Kesehatan

Pencegahan Stroke dan Cara Penanganannya

Stroke menjadi salah satu penyakit yang sangat serius dan dapat mengancam nyawa seseorang. Bahkan menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stroke adalah penyebab utama kematian kedua di dunia, dan sering kali menyebabkan kecacatan jangka panjang.

Saya pernah mendapati keluarga yang awalnya terlihat baik-baik saja, tiba-tiba terjatuh dan mengalami stroke seluruh tubuh. Tentu saja kejadian itu membuat anggota keluarga lainnya shock dan makin aware dengan penyakit stroke.

Namun, meskipun stroke merupakan penyakit yang mematikan, banyak kasus stroke yang sebenarnya dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup dan pengelolaan kondisi medis yang tepat.

Untuk itu, penting bagi kita semua untuk memahami cara-cara pencegahan stroke dan bagaimana pengobatannya agar kualitas hidup tetap terjaga, baik sebelum maupun setelah terjadinya stroke.

Mengenal Apa Itu Stroke?

Stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu, baik karena pembuluh darah yang pecah (stroke hemoragik) atau pembuluh darah yang tersumbat oleh gumpalan darah (stroke iskemik). Kekurangan aliran darah ini menyebabkan sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi, yang mengakibatkan kerusakan otak dalam waktu singkat.

Gejala stroke bisa bervariasi tergantung pada bagian otak yang terkena. Beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Mendadak terasa mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau kaki, terutama pada satu sisi tubuh.
  • Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan orang lain.
  • Penglihatan kabur atau hilang pada salah satu atau kedua mata.
  • Pusing, kehilangan keseimbangan, atau koordinasi tubuh yang buruk.

Bagaimana Mencegah Penyakit Stroke?

Sebelum terjadi, lebih baik mencegah penyakit stroke dengan menjalani pola hidup sehat seperti berikut ini

1. Mengelola Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama terjadinya stroke. Tekanan darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Oleh karena itu, menjaga tekanan darah dalam batas normal (sekitar 120/80 mmHg) sangat penting. Anda bisa melakukannya dengan mengurangi konsumsi garam, rutin berolahraga, serta menghindari stres berlebihan.

2. Menjaga Kolesterol dalam Batas Normal

Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding pembuluh darah, yang akhirnya dapat menyumbat aliran darah ke otak. Mengonsumsi makanan sehat seperti buah, sayuran, biji-bijian, dan ikan berlemak yang kaya omega-3 dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Jika Anda sudah memiliki kadar kolesterol yang tinggi, dokter mungkin akan meresepkan obat penurun kolesterol.

3. Menghindari Merokok dan Alkohol

Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan risiko stroke secara signifikan. Merokok merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan pembekuan darah, sedangkan alkohol dalam jumlah yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol adalah langkah yang sangat efektif dalam pencegahan stroke.

4. Rutin Berolahraga

Olahraga teratur sangat baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Dengan berolahraga, Anda bisa menjaga berat badan ideal, menurunkan tekanan darah, serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Cobalah untuk melakukan aktivitas fisik seperti berjalan cepat, berenang, bersepeda, atau jogging setidaknya 30 menit setiap hari.

5. Mengelola Diabetes

Diabetes yang tidak terkontrol juga berisiko meningkatkan terjadinya stroke. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan penumpukan plak. Oleh karena itu, penting bagi penderita diabetes untuk rutin memeriksa kadar gula darah dan mengikuti anjuran dokter mengenai pengelolaan penyakit ini.

6. Mengurangi Stres

Stres kronis bisa meningkatkan risiko stroke, terutama jika disertai dengan kebiasaan buruk seperti merokok atau makan makanan tinggi lemak. Luangkan waktu untuk relaksasi, meditasi, atau aktivitas yang dapat menenangkan pikiran.

Pengobatan dan Penanganan  Penyakit Stroke

Bagaimana jika penyakit stroke tetap datang kepada kamu atau anggota keluarga? Nah jika itu terjadi dibutuhkan penanganan medis yang cepat dan tepat untuk mencegah kerusakan otak yang lebih parah.

Pengobatan stroke bergantung pada jenis stroke yang dialami pasien.

  • Stroke Iskemik

Pada stroke iskemik, di mana pembuluh darah otak tersumbat, pengobatan utama adalah dengan penggunaan obat pengencer darah seperti tPA (tissue Plasminogen Activator), yang bertujuan untuk melarutkan gumpalan darah. Selain itu, prosedur seperti trombektomi (pengambilan gumpalan darah) atau pemberian obat antikoagulan dapat digunakan untuk mengatasi penyumbatan.

  • Stroke Hemoragik

Pada stroke hemoragik, di mana terjadi pendarahan otak akibat pecahnya pembuluh darah, pengobatan lebih difokuskan pada menghentikan pendarahan dan mengurangi tekanan di dalam otak. Tindakan bedah mungkin diperlukan untuk mengangkat darah yang terkumpul atau memperbaiki pembuluh darah yang rusak.

  • Rehabilitasi Pasca Stroke

Setelah kejadian stroke, banyak pasien yang memerlukan rehabilitasi intensif untuk membantu pemulihan fungsi tubuh yang hilang. Rehabilitasi melibatkan terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi wicara, tergantung pada bagian otak yang terpengaruh. Proses ini bisa memakan waktu lama, tetapi dengan dukungan medis dan keluarga, banyak pasien yang dapat kembali menjalani kehidupan mereka dengan kualitas yang baik.

Untuk pengobatan penyakit stroke, kamu bisa menemui Spesialis bedah saraf yang ada di rumah sakit. Dokter Spesialis Bedah Saraf adalah dokter spesialis yang memiliki keahlian dalam mendiagnosis dan melakukan tindakan pembedahan terhadap pasien dengan gangguan sistem saraf, baik pada saraf pusat maupun saraf tepi.

Salah satu rumah sakit yang menyediakan dokter spesialis bedah saraf adalah RS EMC. Rumah sakit ini menjadi referensi banyak orang untuk penanganan stroke.

Stroke adalah penyakit yang berisiko tinggi, namun dengan pencegahan yang tepat dan pengelolaan faktor risiko, kita dapat mengurangi kemungkinan terjadinya stroke. Mulailah dengan menjaga gaya hidup sehat, mengelola kondisi medis seperti hipertensi dan diabetes, serta rutin berolahraga. Jika terjadi gejala stroke, segera cari pertolongan medis seperti menemui dokter bedah saraf. Ingat, penanganan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi dampak jangka panjang. Jangan tunda untuk menjaga kesehatan.

 

Bagikan postingan ini :)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *