantongi legalitas dan mendapatkan sertifikasi halal sehingga dalam perjalanannya memasarkan produk menjadi lebih lancar.

Selain cara offline dengan menitipkan ke outlet, Okta juga mengencangkan promosi produk melalui media digital (media sosial, website, dan e-commerce) untuk pemasaran online.

Kerupuk Keite Kaur memiliki sosial media yang aktif membagikan konten di Instagram maupun Tiktok. Bukan hanya informasi, maupun harga produk. Okta juga bekerjasama dengan creator Bengkulu untuk menjangkau pelanggan lebih banyak dan membuat pemasaran nya lebih terlihat soft dan menggugah.

Menjaga Kepercayaan Pelanggan dengan Pengiriman yang Baik

Mempertahankan pelanggan setia juga jadi tantangan. Untuk itu Okta berusaha untuk menjaga kualitas dari produk kerupuk gurita miliknya. Terutama dari bahan-bahan yang digunakan. Gurita yang menjadi bahan utama dipilih dari gurita segar dari laut yang ada di Provinsi Bengkulu.

Ia juga memastikan setiap produk yang sampai di tangan pelanggan telah melewati produk pengecekan sehingga mengurangi komplain atau produk diretur kembali.

Tentu saja untuk memastikan produk tiba dengan selamat, baik Kerupuk Ke’ite Kaur maupun produk UMKM Bengkulu lainnya harus menggunakan jasa pengiriman yang sudah dipercaya.

Saya melihat Okta benar-benar mengemas produknya dengan baik sebelum dikirim untuk pelanggan di seluruh Indonesia. Di salah satu postingan Instagram kerupuk keite kaur, saya melihat produk dibungkus dengan kardus dan dilapisi oleh buble wrap lalu diserahkan ke jasa pengiriman JNE yang sudah dikenal aman untuk pengiriman produk makanan di seluruh Indonesia.

Okta juga menceritakan ia telah lama menggunakan jasa #JNE untuk keperluan pengiriman Kerupuk Keite di Indonesia baik itu pembelian melalui titktok, Instagram maupun marketplace. JNE memang memiliki banyak outlet di kota Bengkulu dan UMKM juga bisa memanfaatkan layanan jemput paket ke rumah untuk memudahkan pemilik usaha. Lebih hemat waktu bukan. Dan sejauh ini pengiriman melalui JNE aman dan cepat sampai ditangan pembeli. Wajar saja banyak UMKM yang memilih layanan JNE untuk pengiriman produk usahanya.

Gasss Terus Kreativitasnya

Telah banyak mendapatkan pesanan dari seluruh Indonesia. Okta tak berhenti mengencangkan semangatnya. Okta tetap membagi energinya untuk belajar dengan mengikuti beberapa seleksi dan pembinaan untuk UMKM. Salah satunya mengikuti program bangga buatan Indonesia (BBI). Dari ratusan UMKM yang ada di Provinsi Bengkulu, Kerupuk Ke’Ite Kaur terpilih menjadi 30 UMKM terbaik untuk mendapatkan coacing demi peningkatkan omset usaha.

Okta belajar dengan tekun dan mengikuti coaching dengan sebaik-baiknya. Hingga kabar baik itu tiba. Produknya terpilih untuk dipamerkan di Malaysia bersama 29 UMKM lainnya. Tak sampai disitu, saat di Malaysia, ada peminat kerupuk gurita yang ingin memborong semua produknya.

Ketertarikan itu berlanjut hingga akhirnya Okta melakukan ekspor perdananya ke Malaysia pada Februari 2024. Sebuah hadiah untuk kerja kerasanya setelah hampir 3 tahun berkecimpung di dunia usaha, yang tak akan dia dapatkan tanpa semangat pantang menyerah, kreativitas dan inovasi.

Ia berharap, akan ada ekspor-ekspor selanjutnya ke negara lainnya hingga Keripik Ke’ite kaur bisa mendunia.

JNE untuk UMKM Maju

Energi, semangat, dan inovasi untuk maju yang diperlihatkan Okta mengingatkan saya pada ekspedisi kebanggaan Indonesia yaitu JNE. Telah membersamai masyarakat dan UMKM seluruh Indonesia selama 33 tahun.

Saya ingat, JNE kerap memberikan pelatihan agar usaha kecil dan menengah bisa terus bertumbuh. Salah satu yang paling berkesan adalah kegiatan Gollaborasi Binsis Online Online yang diadakan di 59 Kota di Indonesia termasuk untuk masyarakat Bengkulu.

Kegiatan itu menghadirkan owner UMKM yang telah sukses di usahanya sehingga memotivasi peserta untuk tetap semangat dan melihat kesulitan menjadi peluang serta memanfaatkan kemudahan dari JNE.

Saya melihat peran JNE yang cukup krusial bagi pebisnis di Bengkulu karena pergerakan logistik menjadi kompenen penting seiring meningkatnya belanja online masyarakat.

JNE juga terus memberikan kemudahan dan kolaborasi untuk UMKM baik itu berupa workshop, gratis ongkir, free pick up barang, tarif pengirman khusus, hingga program apresiasi melalui JLC. JLC ini ini merupakan JNE Loyality Card Dimana setiap pengiriman barang, pelanggan akan mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan hadiah yang tersedia.

Aplikasi MyJNE juga memudahkan UMKM untuk melakukan pelacakan kiriman, memeriksa tarif hinge menemukan Lokasi cabang JNE terdekat. Dengan kemudahan pelacakan kiriman dan pemeriksaan tarif akan membantu UMKM untuk memastikan kepada pelanggan berapa ongkos kirim dan kepastian kapan produk akan diterima.

Begitu juga dengan marketplace, saya mengakui JNE benar-benar  #ConnectingHappiness mendukung UMKM dan untuk maju karena hampir di setiap marketplace maupun media sosial commerce, JNE selalu ada sebagai salah satu jasa pengiriman. Tarif harga yang bersahabat dan pelayanan yang maksimal membuat saya dan masyarakat Indonesia memilih JNE untuk jadi jasa pengiriman yang dipercaya.

Saya percaya, #JNE33Tahunbukanlah waktu yang singkat bagi perusahaan seperti JNE. Pastilah banyak tantangan yang harus dihadapi untuk tetap bertahan, terus maju membantu masyarakat juga UMKM di Indonesia.

Dengan inovasi di tahun ke-33nya, saya berharap JNE tak berpuas diri dan semakin memperbaiki kualitas layanannya dan #GasssTerusSemangatKreativitasnya. Semakin Maju dan Bertumbuh.

#JNEContentCompetition2024

Bagikan postingan ini :)

riafasha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *