Keputusan yang diambil David mungkin sangat berbeda dari pemuda kebanyakan. Di saat banyak sarjana berbondong-bondong mencari pekerjaan yang dipandang keren, David malah kembali ke kampung halamannya untuk memperbaiki ekosistem laut dan melakukan pemberdayaan masyarakat. Tantangan dari orang tua dan masyarakat tak membuatnya menyerah, hingga ia mendapat penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2022 dari Astra.
Mengenal David Hidayat, Si Anak Nelayan
Laki-laki kelahiran 28 Agustus 1987 mempunyai ayah seorang nelayan. Orang tuanya menaruh harapan besar agar ia bekerja di kantor besar perkotaan. Ia tumbuh di sekitar pesisir tepartnya di Desa Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesesir Selatan.Keinginannya untuk menjaga laut ini bermula karena ia punya hobi menyelam.
Ia merasa tergerak untuk mendirikan Andespin Deep West Sumatera pada tahun 2014 karena melihat kerusakan eksosistem Laut Sungai Pinang. Kerusakan terumbu karang ini berpengaruh pada kehidupan laut dan perekonomian masyarakat. Harusnya potensi laut bisa dikembangkan sebagai sumber penghidupan.
Berbekal ilmunya saat kuliah di jurusan Perikanan dan kelautan Universitas Bung hatta, Dafid ingin mengubah kebiasaan masyarakat yang sering menangkap ikan menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan.
Keinginan David ini memang tidaklah mudah. Ia mendapat tantangan dari anggota keluarga. Tidak sedikit stigma yang ia dapatkan karena Keputusan berkegiatan di pesisir Selatan. Namun tantangan tersebut tidak menyurutkan tekadnya untuk memberi manfaat dari program yang ia gagas bersama kawan-kawan di Andespin.
Andespin Deep West Sumatera
Gerapan David membentuk ANDESPIN dibantu oleh beberapa pemuda di Desa Sungai Pinang. Komunitas ini memiliki serangkaian program yang berhubungan dengan aspek pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat.
ANDSPIN berfokus pada konservasi terumbu karang, produksi batik dan kopi mangrove, pembibitan mangrove hingga pengembangan rumah literasi. Davin dan rekannya berusaha menciptakan hal positif yang melibatkan ekologi dan perekonomian lokal.
Edukasi Pelestarian Ekosistem Laut
Penyelamatan eksosistem laut tidak akan bisa berhasil jika masyarakat belum mengubah kebiasaan meeraka sendiri. Untuk itu David bersama Andespin mencoba untuk memberi edukasi kepada masyarakat sekitar.
David sadar, masyarakat belum tahu banyak tentang cara melindungi laut. Sebagian mereka masih menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan terutama bagi terumbu karang. Ada juga masyarakat yang menggunakan kayu mangrove untuk rumah dan perahu secara sembarangan.
Andespin lalu gencar memberikan edukasi bagaimana melestarikan mangrove dan eksosistem laut baik itu untuk nelayan, petani, pelajar hingga masyarakat umum.
Awalnya edukasi mereka sempat dispelekan. Namun berkat aksi nyata Andespin, kondosi laut yang makin terjaga memberikan potensi perikanan yang menjanjjikan. Nelayan jadi lebih berdaya karena bisa menangkap lebih banyak ikan.
David juga mendapatkan dana CSR yang ia gunakan untuk membeli bibit mangrove dari warga sekitar. Ia juga mengupah warga yang bekerja untuk menanam mangrove di tepian Pantai. Kini mangrove tumbuh menjadi pesona yang memikat wisatawan yang datang ke pesisir Selatan sejak 2017 lalu. David berharap dengan banyaknya kunjungan wisatawan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Tak berhenti disitu, David dan Andespin Deep West Sumatar juga mendirikan rumah literasi agar anak-anak dan masyarakat dapat belajar memahami pentingnya menjaga lingkungan terutama Laut Sungai Pinang.
Pemberdayaan Masyarakat Lewat Kopi dan Batik Mangrove
Tak hanya edukasi terkait ekosistem laut saja yang menjadi fokus Andespin. David dan tim juga mengembangkan potensi usaha kopi dna batik mangrove.
Usaha kopi dimulai sejak 2020 lalu sejak Andespin mendapat bantuan mesin kopi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Lalu untuk batik mangrove adalah kain batik yang dibuat menggunakan pewarna alami dari mangrove. Andespin mendatangkan langsung pelatih untuk memandu masyarakat membuat batik. Masyarakat sangat antusias untuk mempelajarinya dan menjadikannya sebagai peluang usaha.
Berkat usaha David dan Andespin, kini eksosistem biota laut Sungai Pinang semakin baik dan terawat. Terumbu karang sebagai habitat tanaman dan hewan laut mulai terehabilitasi dengan konsisten dan hutan mangrove mulai Lestari kembali. Dilansir dari web SATU Indonesia Award, konservasi Laut Sungai Pinang yang dilakukan ANDESPIN telah mencapai persentase 70% pada tahun 2022. Ia menunjukkan bahwa ada harapan untuk pelestarian alam selama kita mau bergerak dan berubah untuk Indonesia.