*tulisan ini tidak bermaksud untuk menyalahkan, menjelekkan, atau menggurui. Hanya sekedar berbagi pemikiran isi kepala yang sejak lama berseliweran



Ditolak, Gagal Taaruf, nggak sesuai sama keluarganya, nggak cocok sama sifatnya, adalah beberapa hal yang seringkali dikeluhkan oleh banyak lelaki ketika niat baik mereka untuk menikah ternyata belum teralisasikan. Tak banyak para lelaki menyalahkan sang wanita yang terlalu pemilih, matre, banyak maunya atau tak mau menerima apa adanya. Ada pula yang akhirnya menyerah untuk berusaha dan menjalani hidup tanpa mempedulikan pernikahan, “jodoh akan datang sendiri” begitulah kira-kira.

Dalam islam, pernikahan merupakan salah satu Ibadah suci yang menawarkan banyak kebaikan. Kedekatan antara wanita dan lelaki yang awalnya tak diperbolehkan, setelah menikah menjadi halal dan berpahala. Bahkan senda gurau istri dan suami dinilai kebaikan di mata Allah. Lah, rugi kan ya kalau nggak nikah.

Iya rugi banget! Tapi perihal menikah juga bukan persoalan mudah. Proses pencarian si tulang rusuk nggak segampang yang dibayangkan. Penuh intrik dan problema! cieee… ada perjalanan panjang yang kudu ditempuh dan itu butuh kesabaran dan keyakinan pada yang Kuasa telah menetapkan jodoh kita.

Tinggal bagaimana ikhtiar kita untuk menemukannya. Kadang ya kita yakin si A jodoh kita, tapi ternyata si A malah nikah ama yang lain. Atau dah bertahun-tahun pacaran taunya malah putus dan musuhan. Kasus lainnya, dah sama-sama iya eh keluarga nggak setuju. Tak jarang banyak lelaki yang akhirnya menyalahkan si perempuan karena matre atau terlalu milih, atau nyalahin keluarga perempuan yang nggak bisa nerima apa adanya.

Sebagai perempuan dan berdasarkan pengalaman pribadi saya dan teman-teman yang sudah menikah. Hai Para Lelaki, Tidak semua perempuan itu ingin menikah dengan kalian karena tampang, romantis, tahta ataupun harta. CATET ya! Tidak semua walaupun ada sebagian wanita yang memang mempunyai kriteria yang saya sebutkan tadi.

Lah terus kok ajakan nikah saya tetap ditolak kalo nggak semua wanita kriterianya kayak begitu? Nah saya mau kasih bocoran berdasarkan hasil penulusuran saya *hohoohhoo. Alasan-alasan dibawah ini di luar alasan umum seperti kurang ganteng, penampilan nggak oke, kerjaan nggak ada, atau nggak kaya ya.

Hai Lelaki, Ini Alasan Kenapa Ajakan Nikah Kalian Ditolak

1. Saya Ingin Menikahimu! Dua, tiga, empat, blablaaa tahun lagi

Sebagian wanita mungkin berbunga-bunga ketika lelaki pujaannya menyampaikan niatan untuk menikah. Tapi, jika dengan embel-embel bla-bla tahun lagi, beberapa wanita akhirnya menganggap niatan itu tidak serius. Harusnya sebelum menyampaikan itu, pertimbangkan dengan masak dan jangan janjikan bla-bla tahun karena itu bentuk sebuah ketidakpastian. Cukup sampaikan ke si wanita dan keluarganya untuk merancangnya bersama jika kalian benar-benar ingin menikah.

