Matanya berbinar, senyumnya begitu sumringah, jari-jarinya bergerak tak sabar ingin membalik lembar buku selanjutnya. Telah berulang kali ia baca buku yang sama, tapi ekspresi kecerian Ubay selalu terulang. Cerita bergambar tentang keteladanan Rasulullah yang saya berikan di hari ulang tahunnya kini jadi salah satu buku favoritnya.

Bukan hanya Ubay yang senang, saya sebagai orang tua makin bersemangat untuk mengumpulkan bacaan bergizi sebelum ia memasuki dunia sekolah. Pesan dari Pak Agus, fasilitator saat saya mengikuti bimtek literasi selalu terngiang. “Literasi itu sepanjang hayat,  harus diterapkan pada anak sejak dalam kandungan hingga tiada nanti dan orangtualah yang bertanggung jawab mengenalkan kepada literasi”.

Saya berharap suatu saat nanti jika Ubay dewasa dia akan merasa bersyukur karena telah dikenalkan oleh buku-buku sejak dini sebagaimana saya merasa bersyukur karena sejak kecil sudah terbiasa membaca dan menulis. Saya masih ingat saat ayah memberikan berbundel-bundel buku puisi antaloginya, cerpen juga majalah sastra sehingga saya terbiasa dengan kata-kata puitis itu hingga kini. Walau tak bisa seperti ayah yang menjadi sastrawan, jiwa literasi itu tak bisa saya tinggalkan. Ada saja yang kurang jika tak menyempatkan membaca maupun menulis.

Ya, saya percaya bahwa literasi punya andil penting akan kehidupan seseorang di masa depannya. Literasi adalah kunci penting untuk membuka pintu ilmu pengetahuan. Literasi juga adalah “bahasa” yang membedakan manusia dan hewan dan menjadi  modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas, berpikir kritis, logis, lagi berbudaya. Selain itu literasi sejak dini akan memberikan banyak manfaat untuk anak diantaranya :
1. Melatih kemampuan dasar  (membaca, menulis, dan menghitung)
Mengenalkan literasi sejak dini dengan membiasakan membaca buku cerita atau dongeng memang terlihat sederhana namun memiliki efek yang sangat besar karena membacakan buku adalah tahap awal mengenalkan anak pada dunia literasi.  Sebuah survei yang dilakukan oleh salah satu divisi Kementerian Pendidikan Amerika Serikat menunjukkan bahwa balita yang terbiasa dibacakan buku oleh orang tua mereka bisa lebih cepat mengenal abjad. Survei lainnya memperlihatkan keberhasilan balita dalam tahapan literasi awal, seperti menulis namanya sendiri, membaca atau berinteraksi dengan buku, serta menghitung hingga bilangan 20.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis
Anak yang sejak dini telah mengenal literasi akan memiliki memampuan menerima, mengolah dan menyikapi informasi yang diterimanya. Pendidikan literasi yang diterapkan akan menjadi pondasi bagi anak untuk berpikir logis dan kritis.
3. Mempersiapkan anak untuk memasuki dunia sekolah
Banyak anak yang membenci kegiatan belajar karena tidak terbiasa dihadapkan dengan proses membaca yang menyenangkan atau bahkan belum pernah sama sekali mengenal bacaan. Dengan pengenalan literasi sejak dini melalui keluarga, anak telah dibantu mempersiapkan diri memasuki dunia sekolah. Perkembangan sosial-emosional, kognitif, bahasa, dan literasi akan terasah sehingga mereka tidak “gagap” saat di sekolah.
4. Meningkatkan prestasi akademik
Pendidikan literasi yang telah diterapkan sejak dini akan memberikan dampak positif terhadap prestasi akademik seorang anak. Praktik pengenalan literasi awal dengan membacakan buku pada anak terbukti dapat membuat anak lebih sukses dalam bidang akademik.
5. Mengembangkan Karakter
Semakin banyak buku bergizi dan bermanfaat yang dibaca anak, maka semakin banyak pula ilmu dan pelajaran yang didapat. Cerita dalam buku-buku bacaan akan membentuk karakter baik pada anak.
Manfaat literasi sangat jelas dalam membentuk karakter anak. Namun sayangnya budaya literasi Indonesia yang rendah semakin parah dengan kehadiran gawai dan ketiadaan orang tua dalam proses belajar anak. Padahal keluarga adalah sekolah pertama dan sangat berperan dalam proses literasi. Dari keluargalah proses pendidikan baik langsung maupun tak langsung diperoleh. Melalui keluarga pula anak akan mengenal dunia sekitar dan pola pergaulan yang akan membentuk pola kepribadian anak.
Rendahnya budaya literasi bisa kita lihat berdasarkan penelitian Program for International Student Assessment (PISA) rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) tahun 2015 menunjukkan Indonesia berada pada ranking 62 dari 70 negara.
Selanjutnya  CCSU (Central Connecticut State University (CCSU) merilis peringkat literasi negara-negara dunia pada Maret 2016 bertajuk ‘World’s Most Literate Nations’. Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei. Pemeringkatan perilaku literasi ini dibuat berdasar lima indikator kesehatan literasi negara, yakni perpustakaan, surat kabar, pendidikan, dan ketersediaan komputer.
Menyikapi hal ini sejak 2016 pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah meluncurkan program Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang terdiri dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Keluarga, dan Gerakan Literasi Bangsa. Seluruh unsur masyarakat terutama keluarga diharapkan bisa ikut andil untuk menggalakkan kegiatan literasi. Lalu bagaimanakah peran keluarga dan masyarakat dalam menumbuhkan Literasi? Yuk simak ulasannya

Mengenal Literasi

Literasi memang identik dengan membaca dan menulis namun ternyata literasi punya makna yang begitu luas.  Dalam bahasa Latin, istilah literasi disebut sebagai literatus, artinya adalah orang yang belajar. Lalu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Literasi adalah kemampuan menulis dan membaca, kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. 
National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai “kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.” Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.
UNESCO juga menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya.
Secara umum, literasi adalah seperangkat keterampilan nyata, khususnya keterampilan kognitif membaca dan menulis, yang terlepas dari konteks dimana keterampilan itu diperoleh dan dari siapa memperolehnya.

Mengenal Ragam Literasi Dasar dan Manfaatnya

Ada 6 ragam literasi datar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015.  Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Berikut penjelasannya:
ragam literasi dasar

1. Literasi Baca Tulis

Baca dan tulis adalah literasi dasar yang dikenal paling awal dalam sejarah peradaban manusia. Bagi saya seorang muslim perintah “iqro”/ “membaca” dalam surat Al-alaq menjadi landasan utama kenapa kita harus membaca dan menuliskan ilmu agar semakin diingat. Dengan memiliki kemampuan baca-tulis, sesorang akan memiliki kehidupan yang lebih baik karena membaca adalah kunci mempelajari semua ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petujuk dalam kehehidupan.
Kemampuan membaca yang baik tidak sekadar bisa lancar membaca, tetapi juga memiliki kemampuan mengakses, memahami dan mengeloah informasi saat membaca dan menulis termasuk simbol, angka, atau grafik.

2. Literasi Numerasi

Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara) dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita. Dengan adanya literasi numerasi akan meningkatkan kemampuan memahami peran dan kegunaan berhitung dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan penyelesaian masalah.

3. Literasi Sains

Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD, 2016). Dengan literasi sains diharapkan kita bisa menggunakan pengetahuan, mengidentifikasi pertanyaan, menarik kesimpulan dan memahami serta membuat keputusan yang berkenaan dengan alam.

4. Literasi Digital

Di era gawai yang sulit untuk dihentikan diperlukan kemampuan literasi digital bagi pemiliknya. Dengan adanya literasi digital seseorang akan  menggunakan dan mengelola media digital secara bijak, cerdas, cermat dan tepat untuk berinteraksi serta mendapatkan informasi yang bermanfaat. Literasi digital akan menjadikan seseorang bijak mengelola informasi yang sampai kepadanya dan mengurangi penyebaran berita hoax.

5. Literasi Finansial

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan financial. Dengan kemampuan literasi finansial, keluarga terutama ibu akan memiliki kecakapan dalam mengelola keuangan demi terciptanya kesejahteraan keluarga.

6. Literasi Budaya dan Kewargaan

Literasi budaya merupakan kemampuan memahami, menghargai dan berpartisipasi dalam budaya. Berpartisipasi secara aktif dan menginisiasi perubahan dalam komunitas dan lingkungan sosial yang lebih besar.

Menumbuhkan Kesadaran Pentingnya Membaca di Keluarga


Menurut survei BPS tahun 2015, 91,47% anak usia sekolah lebih suka menonton televisi dan 13,11% yang suka membaca. Perbandingan ini membuat saya bertekad untuk membangun minat baca sejak dini di keluarga. Hal ini juga sejalan dengan pentingnya Pelibatan Keluarga yang diatur di  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2017. Permendikbud tersebut mendasari bahwa keluarga harus turut serta terlibat dalam proses pendidikan anak baik di rumah maupun di sekolah.
Kesadaran pentingnya membaca dapat dimulai dari #literasikeluarga. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan membacakan buku untuk anak. Bahkan Kemendikbud telah mencanangkan Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (GERNAS BUKU). Dengan membacakan cerita untuk anak akan mempererat hubungan sosial-emosi antara anak dan orang tua dan menumbuhkan minat baca anak sejak dini. Manfaat lainnya dari membaca anak  mendapatkan kosa kata baru, Meningkatkan kemampuan mengungkapkan ide, meningkatkan rasa ingin tahu dan mengembangkan daya imajinasinya.

Peran Orang Tua Menumbuhkan Minat Baca Anak

Orang tua bisa mengambil peran penting sebagai #sahabatkeluarga dalam menumbuhkan kesadaran membaca. Berikut langkah yang bisa dilakukan :

1. Memahami tahap perkembangan membaca pada anak

Sebelum memberikan anak bahan bacaan, penti orang tua tahu tahap perkembangan membaca pada anak yang terdiri dari beberapa fase yaitu :

Anak menjadikan buku sebagai media mainan yang menyenangkan. Misalnya membawa buku kesana-kemari, ataupun membolak-balikan halaman buku.
Anak mulai berpura-pura membaca buku dan memahami gambar
Anak mulai menyadari adanya tulisan, di dalam buku dan mulai mengenal huruf abjad
Anak mulai tertarik pada bacaan di dalam buku, mengingat tulisan yang dibaca dan berusaha membaca berbagai tanda
Anak dapat membaca tulisan dengan lancar tanpa harus didampingi orang tua

2. Memahami cara belajar anak

Peran orang tua selanjutnya adalah memahami cara belajar anak. Anak satu dengan lainnya tidak bisa disamakan cara belajarnya karena setiap anak berbeda-beda.

Anak yang menyukai cara belajar visual akan dengan mudah belajar dengan buku bergambar yang menarik. Ajak anak untuk melihat gambar yang berwarna-warni dan ajak mereka bercerita lalu menggambar kembali buku bacaan.
Anak dengan cara belajar auditori lebih suka dan mudah menerima informasi dengan mendengarkan. Disinilah kemampuan mendongeng ayah bunda akan sangat bermanfaat. Buatlah suara-suara yang berbeda sehingga anak terarik atau carilah lagu yang berhubungan dengan bahan bacaan.
Anak dengan cara belajar kinestetik lebih suka memahami sesuatu dengan gerakan. Maka ajaklah anak bergerak dengan bermain peran sesuai dengan cerita atau gunakan media cerita seperti boneka.

3. Memperkenalkan anak berbagai media/sumber bacaan

Ada berbagai media/sumber bacaan yang bisa diperlajari anak agar ia gemar membaca. Dengan mengenalkan sumber bacaan anak-anak akan terbiasa belajar di manapun dan kapanpun.
Mengajak Anak ke Perpustakaan

Mengunjungi perpustakaan sangat menyenangkan. Kegiatan ini sering saya lakukan bersama anak-anak untuk mencari sumber bacaan baru. Bersyukur sekali karena di Perpustakaan Daerah Bengkulu ada ruang khusus anak yang menyediakan media/sumber bacaan juga permainan edukatif untuk anak.

Anak akan betah berlama-lama membaca dan mempelajari. Jika waktu dirasa kurang maka saya akan meminjam beberapa buku dan mengajari anak-anak untuk bertanggung jawab jika meminjam buku.

Mengajak Anak ke Toko Buku
Awalnya saya agak khawatir membawa Ubay ke toko buku. Alasan klasik para ibu, takut anaknya minta macam-macam dengan jurus andalan “menangis”. Tetapi kekhawatiran itu sepertinya terlalu berlebihan, karena anak-anak ternyata bisa mengerti jika kita memberikan pengertian di awal. Ke toko buku untuk membeli buku sesuai perjanjian (misal satu buku, atau sesuai budget ayah bunda) dan tidak meminta yang lainnya. Dengan datang ke toko buku anak-anak akan tumbuh minatnya, senang sekali melihatnya bingung memilih buku yang akan di beli. Mereka juga belajar untuk menghargai bahwa buku dibeli dan berharga sehingga ke depannya akan lebih bijak menjaga dan merawat bukunya.

ekspresi Ubay saat mendapatkan buku baru

Saya pun saat melakukan perjalanan ke luar kota berusaha untuk membawakan hadiah atau oleh oleh berupa buku. Seperti beberapa waktu yang lalu saat ke Jakarta sengaja mendatangi Islamic Book Fair agar bisa berburu buku untuk anak-anak.

Mengajak Anak ke Taman Bacaan
Selain perpustakaan, taman bacaan masyarakat yang banyak tersebar di kelurahan-kelurahan menjadi media belajar bagi anak. Di taman bacaan selain bertemu dengan staf taman bacaan yang ramah dengan anak, di sana ada juga anak-anak lain. Mereka akan merasa punya teman dengan minat yang sama sehingga makin semangat membaca dan bertukar cerita.
Memberikan Buku Bergambar


Anak mana sih yang tidak suka dengan buku bergambar yang berwarna-warni apalagi jika dilengkapi dengan stiker lucu. Naluri anak-anak pasti akan membuat mereka tertarik untuk mendekat. Buku bergambar akan menjadi media tepat untuk ayah bunda memperkenalkan buku bacaan pertama kali. Anak-anak akan mengenal banyak benda, kosa kata, warna dan cerita lewat buku bergambar. Daya imajinasinya pun akan meningkat pesat saat mereka mulai gemar membaca.
Memberikan Kartu Bergambar

Paket permaianan kartu bergambar milik Ubay


Media kartu bergambar juga menyenangkan untuk menumbuhkan semangat membaca pada anak apalagi mereka yang dipenuhi rasa ingin tahu. Saya sendiri mempunyai banyak kartu bergambar (flash card) dengan berbagai jenis kata. Dengan sering membolak balik kartu bergambar dan tulisannya, lambat laut anak-anak akan hafal huruf abjad dan kata dari gambar yang diminta. Kartu bergambar pun bisa dimodifikasi dengan permainan seperti ular tangga.
Memperkenalkan Lingkungan Sekitar
Literasi bukan hanya tentang bacaan. Dengan memperkenalkan lingkungan sekitar anak-anak akan tahu secara nyata bentuk benda, alam, warna dan hal lain yang sebelumnya ia pelajari lewat buku. Contohnya kita mengajak anak-anak mengunjungi museum untuk mengenal Literasi budaya. Atau mengajak anak-anak mengunjungi bangunan bersejarah yang ada. 

4. Menyediakan Bahan Bacaan

beberapa bahan bacaan di rumah 

Ada beragam bahan bacaan yang baiknya kita sediakan untuk anak-anak di rumah. Buatlah pojok baca sederhana di salah satu sudut rumah. Bahan bacaan bisa berupa buku, poster, mainan, kartu bergambar, majalah. Buatlah target untuk menambah bahan bacaan keluarga. Misalnya setiap satu bulan menambah 2 bahan bacaan. Sesuaikan dengan budget keluarga. Yakinlah apa yang kita keluarkan untuk bacaan anak akan terasa besar manfaatnya kelak.

5. Rutin membacakan buku untuk anak

Ketersediaan bahan bacaan akan menjadi sia-sia jika orang tua tidak mengambil peran untuk membacakannya. Anak-anak butuh role model yang mengajarkannya dan mengajaknya untuk gemar membaca. Bahkan sebaiknya anak-anak dibacakan buku sejak dalam kandungan. Setelah mereka lahir perkenalkan juga buku sesuai dengan usianya dan pilihlah buku dengan bahan yang aman untuk anak. Variasikan kegiatan membaca diselingi dengan pelajaran menarik dan bermanfaat. Misalnya saat membaca tentang ulat, ayah bunda bisa membuat gambar ulat dengan finger painting sambil belajar berhitung.

Literasi numerasi dengan finger painting
Saat membacakan buku pilihlah waktu yang tepat dan tempat yang nyaman agar terbangun suasana yang menyenangkan sehingga anak focus pada kegiatan membaca. Anak-anak juga pasti senang ketika dibacakan buku dengan memainkan tinggi rendah suara, raut muka dan gerak tubuh sesuai isi buku. Jangan lupa untuk mengulang pemahaman anak dan berdiskusi jika ada hal yang tidak anak mengerti. Buku yang dibacakan oleh orangtuanya pasti akan terus dikenang hingga dewasa kelak.

6. Mengajak Anak Membuat Bukunya Sendiri

Cita-cita ini menurut sebagian orang terasa berlebihan. Tapi tidak bagi saya. Sebuah cita-cita yang sangat mungkin direalisasikan. Saya sering bercerita kepada Ubay bahwa jika dia rajin membaca dan menulis, suatu saat nanti dia akan punya buku sendiri. Saya pun memberikan contoh gambar-gambar yang saya buat dan dibuat buku saat ingin mengirimkannya ke lomba penulisan bacaan literasi.

Syukurlah dia punya impian yang sama. Karena ubay suka menggambar jadi saya arahkan ia untuk menggambar sesuatu yang ia sukai. Ia memilih menggambar jenis-jenis monster dan saya simpan dengan baik dan rencannya nanti akan di buat seperti buku.

Peran Masyarakat dalam Menumbuhkan Budaya Literasi

Selain keluarga, masyarakat juga punya andil untuk menumbuhkan budaya literasi. Lingkungan itu bisa berupa sekolah, masyarakat, dan teman-teman sepermainan. Lalu apa saja yang bisa dilakukan masyarakat dalam literasi?

Membudayakan Membaca di Sekolah

Sekolah adalah rumah ke dua bagi anak. Sebagai sarana pendidikan formal sekolah menjadi tempat yang tepat untuk membudayakan membaca. Orang tua bisa besinergi dengan guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis literasi. Misalnya pelajaran bahasa Indonesia, guru bisa mengajak anak-anak membuat target membaca di perpustakaan. Misalnya selama 1 tahun di harus menyelesaikan membaca 12 buku dengan bukti membuat resensi atau resume dari buku yang di baca. Dengan begitu anak-anak dapat mengembangkan kompetensi dasar membaca dan menulis.

Memberikan Edukasi pada Orang Tua

Menumbuhkan semangat literasi pada anak tentu harus didukung dengan peran orang tua. Orang tua perlu pemahaman dan kesadaran akan pentingnya literasi. Saya pernah menghadiri kelas orang tua dengan tema “mendongeng untuk anak” yang diadakan oleh sekolah alam langit biru.

Keserua belajar mendongeng

Kak danang sedang mendongeng

Orang tua diajak oleh Kak Danang untuk mengetahui manfaat mendongeng dan bercita untuk anak dan diajarkan bagaimana cara mendongeng yang baik. Nah kelas orang tua semacam ini sangat penting untuk mengedukasi orang tua sebelum menerapkan di keluarganya nanti.

Menghidupkan Komunitas Literasi

Salah satu peran masyarakat untuk menumbuhkan budaya literasi adalah dengan menghidupkan komunitas Literasi seperti komunitas baca atau komunitas penulis. Saya sendiri tergabung dalam kepengurusan komunitas blogger yang memberikan edukasi mengenai literasi digital. Bukan hanya sebagai ajang berkumpul orang-orang yang gemar membaca dan menulis, komunitas literasi mempunyai banyak kegiatan positif sepeti berdiskusi mengenai buku yang telah di baca. Berbagi referensi terbaru seputar buku yang disukai hingga belajar bagaimana menuliskan artikel, resensi buku, dan hal-hal lain yang bisa bermanfaat untuk dibagikan.

Saya bersama tim Blogger Bengkulu memperkenalkan literasi digital

Selain itu komunitas literasi juga bisa melakukan edukasi ke lingkungan, kampus dan sekolah untuk menumbuhkan minat baca tulis, juga bagaimana memanfaatkan gawai secara bijak di era yang canggih seperti sekarang ini. Belum lama ini saya dan komunitas blogger melakukan roadshow ke sekolah-sekolah untuk berbagi mengenai literasi digital melalui blog. Jadi adik-adik di sekolah bisa menyalurkan hobi mereka dan menuliskan kegiatan sehari-hari maupun pelajaran di sekolah melalui blog sebagai diari digital.

Membangun TPQ dan Taman Bacaan

Menumbuhkan minat baca di keluarga memang sangat penting, namun alangkah lebih baiknya jika kita ikut serta mengajak anak-anak dan masyarakat di lingkungan untuk menggalakkan literasi. Pendirian TPQ dan TBM akan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Kantor Badan Bahasa sangat mendukung pendirian TBM. Saya dan beberapa teman komunitas pun diundang untuk mendapatkan materi literasi yang sangat bermanfaat.

Setelah mengikuti bimtek literasi untuk penggiat literasi dan taman bacaan, saya pun berniat untuk mendirikan taman bacaan sederhana yang di rumah yang bisa didatangi anak-anak di sekitar kompleks. Pasti menyenangkan bisa membaca bersama-sama.

Saya masih berkeyakinan bahwa sebenarnya anak-anak di Indonesia mempunyai ketertarikan membaca yang tinggi. Namun kondisi lingkungan dan fasilitas membaca yang kurang membuat mereka tidak mempunyai kesempatan untuk membaca buku-buku yang bergizi. Hal ini sering terjadi pada anak-anak di daerah pedalaman. Disinilah peran pemerintah juga penggiat literasi untuk “jemput bola” memberikan edukasi juga memfasilitasi anak-anak untuk mendapatkan bacaan. 
Keluarga dan masyarakat yang bekerjasama untuk membangun budaya literasi sejak dini akan memberikan manfaat yang sangat besar akan perkembengan literasi di Indonesia. Harapan kita bersama, generasi masa depan tumbuh menjadi generasi yang cerdas dan berakhlak mulia sebagaimana tujuan literasi yang di cita-citakan.

SALAM LITERASI
#SahabatKeluarga #LiterasiKeluarga


Referensi :
http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/#
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Literasi
Seri Pendidikan Orang Tua, Menumbuhkan Minat Baca Anak. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan: 2019

Bagikan postingan ini :)

riafasha

73 Komentar

  1. Lengkap banget Mbak tulisannya memang untuk mengajari anak literasi sejak dini bentuk sekali dan tahapan awal yaitu dengan memberikan buku-buku yang menarik bagi anak yaitu yang bergambar

  2. Wah perlu di noted nih, biar bisa dipraktekan langsung sama ponakan – ponakan ku biar gak main games dan gadget mulu hehe, makasih yah mba sharring nya 😉

  3. Liat bagian dalamnya aja full color gitu. Pantas Ubay antusias ya

  4. Komplit, bisa jadi panduan untuk keluarga. Bicara literasi baca tulis, kadang2 kita menganggap sepele hal ini, padahal penerapannya makin banyak ditinggalkan.

  5. Literasi memang penting dikenalkan kepada anak-anak sih 😀

    Salam literasi, Mba 😀

  6. duh anak2mu yg ganteng dah pada gede :*
    si dd irsyad termasuk yg auditori nih. emaknya kudu bawel kalo dia belajar 😀

  7. waah ulasan yang super duper lengkap..
    dan akupun baru dapet nih ulasan ttg literasi yang lengkap banhkan literasi ternyata juga mencakup literasi digital dan finansial juga yaa
    TFS mbaa

  8. Alhamdulillah aku juga sudah memulai membacakan buku sejak si kecil baru lahir. Manfaatnya sudah terlihat, si kecil jadi suka dengan buku dan bisa minta dibacakan. Dia juga sudah bisa jelas bicara kata² tertentu

  9. TIap lihat toko buku anak-anak pasti minta beli, aku lebih suka mereka jajan buku daripada mainan 🙂 BErasal dari hal kecil membeli buku mereka jadi suka membaca, tinggal melatih menulisnya aja nih skr

  10. Lengkap banget kontennya mba mengubah segala hal tentang literasi, Cara mengembangkan dll. Indeed literasi bukan baca tulis saja yaa. Dan keluarga punya peran besar utk menumbuhkannya.

  11. Anak anak memang harus di ajarkan hal-hal seperti ini ya mom.. Supaya nanti besar dia bisa mengelola keuangan serta literasi dengan baik

  12. Banyak banget sebenanrnya PR ibuk untuk menjadikan anak-anak melek literasi…Baca dan tulis baru 1 dari sekian banyak jenis literasi..,.Semangaattt

  13. Paket komplit ini mah tulisan mamak yg satu ini. Jadi nambah ilmu awak.

  14. Kereeen…. membaca sekarang bukan hal mudah, kecuali hobi baca krn era multimedia jd lebih banyak memilih video… betul, mengajarkan membaca sejak dini sangat penting 🙂

  15. Mbak, kenapa Ubay & Ghazi mirip sekali ya? hihi gemesss!
    Yakin Intan tu pas mereka dewasa nanti bakal bersyukur banget udah dikenalkan sama buku-buku & budaya literasi sejak kecil. Lebih nancep pasti & lebih mudah jadi habit :))

  16. Peer terbesar dan jadi tantangan buat ortu di era digital seperti sekarang adalah mengajari anak suka membaca buku dan menumbuhkembangkan rasa ingin tahunya terhadap pengetahuan ya, Mba

  17. Untuk menumbuhkan semangat literasi pada anak emang nggabisa dipaksakan, harus ada cara yang membuat mereka dengan senang hati mau membaca, seperti bacaan yang menarik atau sesuai dengan minat si anak

  18. Lterasi emang gak cuma membaca dan menulis tapi juga lebih luas ya mbak. Terutama yang penting saat ini tu literasi digital dan finansial jg. Biar anak2 sejak kecil tumbuh semangat wirausahanya 😀

  19. Wahh PR aku juga nih menjadikan kekuarga yang literasiable hehe.. apalagi anakku suka baca dan nulis.. Jadi ibuk harus bisa mengimbangi..

  20. Akh ibu yang keren kak udah mengenalkan Literasi pada anak anak sejak dini ya. Mama tambah ilmu anak mengenalnya langsung. Goal couple deh

  21. Mengenalkan anak pada dunia literasi tuh penting banget. Aku pun gitu sama ponakanku. Ngenalin buku, perpustakaan, taman baca dan lainnya. Alhamdulillah dia suka

  22. Semoga anak-anak di Indonesia semakin gemar yang membaca ya

  23. No 1 penting banget.
    Trus yang paing ingin aku tekankan dalam jangka waktu deket tu literasi digital, ngenalin ke anak2 kalau hp gak cuma buat main game atau nonton yutub tapi ya bis abuat yg lain….

  24. Keren Ubay, suka membacanya, banyak cara untuk anak biar gemar baca, yang penting dicontohkan juga oleh orang tuanya ya…

  25. Semoga budaya literasi masyarakat indonesia semakin kuat ya… Dimulai dari keluarga sendiri dulu…

  26. Aku aja masih sering bingung loh literasi itu apa. Awalnya aku pahamnya literasi itu ya kegiatan baca tulis tp makin kesini kog ada istilah literasi gizi, literasi digital. Ternyata makna literasi itu luas

  27. lengkap banget ini ulasannya mba dan meski panjang tapi tetap kubaca hingga habis apalagi infografisnya menarik semua 🙂 gudluck mba

  28. Ulasan yang lengkap dan informatif, Mbak. Bermanfaat sekali. Seoakat bahwa keluarga dan masyarakat yang bekerjasama untuk membangun budaya literasi sejak dini akan memberikan manfaat yang sangat besar akan perkembengan literasi di Indonesia. Maka kita bisa memulai budaya literasi ini dari rumah kita sendiri.

  29. Jadi inget anakku saki baca cerita tentang ubay yang berbinar selagi dia membaca buku kesukaannya. Saki juga begitu. Kadang dibacain juga ga mau karena dia udah hafal isi ceritanya. Saki yang cerita hihi

    Mendekatkan anak dengan buku akan memudahkan mereka gemar membaca ya mbak

  30. Komplit banget nih penjelasannya. Aku jadi tertarik buat ngajak anak bikin buku sendiri. seru kali ya

  31. Kalau dari kecil sudah diajarkan membaca alias literasi dapat efek bagus buat ke depannya, dan dia pun jadi siap ketika belajar di sekolah

  32. Ternyata banyak ragam literasi itu ya, tak hanya membaca menulis. Oh ya peran orangtua sangat penting, Saya menerapkan 1000 buku Dalam 5 tahun. Walau Kei membaca buku yg Sama itu terhitung 1x membaca.
    Btw Mam, buku yg lagildi baca ubay digambar,terbitan apa? Bagus deh, Saya lagi Cari buku kisah nabi

  33. Lengkap banget ulasannya. Semoga menang lombanya ya mbak.
    Anak-anak emang perlu contoh, karena mereka itu peniru ulung. jadi memang suksesnya gerakan literasi nasional ini dimulai dari keluarga ya mbak

  34. Wah bener banget kak emang udah dari kecil yah dikenalkan dengan budaya literasi. Biar si kecil udah nggak kaget pas waktunya sekolah nanti dan lebih siap tentunya untuk masuk kedunia pendidikan. Salam Literasi yaa kak 🙂

  35. 6 literasi dasar ini penting sekali untuk menjaga anak2 survive dan menjadi generasi yang berkualitas

  36. Memang literasi ini proses bersama, kerjasama, bahu-membahu, dukung-mendukung. Orangtua membiasakan, lingkungan mendukung, pemerintah memfasilitasi. Wah, pasti hasilnya jos!

  37. Dulu saya hanya mengenal literasi baca dan tulis saja. Ternyata literasi itu mencakup hal lain selain baca tulis seperti lierasi numerik, digital, finansial dan literasi lainnya.
    Supaya daya literasi bangsa ini meningkat, memang sebaiknya diawali dari rumah ya…

  38. Aku juga udah ngenalin anakku sama buku Mbak…
    Aku dari kecil sukabaca itupun pinjem dari perpus karena di rumah enggak banyak buku…

    Literasi itu memang penting dan harus dikenalin dari sedini mungkin.

  39. Penting banget memang ya mbak membudayakan literasi ini. haa tantangan banget ini untuk aku sebagai guru dan orang tua nantinya. Btw jadi inget waktu pelatihan waktu itu kalau bidaya literasi pada anak seharusnya dimulai sejak 0 tahun. InsyaAllah bakalan diterapin nantinya.

  40. Setuju banget, dengan membaca buku akan membentuk karakter seorang anak. PEnting sih literasi ini ya, agar anak-anak menyukai bacaan sejak dini

  41. Aku jadi inget sama penggiat literasi, masih muda, generasi milenial tapi sering berbagi kepada sekitar dan prestasinya yg nggak diragukan. Ternyata dulu dia udah dikenalkan literasi sejak di dalam kandungan dianya.
    Jadi segitu memberikan efek yg besar ya mbak pengenalan literasi sejak dini kepada anak.

  42. Bagi anak-anak seusia Ubay bahkan di usia di atasnya, melek literasi seperti ini akan membawa dampak yang positif bagi perkembangan saraf dan motorok.

  43. Aku juga suka ngajak bocah ke perpus. Apalagi perpusnya asik banget ga cuma buku ada mainan2 edukatifnya juga.

  44. Semoga semangat literasinya terus bertambah ya mak. Ak suka banget k perpus nih

  45. Jadi teringat, satu keluarga pada suka baca. Padahal ortu ga pake metode apa-apa. Cuma ya dalam hidup kita akrab sama buku. Di rumah ada pojok khusus tempat nyimpan buku. Ortu sama abang" pada baca buku untuk ngisi waktu luang. Kalo weekend juga ya seringnya main k gramed. Jadi kayak jadi kebiasaan aja. Jadi ingin nerapin hal seperti itu k anak sih.

  46. banyak membaca buku membuat anak lebih cerdas jadi tanamkan literasi membaca sejak dini pada anak-anak

  47. Tulisannya pengingat bermanfaat banget nih. Memang harus dibiasakan dan diusahakan dari kecil supaya pintar danbtidak malas berliterasi

  48. Inspirasi banget mbak, apalagi contoh2 media belajar mandiri yang dibuat sendiri untuk belajar anak.

  49. Mantap ulasannya, Semangat literasi memang role mode dari para ortunya plus dukungan dari masyarakat dan pemerintah. Selamat berjuang dan Salam literasi.

  50. Para orang tua zaman sekarang harus mendidik anak tentang literasi sejak dini sebelum 'teracuni'oleh gadget

  51. Ibu yang hebat nih mba Ria…membiasakan anak membaca sejak kecil memang sangat perlu y mba..soalnya aku tuh suka baca tapi anakku yg kecil agak susah bbrapa kali aku biasakan untuk mengajaknya ke perpustakaan ttep susah deh..

  52. Senang banget bisa mengenalkan dunia literasi ke anak-anak mbak. Salah satu yg sering saya lakukan adalah mengajak ke perpustakaan setiap bulan mbak.

  53. Lengkap sekali bun tulisannya. Membuat saya semangat lagi untuk sering membacakan dongeng untuk anak, karena seminggu terakhir ini saya jarang sekali membacakan dongeng sebelum tidur karena sudah terlalu lelah.

  54. Kakak ubay bagus bagus sekali board booknya. Anakku suka sekali sama buku cerita. Cuma kadang aku yang males bacainnya haha. Orang tua macam apa ini hehe. Bagaimana anaknya mau rajin baca buku kalau orang tuanya malas membacakannya. Ya deh sekarang mulai atur waktu untuk bacain anak-anak buku.

  55. iya mbak, aku pun mungkin belum jadi contoh yang baik buat anak-anak tapi kepengan anak-anak lebih baik dengan mencintai buku

  56. iya kalo dari kecil sudah diperkenalkan mereka akan terbiasa hingga besar nanti

  57. iya mbak anak-anak kan suka banget sama yang banyak gambarnya

  58. wahh sipp.. main gadget tuh ga apa apa asal waktunya diperhatikan kalo buat anak-anak ada batasannya

  59. iya mbak betul. salam literasi

  60. iya mbak ga kerasa dah pada gede
    wahh kalo ubay lebih ke visual nih..

  61. iya ternyata literasi itu cakupannya luas,

  62. iya mbak, aku juga biasin kalo kasih hadiah buku. menulis akan menyusul kalo mereka dah suka membaca. nih mba lid jadi contoh yang baik buat anak-anak menulis, blogger gituloh hehee

  63. alhamdulillah, senang nya ya kalo literasi itu memberikan banyak dampak positif untuk anak

  64. Lengkap & detail banget mba, masih PR nih buatku, belum pernah ajak anak2 ke taman baca, skrg jd jarang jg bacain buku buat anak, thanks remindernya

  65. Yang paling penting nih memang menumbuhkan semangat literasi di keluarga dan terutama ke anak sendiri. Aku sekarang masih terus belajar untuk menerapkan berbagai macam literasi ke anakku.

  66. Iya banget niih…bikin bukunya mereka sendiri bisa jadi ide untuk memberi semangat pada anak-anak terus untuk selalu terbiasa dengan literasi.

  67. Budaya literasi bisa dipupuk sejak dini y..

    Dan keluarga sbg penggeraknya..
    Caranya dgn membacakan buku pada anak sejak dini

  68. Pembelajaran penting nih buat anak untuk mengajarkan literasi khususnya literasi membaca.

  69. Sejak dari kecil memang perlu ya mengenalkan literasi pendidikan pada anak. Khususnya membaca buku, mengenal buku dan setidaknya melihat gambar kalaupun belum bisa baca.

  70. Pengembangan karakter anak melalui literasi menurutku memang ngebantu banget. Tapi memang semuanya harus membutuhkan peran dari banyak pihak ya mba

  71. Ulasannya tentang bagaimana cara membudayakan literasi mulai dari lingkungan keluarga hingga ke lingkungan masyarakat lengkap banget nih. Paling tertarik dengan bagaimana cara mbak menerapkan itu pada anak2. Patut dicontoh nih.

  72. Di era digital sekarang kayaknya mengenalkan anak sama buku dan menjadikan mereka cinta sama buku merupakan tantangan baru. Soalnya kadang anak keduluan kenal gadget ketimbang buku.

  73. wah tulisannya lengkap banget ini. good luck mbak!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *