“Awalnya biasa saja, namun perlahan rasa itu ada. Dia menjadi istimewa tak seperti yang di duga. Rasa itu bernama cinta. Semoga selamanya bersemai di relung bernama hati.”
Saya tidak mudah menyukai orang apalagi sampai jatuh cinta. Rayuan puisi, lemah lembut kata dan lagu-lagu romantis tidak mempan untuk perempuan seperti saya. Mungkin saya sudah terbiasa dengan puisi karena ayah adalah seorang penyair. Saya pun sudah biasa mendengarkan dendangan lagu romantis karena ayah pun mantan anak band yang playboy pada zamannya. Lebih-lebih banyak teman yang menceritakan kisah pilu asmaranya pada saya, hingga saya jengah dengan beragam kisah asmara. Hampir hafal bagaimana tipe lelaki. Bahkan saat saya beberapa kali jatuh hati saya memberanikan diri untuk berhenti dari hubungan yang tak banyak membawa kebaikan.
Disaat memilih menjauh dan berkutat bersama profesi sebagai guru PAUD. Ternyata jodoh malah didekatkan. Seseorang yang dulunya satu kampus, sering bertemu namun sangat menjengkelkan di mata saya malah dipilih Allah untuk jadi imam saya kini. Ia, dia suami saya. Salah satu dari deretan lelaki tersayang selain ayah dan saudara saya.
Sebelum rasa itu ada, lelaki yang jadi suami saya ini tak pernah menjadi lelaki idaman sebelumnya. Saya anggap dia menjengkelkan, keras, tempramental, sok hebat, cerewet dan banyak hal buruk lainnya yang saya pikirkan tentangnya. Tapi gitu deh, Allah mah Maha Membolak balikkan hati. Yang dulunya benci bisa jadi sayang. Hehee.. Seluruh antero kampus heboh dengan berita pernikahan saya. IMPOSSIBLE… begitulah kira-kira pendapat orang tentang kami. Teman-teman banyak menanyakan perihal ini.
Apakah saya benar-benar yakin menikah dengan lelaki itu? Apa tidak salah pilih? Aku kira kamu bakal menikah dengan si A, kok malah dia? Dia itu suka demo loh? Dia itu keras loh? bermacam pertanyaan tidak percaya bahkan menjatuhkan bertubi-tubi datang menggoyahkan niat baik saya untuk menikah.
Setalah beragam pertimbangan akhirnya dengan mantap saya memutuskan untuk menerima pinangan si dia. 16 Juni 2013 kami menikah dan kini dikarunai seorang putra berumur 2 tahun 5 bulan. Saya juga sedang mengandung anak kedua. Doakan sehat ya teman-teman!
Setelah Menikah Bertambah Sayang, Kenapa?
Setelah menikah saya semakin yakin bahwa memang dia adalah jodoh yang tepat. Perasaan yang awalnya hanya keyakinan untuk membangun rumah tangga lama-lama berubah menjadi rasa sayang dan memiliki. Suami saya memang tipe koleris yang jika bicara ceplas ceplos to the point dan kadang tidak memikirkan perasaan lawan bicara. Saya sih sering mengingatkan dia, kalau tidak semua orang bisa dinasehati langsung, kebanyakan malah tersinggung. Tapi mau gimana lagi, suami saya memang punya karakter terlalu jujur kalau bicara. Tidak suka ya bilang tidak suka, tanpa basa-basi.
Selain kebiasaan baiknya dalam ibadah dan rutin menimba ilmu di pengajian. Banyak hal yang membuat saya menyayanginya! apa saja? yuk simak
Berani Jujur
Sifatnya ini bikin saya tambah sayang, karena tidak banyak lelaki yang berani bicara jujur walau dia harus dianggap keras bahkan dijauhi dan dimusuhi oleh orang lain. Biasanya, teman-teman atau adik-adik yang dinasehati suami saya awalnya akan sakit hati, namun lama-lama menyadari bahwa yang diomongkan suami saya itu benar. Bahkan ada yang datang ke saya dan berkata “ternyata yang kakak omong itu benar ya mbak, tapi waktu itu dengarnya sakit hati banget”. Terus saya jawab “jangankan kamu dek, mbak istrinya aja sering cemberut dinasehati tapi sekarang sudah terbiasa karena dia mengingatkan demi kebaikan kita.” Iya, saya selalu berusaha positif saat suami mengingatkan, karena memang dia imam saya yang punya tanggung jawab menjaga keluarganya.
Penyayang dan Mudah Bersosialisasi
Dulu saya suka cemburu, suami saya ini kok banyak sekali adik angkatnya. Mau cewek ataupun cowok. Dekatnya juga bukan main-main, orang tua adik-adiknya tuh malah kenal dekat dengan suami. Bahkan beberapa kali mengirim beras dari desa merka hingga makanan dan lauk pauk. Usut punya usut ternyata suami memang mudah dekat dengan siapa saja. Walau suka ceplas ceplos tapi malah punya adik angkat. Setelah menikah pun saya banyak mengunjungi rumah adik-adik nya dan mendapati mereka sudah seperti keluarga saja. Kata salah satu Ibu angkat, suami suka bantu adik-adik mahasiswa kalau kesulitan saat di kampus termasuk mengurus perkuliahan hingga mewakili omelan Ibu-Ibu mereka di dusun. Saya yang tipe pendiam ini jadi punya banyak keluarga baru setelah menikah. Sifat penyayang nya juga tampak bukan hanya dengan keluarga angkat tapi juga keluarganya sendiri. Sepupu-sepupunya sangat rapat dengan beliau. Setiap mampir ke Bengkulu pasti menginap di kontrakan kecil kami.
Terlalu Baik
Siapa sih yang nggak sayang sama orang baik apalagi suami sendiri. Hehee… saya bersyukur suami tidak anti membantu pekerjaan istri di rumah. Hal ini sempat saya takutkan karena suami merupakan keturunan Padang seperti saya yang biasanya lelakinya jarang mau membantu pekerjaan rumah. Suami saya bisa semua untuk beberes. Tapi sering menyerah soal masak memasak karena merasa masakan nya tidak seenak buatan saya. Saat saya melahirkan beliau yang melakukan semuanya termasuk mencuci popok dan membersihkan rumah.
Iya juga baik dengan orang lain. Pantang diminta bantuan, sebisanya akan dibantu secara tuntas. Termasuk meminjamkan barang-barangnya ke orang lain. Salah satu barang kesayangannya yang sering dipinjamkan adalah kamera DSLRnya. Kamera itu dibelinya dari hasil menabung saat menjadi karyawan di kampus UMB. Karena beberapa orang tidak amanah saat meminjam, kamera kesayangan itu lensanya rusak, tidak bisa fokus dan zoom.
Saya sedih sekali mengetahui kamera kesayangannya itu rusak. Saya tahu perjuangan dia mengumpulkan uang untuk membeli kamera karena suami punya hobi fotografi. Sejak itu ia tidak bisa menyalurkan hobinya. Saya pun tidak bisa ikutan menggunakan untuk keperluan ngeblog. Lebih sedih lagi waktu tahu kamera itu punya banyak kenangan. Si Canon sangat berjasa mengabadikan momen pernikahan kami, momen bulan madu, hingga foto-foto apik saat anak saya masih kecil.
Sebuah Hadiah Istimewa untuk si Dia
Sebenarnya saya sudah mencoba menjual kamera lama yang punya banyak minus itu. Tapi belum ada pembeli. Bahkan kalau ada yang membeli harganya pasti sudah jatuh banget ya, karena banyak rusaknya. Suami pun bilang kalaupun harus dijual tetap belum bisa beli yang baru. Ya, saat ini kami sedang butuh banyak dana untuk keperluan studi suami saya di Yogyakarta
.
Saya berharap punya rejeki dari penghasilan saya sendiri untuk memberikan sebuah hadiah istimewa bagi si Dia. Iya dia, lelaki tersayang yang kini menjadi imam saya. Hadiah istimewa itu adalah sebuah kamera pengganti yang punya kualitas bagus agar ia bisa memotret kembali. Saya ingin sekali melihat dia seperti dulu, tersenyum saat mengambil gambar dan menikmati salah satu hobinya itu. Doanya sih bisa memberikan hadiah istimewa itu saat ia wisuda bulan Juli nanti ^_^
Berharap boleh saja ya, siapa tahu dikabulkan!
Suatu saat nanti yang entah itu kapan saya ingin membelikan kamera DSLR Canon seperti miliknya, namun dengan kualitas yang lebih bagus seperti Canon EOS 70 D dilengkapi dengan lensa yang keren seperti yang saya lihat di Elevenia. Selain Canon EOS 70 D masih banyak kamera DSLR yang bagus-bagus bisa ditemukan di elevenia.
Jika saya membelikannya hadiah ini pasti akan membuat nya hepi.
1. Dia bisa menyalurkan hobi fotografinya lagi
2. Dia bisa bergabung dengan klub fotografi untuk menambah ilmu dan mencari teman-teman sehobi.
3. Saya dan ubay pun jadi hepi karena punya tukang foto gratis hehehe
Teman-teman yang ingin memberikan hadiah untuk orang tersayang bisa juga mencari di Elevenia loh. Beragam kategori barang pilihan tersedia. Tinggal Klik, Cari, Hepi. Beneran Hepi kalau bisa memberikan hadiah istimewa untuk orang-orang tersayang.
1. Kalau masih bingung buka aja homepage elevenia.co.id atau download aplikasinya
2. Buatlah akun di elevenia, lalu login
3. Pilih kategori yang diinginkan atau bisa menggunakan kolom search
4. Klik barang yang diinginkan dan jika sudah pas lakukan lah pembayaran
Mudahnya belanja di elevenia bisa juga dilihat caranya disini http://www.elevenia.co.id/static/how-to-buy/register-desktop.do
Itu Hadiah Istimewa Impian Saya untuk si Dia! Kalau kamu?
Yuk temukan di Elevenia. Tinggal Klik, Cari dan Hepi.
Suami pnya banyak adik angkat baik cwek ataupun cowok,, itu sih sebenarnya memunculkan kecemburuan kalau kita pandang sekilas tapi kalau Mbak Ria Fasha memang cerdas, tidak hanya melihat sekilas namun pesan besar dari hal itu ternyta suami adalah tipe pria penyanyang mudah bergaul dengan orang lain.,
Waaaah kagum saya,,
Sampaikan salam saya untuk MAs yg suka demo itu ya,, Assalamu'alaikum wa alaihissalam..
semoga mendapatkan kamera impiannya, cannon memeang bagus suami dulu juga make itu 5 tahunan foto bagus bagus banget namun resolusinya besar banget jadi kalo upload-upload kudu sabaar banget lamaa ..
Semoga impiannya terwujud ya mbak krn setahu saya camera cannon memang bagus buat yg hobi foto2
semoga impiannya dapat ya, buat suami tercintah kak 🙂
iya sih awalnya sering cemburuan mas tapi lama2 kelamaan dah biasa hhee
oke nanti dissampaikan salamnya 🙂
iya mbak makanya pengen ngeganti merk yang sama
sebenarnya kalo g dirusak orang juga belum rusak itu hehe
betul, resolusinya besar, lama nunggunya, lama editnya juga kaloo mau diuplod
aamiin.. iya mas memang bagus ^_^
amiin makasih dhanang
Kalau kamera bukan cocok untuk mbak ria saja, untuk aku juga cocok kok mbak. Hehehehe
duh, itu quote pertamanya, wedew dah
Ceplas ceplos tapi malah banyak yang deket ya mba, hihi, unik juga…smg dapet kamera bajunya utk paksu mba Amin
Makin istimewa, bahagia, kalau bisa dapetin kameranya ya, Mbak. Unnccch. . .:D
hihii kalo blogger mah pasti mau semua sama kamera kece
wedew banget mbak hahahaa
iya mbak aku juga aneh hehe
aamin makasih doanya
ahh iya betul banget itu mbak 😀
aamiin
kamera ky gitu berapaan harganya mba?
Semoga harapannya dikabulkan ya, Mbak.
kalo yang sepaket gitu harga 10 juta mas agus
amain makasih mas 🙂
Masya Allah.. Ternyata kamera juga bisa menjadi perekat kasih sayang antara suami dan istri ya mbak… Semoga langgeng terus mbak dalam keluarganya.
Ngomong2 masalah kamera, sebagai sebuah media online seperti sepenggal.info ini kami sangatlah memerlukan kamera untuk kgiatan jurnalistik, semoga nanti kalau ada rezeki bisa beli kamera juga.. Aamiin
Allah itu memang tahu yang terbaik untuk hambanya ya Mbak. Senang bacanya tulisan mbak, semoga hadiah untuk suaminya bisa terwujud tahuni ini.