2. Kita Menikah Yuk Setelah Saya Sukses, sekarang kita Jalani Aja dulu

Mungkin maksud para lelaki menjanjikan pernikahan setelah sukses itu baik, supaya nanti pasangannya tidak hidup susah. Namun janji itu terkesan muluk-muluk. Kalau saya pribadi saat mendapatkan ucapan demikian, saya ogah. Ujung-ujungnya nanti ngajak pacaran. Belum tentu saat si lelaki telah sukses dia masih punya niat buat nikahin kita. Nah ini dah lama-lama nunggu, pas dah sukses taunya kepincut cewek lain hohoho… kalo dah dapat tawaran begini, saya akhirnya bilang. Ya udah kenapa ngomong mau nikahnya sekarang, nanti aja kalau udah sukses itupun kalo memang berjodoh. 😀

3. Menyombongkan Harta dan Jabatan

Ada pengalaman seorang teman saat ada pria yang melamarnya dengan gaya pamer. Anggap saja begini “Dek, mau nggak menikah sama saya? saya punya gaji yang besar, kerjaan saya Kepala bla bla.. Adik tidak akan susah hidup dengan saya. Tidak perlu capek-capek kerja, kita nanti akan bulan madu di sana sini.” Duh-duh bang, nggak semua wanita bisa dibujuk rayu sama jabatan sama harta ya. Buktinya banyak wanita yang setia membangun biduk rumah tangga dari titik nol yang penting sama abang *ihirrr

4. Tidak Sabar Meyakinkan Orang Tua Perempuan

Menikah bukan hanya menyatukan kita dan calon istri/suami. Tapi juga menyambung hubungan dua keluarga. Dan itu nggak mudah. Dua keluarga, dua adat, beragam pemikiran yang kadang bertolak belakang. Apalagi jika si pihak perempuan memegang beberapa hukum adat dengan teguh, misalnya minta ini itu, menggunakan ini itu. Belum lagi campur tangan keluarga lainnya seperti paman, tante, dll.  Saya pribadi melihatnya sebagai bentuk perjuangan untuk menikah. Saran saya sih sebisanya kedua calon pengantin sama-sama memberi pengertian ke keluarga tentang pernikahan apa yang diinginkan, terutama ke orang tua. Biar kedepannya setelah menikah, hal itu nggak diungkit-ungkit lagi.

5. Salah Memilih Pihak Ketiga

Tak banyak pernikahan gagal karena salah memilih pihak ketiga alias perantara untuk taaruf. Pihak yang dipercaya untuk menyampaikan hal ini itu terkadang lalai menyampaikan sehingga kadang proposal taaruf si laki-laki sudah didahului yang lain. Padahal ya, kadang si perempuan sudah menunggu lama untuk dilamar. Yuhuu..  Jadi alangkah baiknya pilihlah orang yang amanah untuk membantu Anda melakukan taaruf. Atau langsung aja dah ke orang tuanya. Resiko terburuk paling ditolak. Berani?

Sekali lagi, hal-hal yang saya sampaikan di atas tidak untuk menyalahkan atau menggurui lelaki. Karena sekali lagi yang harus kita yakini bahwa jodoh itu Allah yang atur, dengan catatan kita telah berusaha untuk mencapainya. Kalau jodoh belum sampai, terus perbaiki diri sambil ikhtiar mencari  jodoh. Minta restu orang tua agar dimudahkan.  Saya doakan teman-teman dimudahkan dalam menemukan jodoh ^_^

Pesan untuk Wanita
Memilih boleh. Boleh banget, pasti kita inginnya yang cakep, pinter, kuat,  lebih-lebih kaya dari keturunan baik-baik. Tapi yang penting tentu semua tahu kalau akhlak, agama itu yang utama. Yakin dah gantengnya si doski kalau nggak mau bahu membahu sama kalian saat momong anak dirumah dah bakal hilang gitu aja. Romantisme ala penyair kelas kakap, kalo ngomong sama kalian nggak ada lembut-lembutnya bakalan hambar aja rasanya. Atau gagahnya si doi saat menaklukkan gunung tertinggi didunia nggak ada apa-apanya kalo ngebiarin istrinya tunggat tunggit tanpa peduli, walau si dia nggak bisa kerjaan rumah tapi paling nggak mau mijitin punggung istrinya yang rasanya remuk kerja seharian. Jadi, sekarang pilihan tinggal di kita. Saran saya, kalo ada lelaki soleh niatnya baik mau ngelamar, hati dah yakin, keluarga oke, bismillah sambut niat baiknya.

Juga untuk para orang tua. Saya tahu banget perasaan Bapak Ibu saat melepas anak perempuan. Ada janggal dihati apa iya anak saya bisa bahagia, hidupnya nyaman, nggak susah. Makanya Ibu Bapak selektif banget kan pilih mantu? Ya bener banget harus selektif. Selektif pilih imam buat anak kita itu harus, tapi kriteria nya tetap agama dan akhlak yang jadi prioritas. Karena lelaki yang kita pilihkan itu akan menentukan ke surga atau nerakakah jalan anak gadis Bapak Ibu. Kalaupun ekonomi sulit, lelaki yang punya pondasi iman yang bagus nggak akan kalap atau ngamuk-ngamukin istrinya. Mau negor kalo istri salah bukannya dipukuli. Harta bisa dicari, tapi akhlak baik itu bagaikan permata tersembunyi. Jadi jangan sia-siakan perjuangan Bapak Ibu mendidik membesarkan anak hingga dewasa jika harus dilepas dengan lelaki yang tidak bisa membawa istrinya ke jalan kebaikan.

*Tumben ya tulisan saya panjang ^_^
Semoga saya tidak menyinggung perasaan banyak orang, hanya mengungkapkan ide di kepala yang sudah lama ingin disampaikan. Semoga dimudahkan ^_^

Bagikan postingan ini :)

riafasha

16 Komentar

  1. Nanti bs jadi pihak ketiga gak mbak 😀

  2. Ditolak karena sudah punya cowok, padahal cowoknya tidak memberi kepastian menikahinya gimana?

  3. paling bete tuh sama cowo yg nyombongin harta dan jabatan, dulu yg kayak gtu langsung aku blacklist hihihi

  4. Ya ampun, kasian banget kalo sampe proposalnya ditunda sama perantaranya. Padahal menyegerakan kan lebih baik ya. Btw, soal menyombongkan jabatan atau harta itu pernah juga ada yang deketin seperti itu. Dan malah jadi ilfil sih. 😀 Bukannya respek tapi jadi ngerasa ini orang kok ujung2nya soal harta. Padahal nyambung ngobrol aja nggak. Tapi balik lagi gimana cara membangun komunikasi. Kalau disampaikan dengan cara yang baik, pasti lamaran juga akan diterima. Kayak ustad Salim waktu nikah dulu. Negonya keren tuh. hihi

  5. itu poin yg nomor 3 ga banget memang :D.. kalo co udh mulai sombong mamerin hartanya, mending ditolak jauh2 hari ;p.. bukan ga mungkin dia bakal semena2 nantinya pas jd suami.. dia kira istrinya bakal takut kalo ga diksh uang bulanan lagi dari hartanya itu :D..

  6. hihi, lucu deh jadinya

    bismillah jadi referensi ilmu mbak (Y)

  7. ahaii nggak janji ah,
    jadi pihak ketiga itu tanggung jawabnya besar euy
    mending langsung k ortu si doski hihii

  8. baiknya pasti mbak yg tau deh
    tapi saran saya, cowok yg serius itu ngajakinnya nikah mbak bukan pacaran hihihi

  9. wahh bunda iyas pengalaman juga soal yang itu
    setuju mbak aku juga langsung ilfill

  10. iya mbak ila pernah dapet cerita gitu waktu pihak ketiganya nggak amanah…
    ya mbak, belum apa2 kita dah disogok ama uang, ntar gimana abis nikahnya,

    soal lamaran memang musti belajar juga ternyata y, belajar mengkomunikasikan, nggak hnaya modal niat dan nekat hehee

  11. hihii iya mbak
    padahal kan nggak semua cewek bisa cepat iya gara2 harta

  12. siiip semangat usamah
    semoga dimudahkan

  13. Kalau sudah saatnya menikah, cukup umur dan amanh ortu maksudnya kelar sekolah maka azzamkan salah hati kita membuka hati untuk siapun uang berniat baik dan menerima kita apa adanya. Kalau niatnya udah baik insyaallah dimudahkan

  14. Hahaha… gara2 di share ulang aku jadi mampir Mbak, penasaran sama isinya.. wkwkwk

  15. Paling gemes sama cowok yg bilang dia baik tp maksa. Etdah, hahaha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *