Rachmawati Alida Bahaweres. Sosok Jurnalis perempuan yang menjadi pemenang Arisan Link Blogger Perempuan ini sungguh sosok yang mengagumkan. Saya memang belum pernah bertemu atau berinteraksi langsung namun dengan membaca profile juga mengubek isi blognya saya berkali-kali bergumam, “hebat banget mbak satu ini.”
Perempuan yang lahir di Sidoarjo ini merupakan alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS) jurusan Jurnalistik sesuai dengan keinginannya untuk menjadi jurnalis. Sepak terjangnya sebagai jurnalis bahkan telah dimulai di semester 3 dengan menjadi Jurnalis Freelance di sebuah tabloid di jawa Timur. Lalu menjadi Kontributor Gatra di Jawa Timur yang membuatnya seringkali berpindah tempat dalam waktu yang singkat. Isu yang ditulis oleh mbak Alida kebanyakan mengenai perempuan, dan ia juga meliput mengenai isu kesehatan, politik dan hukum.
Jika melihat fotonya Mbak Alida terlihat lembut dan ayu. Namun ternyata sosok satu ini sangat aktif di kehidupan nyatanya. Sebagai pengurus Aliansi Jurnalis Indpenden mbak Alidasering berpergian ke luar kota untuk untuk materi terkait pelatihan menulis, jurnalistik dan isu perempuan. Setelah mendapat protes dari anaknya, Mbak Alida mengurangi kegiatannya di AJI dan di tahun 2013 ia pindah ke KOMPAS TV.
Sama seperti perjalanannya sebagai jurnalis, perjalanan blog Mbak Alida telah dimulai cukup lama sejak tahun 2007. Ia juga sempat aktif di Multiply namun sayang sekali tidak sempat memindahkan tulisannya sejak MP mulai vakum. Kini ia aktif menulis di blog www.lidbahaweres.com dengan tagline Keabadian itu diperoleh dari menulis. Maka, menulislah.
Saat melihat blog mbak Alida, saya sudah jatuh hati dengan tulisan yang ada disana. Secara keseluruhan tulisannya banyak mengenai perempuan dan keluarga, inspirasi kehidupan, kesehatan dan banyak lainnya. Salah satu postingan yang menyentuh hati saya adalah Saya, Emak dan Pendidikan. Tekad untuk melanjutkan kuliah pasca sarjana dengan beasiswa akhirnya tercapai dengan perjuangan dan doa dari orang tua. Saya jadi makin termotivasi untuk terus belajar agar bisa mengajarkan banyak hal pada anak saya kelak, dan juga mengutaman pendidikan anak.
“Kekayaan benda berpisah dari kita bila diberikan kepada orang lain, tetapi kekayaan pikiran tetap melekat pada kita walaupun dibagi dengan orang lain”. Membaca buku itu juga membuat saya sadar bahwa sebagai manusia, kita harus berlaku seperti batang air.Walaupun air tetap terus mengalir mencapai tujuannya, semakin lama semakin menjauhi sumber asalnya, tapi ia tidak pernah memutuskan diri barang sedetik dari sumbernya itu. Ia tetap setia padanya sumber airnya.
Yang ingin membaca banyak tulisan menarik Mbak alida yyuk kunjungi blognya www.lidbahaweres.com
keren deh mba-nya…kami juga sering saling BW..
Alhamdulillah. Makasih ya mba Ria tulisannya 🙂