Saya pelupa! Dan itu adalah kenyataan yang menyedihkan. Entah apa yang salah dengan otak saya, karena saya mengalami kesulitan mengingat sesuatu secara detail mengenai nama, tempat, kejadian bahkan wajah orang yang pernah saya temui. Bahkan suami pun sering protes akan karakter saya yang menjengkelkan itu. Saya pernah berkali bolak balik ke dapur lalu ke kamar untuk mengingat apa yang sedang saya cari dan baru ingat setelah ke kamar mandi bahwa saya sedang mencari gunting untuk membuka bungkus tepung.

Begitupun dengan teman lama, banyak dari mereka yang tak tahu karakter saya ini akan mengatakan saya sombong. Bertemu di jalan saya melongos saja, disenyumin saya heran. Bahkan ada yang kesal hingga bertanya apakah saya ingat mereka? Sungguh saya kesulitan untuk mengingat, jika orang yang saya temui tidak menjelaskan secara rinci kalau dia teman SMA satu ekskul di RISMA atau lainnya.

Menyadari kelemahan dalam ingatan. Saya tidak ingin kenangan bertahun-tahun lamanya hilang dalam ingatan. Bodo amat jika kenangan menyedihkan yang baiknya saya lupakan. Tapi kenangan indah dan membahagiakan rasanya terlalu sayang untuk saya lewatkan begitu saja. Sungguh saya tidak ingin melupakan kenangan masa-masa SMA dengan teman-teman yang gokil dan kreatif, berkemah bersama di hutan lalu bercerita tentang masa depan kami. Saya juga tidak ingin kehilangan memori indah perjuangan dengan teman-teman kampus dan Radio Jazirah dimana saya menghabiskan hari-hari semasa kuliah. Dan tentunya kenangan bersama keluarga tercinta, sungguh potongan-potongan episode itu  saya harap bisa terus lekat hingga akhir hayat nanti.

Penolong si Pelupa

Saya tidak ingin pelupa berkepanjangan.  Beragam cara saya gunakan agar tidak melupakan hal-hal penting yang harus saya kerjakan. Mulai dari membuat note di handphone, menempelkan catatan-catatan kecil di dapur, di kamar, bahkan di dinding-dinding rumah.

Begitu pun dengan kenangan. Karena kenangan tak akan terulang lagi, saya tidak rela melewatkan moment-moment bahagia, haru, bahkan menyedihkan. Bersyukur sekali teknologi semakin canggih dan hadirlah Penolong untuk si Pelupa seperti saya. Siapa dia? Ya itu tuh Kamera Ponsel, yang sekarang jadi sahabat dekat semua orang, yang dibawa kemana-mana, yang menemani saat suka dan duka *eyaa mulai kumat lebaynya. Ah, saya terbantu sekali, potret masa lalu telah saya dokumentasikan dengan rapi agar saya bisa membuka lembar demi lembar  cerita hidup yang kadang membuat senyum-senyum sendiri.

Kenangan bersama Sahabat SMA

Mereka adalah teman-teman luar biasa. Saya hadir dengan karakter tak percaya diri, merasa rendah dan tak mampu bersosialisasi. Tapi dengan adanya mereka. Saya lebih berani untuk bereksplorasi, meningkatkan kualitas diri dan mampu berkompetisi. Dari meraka pulalah saya mulai keluar dari zona nyaman. Menikmati masa-masa kemah hingga berhari-hari saat lomba PMR. Rihlah bersama anak-anak RISMA dan menuai prestasi yang tak akan saya lupakan. Kini, saat raga kami terpisah jauh, kenangan dari kamera ponsel ini lah yang menjadi pengobat rindu. Lalu merangkai doa untuk sahabat yang nun jauh disana,.

Penyemangat untuk Terus Prestasi

Jika saya sudah mulai bosan dan lelah untuk melakukan hal-hal positif, Foto-foto kenangan yang diabadikan di Kamera Ponsel saat saya mengukir prestasi menjadi penyemangat sendiri. Saat membuka file foto itu, ada keinginan untuk bergerak lagi yang timbul. Misalnya saat saya bersama teman-teman SMA mewakili sekolah untuk mengikuti Jumbara Nasional, bersama tim Mading menyabet hadiah Lomba Mading Provinsi, atau memenangi Lomba Karya Tulis saat SMA dan banyak hal lainnya yang hingga kini sering saya jadikan sebagai pembangkit semangat jika mulai jenuh.

Mengabadikan Jejak Petualang

Saya suka berpetualang. Selalu suka jika diajak jalan-jalan. Mau itu ke pantai, gunung, atau menjadi relawan. Walau sekarang tidak leluasa lagi untuk berpetualang, hasrat rindu itu masih tersimpan dan berharap suatu saat nanti bisa menyalurkan hobi saya itu lagi. Banyak orang tak percaya perempuan pendiam seperti saya sudah pernah ke Gunung Merapi dan bertemu alm. Mbah Marijan saat pelatihan SAR di Gunung Merapi. Atau tak ada yang sangka juga kalau saya sudah menaklukkan dempo lalu. Katanya sih no picture HOAX. Hehe, iya kalau sudah begitu, rekaman dan potret dari kamera ponsel lah yang membatah mereka.
Kamera ponsel juga mengingatkan saya dengan adik-adik korban Gempa di Sumatera Barat saat saya dan teman-teman menjadi relawan disana.

Keceriaan anak-anak korban gempa

Yap, Kamera Ponsel mengabadikan jejak petualang yang pernah saya torehkan di masa muda *eh emang sekarang dah tua. Masih kepala 2 juga. Foto-foto itu suatu saat nanti akan saya perlihatkan ke Ubay agar nanti ia bersemangat untuk melanjutkan cita-cita petualangan Uminya. Saya juga sudah merancang perjalanan bersama Ubay 2 tahun lagi. Semoga terealisasi.

Menyimpan Kenangan Saya dan Dia

Eyaa, saya dan suami sejak menikah memang termasuk pasangan yang jarang uploud foto berdua mesra-mesra. Walaupun saya orangnya narsis, saya menahan itu karena suami tidak mau foto kami berdua terlalu sering diunggah di media sosial. Cukuplah kami saja yang menikmatinya, begitu sih alasannya. Jadi foto-foto kamera ponsel itu tidak saya hapus, saya simpan untuk mengenang perjalanan kami berdua hihi.

 Sekarang sudah punya babyboy yang lucu, hobi saya memotret beralih ke Ubay. Dari dia lahir hingga sekarang berumur 20 bulan, lelaki kecil itu jadi korban kenarsisan saya. Bahkan saya punya folder setiap bulan yang berisi foto-foto ubay hehee.

Penolong Mencari Rezeki

Saya Ibu Rumah Tangga yang doyan ngontes, entahkah itu twitter, instagram, atau blog. Kontes-kontes yang saya ikuti kebanyakan memang mensyaratkan melampirkan foto dan cerita. Disaat itulah Kamera Ponsel yang bisa digunakan dimana saja menjadi penolong mencari rezeki. Dengan foto yang menarik tentu saja itu menjadi nilai tambah penilaian para juri.

Sekarang, saya pun punya bisnis brownies pizza yang dipasarkan secara online. Dengan sahabat kecil satu ini, saya bisa memberikan promosi lewat online dengan foto-foto yang menarik dan membuat pembeli ingin mencoba kue yang kami jual.

Menyalurkan Hobi Memasak dan Berbagi Resep

Churros

 Saya tidak pandai memasak, tapi hobi mencoba berbagai resep. Setelah mencoba berbagai resep biasanya saya selalu mengabadikannya di kamera ponsel, mengupload di sosial media dan kadang berbagi resepnya di blog. Saya juga sangat terbantu dengan resep-resep yang dibagikan teman-teman lewat media sosial. Terutama dalam hal menu MPASI anak. dengan Jepretan Kamera Ponsel, para bunda bisa berbagi resep kepada teman-teman lainnya.

Simpan Kenanganmu di Kamera Ponsel

Semoga teman-teman tidak pelupa seperti saya ya. Tapi pelupa atau pun tidak Kamera Ponsel sangat membantu untuk menyimpan kenangan. Telah banyak Kamera Ponsel yang punya kualitas oke untuk menjadi sahabatmu dalam mengabadikan kenangan. Zenfone 2 Laser ZE550KL salah satunya. Dengar-dengan ponsel super tipis satu ini sangat digemari teman-teman yang hobi foto loh. Wajar ajalah ya, desainnya yang simple pasti mudah dibawa kemana-mana.

Tentunya bagi banyak orang yang paling penting dari fitur kamera ponsel adalah bisa menangkap gambar dengan kualitas bagus.

See What Others Can’t See, begitu sih katanya si Zenfone 2 Laser ini. Kamera PixelMaster 13MP di ZenFone 2 Laser dengan apertur lensa f/2.0 mampu mengambil foto indah dengan resolusi tinggi tanpa shutter-lag. Fitur otofokus laser baru mampu mengurangi gambar buram dan memperbaiki stabilisasi gambar dan Mode Low Light terbaik di industri menggunakan teknologi penggabungan piksel untuk mengambil foto yang 400% lebih terang saat malam hari atau tempat kurang cahaya, tanpa bantuan flash.

Selain itu si cantik ini juga punya Mode Backlight (Super HDR) yang dapat melihat dengan jelas di terik matahari. Dan mode Super Resolution membantu mengambil gambar dengan detail tinggi di resolusi sampai 52MP!

Duh jadi naksir nih, saya baru punya power bank ASUS nya aja hihi, moga someday bisa melengkapi powerbank yang nganggur ini dengan Zenfone 2 Laser ZE550KL. Aamiin…

Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com
Bagikan postingan ini :)

riafasha

9 Komentar

  1. Jadinya kayak film Memento ya, mbak. Karena lupa, jadi kronologi kejadian dipotret semuanya. Sukses GA-nya.

  2. Aaamin. Semoga Hajat baiknya segera terkabul dan selalu diberikan yang terbaik untuk Mbak Rei sekeluarga.

  3. Saya juga suka memfoto. Kalo saya sih bilangnya foto bisa menjadi mesin waktu untuk mengingat masa lampau

  4. hehe iyah, membantu banget loh bang doel kamera ponsel ini

  5. ahh itu juga istilah yang tepat, walaupun kita gx bisa kembali ke masa lalu tapi bisa terus mengingatnya dengan melihat foto2 dari kamera ponsel

  6. Ehh iyya.. ngomong2 emang bener kalo poto bisa ngingetin kita sama temen2 ato org2 yg pernah kita temui. Walaupun mungkin kita lupa, hhee

  7. iya mbak, aku juga sering gitu nginget2 temen lama lewat foto

  8. Terima kasih sudah ikutan GA Aku dan #KameraPonsel. Good luck.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *