Setiap hari aku melewati jalan menuju Pantai Jakat Bengkulu saat antar jemput anak. Di salah satu sisi jalan jelas tertulis larangan membuang sampah. Namun semakin aktif pemerintah daerah mengajak untuk tidak membuang sampah sembarangan, makin tak peduli pula masyarakat membuang sampah disana. Aneka ragam sampah berkumpul, paling banyak sampah rumah tangga.
Banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan ini diperparah karena sampah rumah tangga harian yang dihasilkan begitu tinggi. Kabarnya bahkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Sebakul di Bengkulu tak lagi mampu menampung sampah. Padahal sampah dari sisa makanan menjadi salah satu pemicu meningkatnya emisi karbon. Seolah kontras dengan misi pengentasan krisis iklim yang kini jadi salah satu prioritas negara bahkan dunia.
Aksi Orang Muda Menjaga Bumi
Di sisi lain, aku merasa bangga melihat geliat anak muda dan komunitas yang semakin peduli dengan isu perubahan iklim dan lingkungan. Kekuatan suara dan koneksi anak muda nyatanya mampu menggerakkan banyak pihak untuk ikut berkolaborasi dalam menjaga alam demi masa depan berkelanjutan penduduk bumi.
Pandawara salah satunya, kalian pasti tak asing dengan kelompok anak muda yang dikenal suka membersihkan kawasan penuh sampah. Menceburkan diri dalam lautan sampah hingga membuat sungai kembali mengalir dengan lancar, memberi inspirasi banyak pemuda lainnya untuk ikut bergerak menjaga bumi.
Mereka hanya salah satunya. Nyatanya banyak sekali orang muda yang bergerak secara terang-terangan maupun diam-diam bergerilya di daerah-daerah untuk membaktikan diri mereka pada keberlangsungan bumi.
Isu planet berkelanjutan dan layak huni bukan hanya tugas pemerintah saja. Anak muda punya kesempatan untuk berkontribusi mencari solusi masalah lingkungan yang tengah terjadi. Karena bagaimanapun juga ketika kehidupan manusia terancam, kehidupan anak muda yang akan meneruskan generasi pun berada dalam acaman.
Orang muda tersebut juga aku jumpai saat online gathering #EcoBloggerSquad dengan tema “Semangat Orang Muda Menjaga Bumi Indonesia”. Menghadirkan 3 narasumber muda yaitu Jaqualine Wijaya (CEO and Co-founder at Eathink), Cerli Febri Ramadani (Ketua Sentra Kreatif Lestari Siak – SKELAS), dan Amalya Reza (Manager Bioenergi at Trend Asia). Ketiganya berbagi pandangan mengenai isu perubahan iklim dan apa saja yang komunitas mereka lakukan sebagai bentuk kontribusi dalam menjaga bumi.
Peran Konsumen dalam Sistem Pangan yang Berkelanjutan
“Sistem pangan berkelanjutan (SFS) adalah sebuah sistem pangan yang memberikan keamanan pangan dan gizi untuk semua orang dengan cara sedemikian rupa dengan landasan ekonomi, sosial dan lingkungan agar menghasilkan ketahanan pangan dan gizi untuk generasi mendatang yang tidak terganggu.” – FAO, 2021.
Ka Jaqualine dari Eathink menyampaikan bahwa banyak aktor yang berperan dalam menuju system pangan berkelanjutan. Bukan hanya konsumen tetapi juga produsen dan distributor berperan agar nutrisi makanan tetap terjaga.
Bicara soal pangan berkelanjutan ada 3 isu utama yang menjadi focus yaitu sustainable agriculture (emisi di bidang pertanian juga cukup tinggi, pembukaan lahan dan deforestasi), nutritional challenge (bukan hanya soal stunting, tetapi juga keterjangkauan makanan sehat, malnutrisi dan overnutrisi), dan food loss & food waste ( banyaknya sampah makanan di rumah).
Data yang ada sungguh mengejutkan, bahwa sampah makanan berkontribusi besar sebagai sumber emisi bahkan 1/3 penyebab emisi adalah berasal dari makanan. Termasuk dalam aktivitas peternakan yang juga menyumbang karbon cukup besar.
Eathink sendiri menjadi sebuah Gerakan yang mengajak anak muda untuk mengurangi karbon yang dihasilkan dari proses pangan dengan membuat pilihan makanan yang lebih baik serta memberikan edukasi mengenai pangan berkelanjutan.
3 isu yang dipaparkan memberi kita pandangan tentang pentingnya peran kita untuk lebih bijak dalam mengelola dan mengkonsumsi makanan. Karena disi lain Indonesia masih menghadapi masalah malnutrisi dimana 30,8% anak dibawa lima tahun masih mengalami stunting dan 10,2 % anak masih mengalami Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk).
Sisa makanan yang terus menerus ditumpuk akan mengakibatkan masalah. Misalnya sampah organik yang menumpuk rentan terbakar dan ledakan gas metana.
Lalu apa yang harus konsumen lakukan?
- Mencoba hidup lebih sehat dan melakukan diet ramah lingkungan yang dapat mengurangi GHG emission dari penggunaan lahan, energi dan air
- Memperhatikan “food label” seperti komposisi dan gizi dan apakah bisa di daur ulang (ecolabel)
- Mencegah limbah makanan sampai ke pembuangan akhir dengan melakukan membuat meal planning dan pengelolaan sampah rumah tangga
- Memberikan edukasi kepada konsumen
Benarkah Bionergy Jadi Solusi Energi Terbarukan?
Trend Asia merupakan akronim dari Transformation of Energy and Sustainable Development Asia. Ka Amalya Reza (Manager Bioenergi at Trend Asia) mengungkapkan bahwa Trend Asia mempunyai beberapa focus isu yaitu mengenai energi, urban dan mendorong solusinya. Trend Asia mendorong agar adanya transisi energi fosil menjadi energi terbarukan. Selain itu juga mendorong bagaimana masyarakat bisa mengembangkan ekonomi berbasis komunitas (ecososionomic).
Beberapa program yang dilakukan diantaranya fusel fuels, bioenergy, renewable energy dan critical minerals.
Nah Ka Amalya memaparkan secara detail tentang penggunaan bioenergy yang diharapkan bisa menjadi solusi energi terbarukan untuk meninggalkan energi fosil.
Ada pertanyaan menarik, apakah Bionergy benar-benar bersih dan ramah lingkungan?
Bionergi sebenarnya sebuah bentuk energi (listrik/penghangat/transportasi) yang sumber energinya itu berasal dari material organic yang bisa terurai dari alam. Namun video yang diputar saat online gathering cukup mengejutkan. Penerapan bioenergy di Indonesia nyatanya memberikan masalah baru karena penerapan co-firing biomassa yaitu sebuah metode mencampurkan batubara dengan biomassa untu dibakar bersama. Jenis cofiring biomassa ini menggunakan pellet kayu.
Masalahnya bahan baku biomassa pellet kayu sangat besar dari hutan tanaman monokultor dengan nama “Hutan Tanaman Energi”. Seluruh aktivitas pembuatan pellet kayu ini akan melepas emisi gas rumah kaca ke atmosfer bumi termasuk pembukaan hutan dan lahan. Praktek cofiring ini membutuhkan lebih 10,2 juta ton per tahun biomassa pellet kayu. Trend Asia memprediksi setidaknya butuh lahan HTE paling sedikit 2,33 juta hectare. Sehingga program ini akan memungkinkan deforestasi besar-besaran yang berdampak pada hewan, tumbuhan dan Masyarakat lokal. Belum lagi total emisi yang dihasilkan diperkirakan 26,48 juta ton setara karbon dioksida per tahun.
SKELAS (Sentra Kreatif Lestari SIAK)
Selanjutnya ada Cerli dari Sentra Kreatif Lestari Siak – SKELAS, komunitas yang digerakkan orang muda untuk mengembangkan inovasi produk lokal melalui ekonomi kreatif untuk mewujudkan kelestarian alam dan budaya serta kesejahteran Bersama.
SKELAS bertujuan untuk melakukan promosi dan komunikasi dalam membangun narasi pusaka, pusat data dan informasi, inkubasi akselerasi dan aggregator.
SKELAS melakukan kolaborasi bersama pemerintah dalam program SIAK Hijau yang mengutamakan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.
Salah satu program unggulan SKELAS adalah KUBISA (Inkubasi Bisnis Lestari) yang memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha untuk mengembangkan produknya.
Melalui program inkubasi ini, UMKM berkesempatan membangun tata Kelola dan manajemen bisnis yang baik serta memastikan bisnisnya punya inovasi yang memiliki dampak sosial dan lingkungan.
Salah satu contohnya adalah produk sirup Puan Pina yang awalnya hanya sirup nanas kemasan biasa. Melalui proses inkubasi PUAN PINA di ubah menjadi inovasi minuman kaleng langsung minum. Dan menambah narasi bahwa nanas menjadi salah satu tanaman yang cocoh ditanam di lahan gambut dan menjegah kebakaran hutan dan lahan.
Apa yang dilakukan Eathink, Trend Asia dan SKELAS memberi inspirasi pada orang muda untuk lebih peduli pada keberlangsungan kehidupan di bumi. Kita pun bisa berkontribusi mulai dari hal-hal sederhana yang dimulai dari diri kita sendiri.
Tergoda sama minuman kaleng Puan Nina kayaknya seger banget deh. Luar biasa ya kegiatannya beneran aksi nyata dan menginspirasi, sukses
Sayangnya bio energi ini belum sampai ke daerah saya, Kak. Masih menggunakan BBM biasa nih
Saya agak jarang mendapatkan konten yang membahas isu soal food waste baik itu artikel / konten sosmed, setelah baca food waste salah satu hal yang tidak baik dan berdampak buruk ke lingkungan, sepertinya bisa mulai aksi dari diri sendiri buat menghabiskan semua makanan yang ada biar nggak jadi limbah food waste.
Aksi jaga bumi memang harus dilakukan oleh semua orang, termasuk orang-orang muda. Dan salut utk tindakan2 yg telah dilakukan oleh para orang muda utk jaga bumi tercinta ini.
Hai mba Ria. Semoga semakin banyak anak muda yang terinspirasi dengan keberlangsungan hidup ya mba. Dan aku setuju sekali kita bisa berkontribusi pada hal-hal sederhana untuk sama sama jaga bumi
Pemanasan global sudah terasa akhir-akhir ini dan dampaknya sangat merugikan bumi di masa-masa mendatang yang tak lama lagi. Saatnya kita semua bergerak peduli lingkungan melindungi bumi yang semakin tua dengan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan. Terutama soal pembuangan sampah dan pengelolaannya agar tidak menimbulkan masalah baru. Kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli? Ingat generasi penerus kita yang akan merasakan dampaknya..
Wah galfok sama Puan Pina, yang awalnya hanya sekedar sirup nanas, sekarang bisa langsung di minum, walaupun hanya lihat gambar nya, rasa segar nya sampai sini hehehe
Ilmu baru juga ternyata menanam nanas juga bisa melindungi tanah.
iya nih setuju, generasi muda harus terlibat dalam berbagai aksi mitigasi dan perubahan iklim termasuk mencegah laju perubahan iklim itu sendiri untuk menjaga keberlanjutan alam dan menciptakan masa depan yang lebih baik
Setuju kak Aie,
Maka penting dalam menjaga agar food waste tidak semakin banyak, dan ketahanan pangan kita juga tetap terjaga
Tiga tahun lalu saat ke Bengkulu saya melihat pantai-pantainya dihiasi sampah…padahal cantik pemandangannya huhuhu. Sungguh peran orang muda dalam jaga bumi kita seperti yang dilakukan Pandawara, Eathink, Trend Asia dan SKELAS bikin bangga dan memberi inspirasi pada yang lainnya untuk lebih peduli pada keberlangsungan kehidupan di bumi.
Aku berharap banget gerakan2 anak muda gini makin banyak pendukungnya, yg skelas itu jg harapannya bisa makin banyak terbentuk di daerah2 lain untuk jadi inspirasi masyarakat
Molly penasaran sama komunitas sekelas. Itu ada di riaukah? Soalnya siak itu tempat kerja adek. Jadi boleh nih mampir kalo ke sana
Betul, sejatinya pemuda adalah penerus dan penjaga kelestarian bumi ini. Btw, tentang bio energi memang belum banyak ya yang tahu dan juga belum merata. Sukses deh untuk semua yg berkontribusi untuk jaga bumi
Ternyata peran konsumen sangat besar pengaruhnya ya terhadap keberlangsungan bumi yang sehat. Yang penting lagi semakin banyak ide2 ramah lingkungan di berbagai produk yang dihasilkan produsen sehingga mempermudah konsumen utk memilih produk2 yang ramah lingkungan
Wah… ini keren banget ya aksi orang muda untuk tetap menjaga bumi. Semoga program-program berjalan lancar dan banyak juga orang muda yang terinspirasi untuk bersama-sama menjaga bumi.
Bagus juga ya kiprahnya Eathink, Trendasia dan Skelas untuk menjaga bumi. Generasi muda harus bisa menjaga kelestarian lingkungan. Food waste sih kayanya yang perlu disosialisasikan ke masyarakat karena masalah sampah ini perlu ditangani secara serius.
Food waste ngeri emang, kalau kita ngebuang makanan secara gak sadar udah menyia-nyiakan tenaga, waktu, air, energi yang dipakai buat menghasilkan makanan tersebut.
Salah satu “langkah kecil” tetapi berdampak besar buat lingkungan yang bisa dilakukan semua orang adalah memperhatikan makanan apa yang dimasak dan dimakannya ya supaya gak nimbun sambaph juga.
Seneng banget liat anak2 muda bikin gerakan peduli lingkungan seperti itu, semoga bisa menginspirasi yang lain utk bergerak juga.
Bioenergi yang ditunggu-tunggu jadi pengganti fosil, rupanya untuk PLTU kita malah merencanakan menggunakan co-fiiring. Duuh, miris.
Cocok ya
Selalu ada ide untuk anak muda menjaga bumi
Tidak perlu muluk-muluk
Buang sampah pada tempatnya dan memilah mana basah dan kering itu sudah langkah sederhana
Anak muda memang penuh inovasi.
Tapi kali ini bener-bener menginspirasi karena peduli dengan lingkungan. Rasanya jadi termotivasi untuk terus melakukan apa yang aku bisa dari mulai diri sendiri dan keluarga.
Ternyata pemanfaatan bioenergi pun gak serta Merta menuntaskan masalah ya. Ada aja problem-nya. Makanya dimulai dari yg mudah aja lah dg mengurangi emisi. Bisa dg antisipasi jangan sampai kebanyakan sampah rumah tangga, utamanya di sisa makanan. Sayang kan masak susah2, bahan baku mahal tapi makannya gak habis dan malah jd sampah
ternyata banyak juga ya fakta-fakta menarik seputar sampah makanan yang bisa mengganggu keseimbangan bumi. jujur sejak beberapa tahun terakhir saya juga mulai tergerak akan pentingnya isu lingkungan ini. Semoga sosialisasi seputar masalah lingkungan bisa terus digaungkan khususnya bagi para muda-mudi tonggak negara.
kita bersama harus menjaga bumi. bapak2 ibu2 anak2 muda-mudi, semua bisa peduli terhadap bumi. kita sendiri yang perlu merawat bumi. kurangin pembelian produk, habiskan makanan yang kita ambil, rawat tanaman di sekitar, menanam tumbuhan dan pohon, membawa kantong belanja, dsb.
selalu miris melihat fakta perubahan iklim yang terus kita rasakan setiap hari. Rasanya berat banget kalau harus melakukan perubahan sendiri. Tapi adanya komunitas seperti eathink dan skelas kita jadi merasa lebih bersemangat lagi.
Saya juga kenal Pandawara di TikTok, mereka keren banget. Bukan sekedar bikin konten tapi mereka benar serius melakukan aksi bersih2 hingga tuntas. dan paling keren mereka bisa menginspirasi anak muda lainnya. Kita pun di rumah kalau belum bisa terjun langsung membersihkan selokan atau sungai di sekitar kita, maka bisa melakukan langkah kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak membuang2 makanan dan lain-lain.
Namnay menarik, SKELAS, serasa semua ornag bisa bersama-sama dalam satu ruangan membicarakan hal yang sama, memunculkan inovasi dan kreativitas bersama termasuk dalam menjaga bumi
Semoga kita bisa benar-benar menjaga dan melindungi bumi kita tercinta. Semangat anak muda menginspirasi untuk kelestarian dan bumi yang lebih baik ke depannya. Aamiin
baru tahu nanas bisa menjegah kebakaran hutan dan lahan., ternyata semua makanan yang kita punya itu mempunyai manfaat ke lingkungan tapi kurang terekspos aja ya, ada yang jadi obat, masker, bahkan jadi pemandam kebakaran. Kalau gk salah ubi bisa juga deh
Ternyata, ada pengetahuan baru yang mengungkapkan bahwa bercocok tanam nanas juga memiliki manfaat dalam menjaga kelestarian tanah.
Aku sering bangettt ngeliat orang yang makanannya ga habis di restaurant. padahal itu sayang bangetttt! semoga kita semua bisa benar-benar aware dan peduli untuk bisa menjaga bumi kita tercinta yaa
kontribusi dari anak muda seperti trend asia, eatthink, SKELAS yang bisa mendongkrak perekonomian sekaligus menampar kebijakan pemerintah yang seenaknya mengizinkan hal-hal yang merusak lingkungan.
Aku sejak mengikuti webinar Eco Blogger Squad jadi memikirkan kembali, apa yang bisa aku lakukan untuk bumi dan menghindari sebisa mungkin kebiasaan buruk. Alhamdulillah, di lingkungan rumahku juga mulai pilah sampahnya lebih ketat, gak cuma sekedarnya. Jadi ketika semua bergerak bersama, in syaa Allah kita semua bisa jadi green warrior.
Bener deh, kita orang muda harus peduli sama bumi. Yuk, mulai dari hal kecil seperti daur ulang dan kurangi sampah plastik. Jangan lupa, bumi cuma punya satu, jadi kita harus jaga!
Jaga bumi ternyata memang harus dimulai dari diri sendiri. Aku termasuk orang muda apa orang tua ini? Tapi paling tidak terus menjaga bumi walau kecil kayak mengurangi plastik ya
Suka deh dengan orang muda yang berdaya dan kreatif begitu. Apalagi ini gak hanya untuk kepentingan segelintir orang, tapi untuk kelangsungan umat manusia di bumi. Semoga semakin banyak nih anak muda berdaya seperti ini. Bumi butuh orang-orang seperti ini.
Btw, iya banget deh, kita kudu banyak beralih ke bioenergi ini. Supaya bumi bisa pulih dari segala kerusakan akibat eksploitasi bahan bakar fosil.
Limbah makanan sepertinya sepele ya, tapi kalau diakumulasi masyarakat Indonesia yg jumlahnya banyak, bisa mempengaruhi lingkungan juga. Noted bgt nh buat aku yg masih bikin sampah makanan, terutama sayur2 mentah yg kadang belum sempet aku masak. Btw aku selalu salut dgn anak muda yg take action secara nyata utk isu perubahan iklim ini.
Semoga bio energy ini bisa segera meluas ya mba. Jadi dampak pada lingkungan penggunaan bahan bakar fosil bisa berkurang.
Semoga makin banyak anak muda yg aware dengan bumi. Soal global warming, waste food, penggunaan air dan listrik
Semoga aktifis yang tergabung dalam SKELAS ini tetap diberi kesehatan untuk terus mengajak masyarakat bergerak melakukan aksi menjaga lingkungan dan bumi.
Baru tahu klo makanan malah jadi sumber emisi yg besar hingga 1/3 euy. Selama ini selalu berusaha untuk ga nyampah makanan. Sebisa mungkin klo masak secukupnya aja biar bs habis dan ga ada yg terbuang krn ga ada yg makan.