Kota yogyakarta yang sangat mengagumkan dengan banyak wisata

 

Kota Yogyakarta memang sangat mengagumkan. Kota yang terkenal dengan banyaknya pelajar, ramahnya masyarakat, kayanya budaya hingga tempat wisata yang sangat sayang untuk di lewatkan. Pertama kali saya ke Yogyakarta saat menjadi mahasiswa. Saya bersama Mba Inza di utus kampus untuk menjadi peserta pelatihan SAR (Search and Rescue) Dasar Hizbul Wathan di Yogyakarta. Saat itu kami menempuh perjalanan darat yang cukup lama. Namun setibanya di Yogyakarta rasa capek itu langsung hilang.

Kenangan Saat Melakukan Perjalanan ke Yogyakarta

Saat itu saya tiba dini hari di Yogyakarta, kami terlewat cukup jauh dan bus nya tidak mau berbelok. Terpaksa kami turun di tempat yang tidak tahu dimana. Untung saja ada kakek pembawa becak yang begitu baik mengantarkan kami ke jalan Ahmad Dahlan di Tempat harusnya kami berkumpul PP Muhammadiyah. Sayang sekali, di PP Muhammadiyah tidak ada tempat penginapan perempuan, sehingga kami menginap di sebuah hostel dengan biaya hanya 40ribu saja semalam. Hihhi murah ya!

Keesokan harinya, saya dan teman-teman perseta pelatihan berangkat ke Kaliurang untuk mendapatkan pelatihan. Berbeda dengan cuaca saat kami tiba, di Kaliurang cuacanya adem banget. Pas sekali karena kami akan melakukan pelatihan yang cukup menguras tenaga, jadi tidak terlalu terasa capeknya hehe..

Pelatihan berlangsung selama seminggu, tiga hari kami digembleng dengan materi dasar SAR khusus untuk SAR darat,  seperti navigasi, pertolongan pertama, hingga belajar bagaimana menaklukkan hewan berbahaya seperti ular. Duh, ini adalah hal yang menurut saya yang paling bikin deg-degan dan hampir pingsan. Ah, saya paling nggak bisa ngeliat hewan melata yang berlendir. Kami disuruh duduk di atas meja, dan you know si pelatih mengeluarkan segala jenis ular termasuk ular piton, king kobra, ular tikus, dan ular-ular itu mulai berjalan mendekati, berkeliaran di bawah meja kami, bahkan ada yang memanjat teman-teman saya. Saya menata jantung biar nggak ngos-ngosan, tapi tetap aja saya takut. Dan seluruh peserta HARUS MEMEGANG ULAR. Jika tidak, ularnya nanti disuruh menggigit kitaa waaaa.. dengan peluh bercucuran saya berhasil memegang ular untuk pertama kaliinya. Eh ada adegan mengerikan juga loh, saat salah satu peserta berani untuk digigit ular demi memperlihatkan penanganan saat digigit ular.

Hari ke empat hingga hari ketujuh, kami terjun langsung ke medan SAR. Walaupun simulasi, penyelamatan SAR yang kami lakukan memang seperti nyata. Peserta dibagi menjadi beberap team yang dilengkapi dengan persedian makanan, obat-obatan, hand talkie, hingga peralatan navigasi. Kami diterjunkan ke gunung Merapi, eh sebelumnya mampir pamit sama Alm. Mbah Marijan dulu. Si Mbah waktu itu ngomongnya jawa keraton kalo teman-teman yang jawa aja dia Cuma ngerti-ngerti dikit. Saya kebagian jadi navigator, *serasa jadi Nami Cwannn hehe.. entah kenapa seneng aja nentuin kemana teman-teman harus ngelangkah. Sumpah, seru banget, kami hampir kehabisan air, tidak mandi dan kaos kaki dah kayak bau ikan asin. Hingga akhirnya korban ditemukan. dan kami sama-sama membawanya menuju posko kesehatan.

Sungguh pelatihan yang menyenangkan dan mendebarkan. Capek tapi asyik ketemu teman-teman kece dari seluruh indonesia yang jago rafting dan walaupun ada cewek, kuatnya sama aja kayak cowok hihii. Setelah pelatihan saya menyempatkan untuk keliling jogja seperti ke malioboro, dan berbagai tempat wisata yang saya lupa namanya hiiiiihiii

Btw, semoga tahun depan bisa ke jogja saat suami wisuda. Doakan saya ada rejeki yaaa… belum puas ke jogja waku itu ^_^
Eh, apa sih wisata jogja yang keren? Kasih info donk…

Bagikan postingan ini :)

riafasha

1 Komentar

  1. Smoga bisa ke Jogja juga ya mba. Aku juga pengen banget bisa ke Jogja 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *