“Semua penulis akan mati. Hanya karyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti.” – Ali bin Abi Thalib
Awalnya saya adalah pecinta puisi yang pemurung. Tidak suka bergaul apalagi berteman akrab dengan banyak orang. Hari-hari dilalui dengan menulis puisi di diary. Menulis seperti obat keresahan jiwa dan nestapa yang terlanjur menghantui saya saat remaja. Saya seringkali malu dan rendah diri setiap kali teman-teman sekolah bertanya kenapa saya harus ke dokter setiap minggunya. Ada apa dengan kaki saya? Apakah luka sakitnya tidak bisa sembuh? Beragam pertanyaan malah membuat down dan akhirnya saya memilih mundur dari pergaulan dan membunuh sepi dengan menulis.
Kesepian itu perlahan terobati. Bukan lagi menulis di diary, tapi saya lebih berani untuk mempublikasikan tulisan di media. Mengikuti lomba penulisan puisi dan tak pernah menyangka bahwa buah dari isi hati yang nestapa ini bisa diapresiasi oleh orang lain. Saat SMA , seorang Teman (Ika Pasca) mengirimkan puisi saya untuk mengikuti lomba di UNIB. *saya beneran nggak pede hingga menangpun Ika yang ambilkan pialanya. Saat itu jadi seperti titik hentakan ke diri saya pribadi. Loh, saya punya bakat menulis yah. Walaupun sih waktu itu karya saya masih dibilang picisan sama ayah yang notabanenya penyair di Bengkulu.
Waktu berlalu, saya mulai mengenal internet. Memang dasar orangnya suka menyepi, saat itu saya menyepi di warnet (warung internet). Menjelajah aplikasi yahoo messager, ikut forum yang saat itu lagi gandrung, hingga mencoba Friendster dan membuat blog di Multiply. Ya, saya pertama kali ngeblog di multiply yang sekarang dah nggak ada lagi dan saya menyesal banyak tulisan nggak sempat di pindahkan. Lalu saya pun mencoba menggunakan blogdetik, wordpress hingga akhirnya nyaman ngeblog di youtube.
Tujuan ngeblog saat itu hampir sama dengan menulis diary. Hanya medianya saja yang berbeda. Tetap suka menulis puisi dan fiksi galau di blog reirainrainbow.blogspot.com yang sekarang sudah jadi happyummi.com (nggak nyambung banget kan ya). Tidak pernah membayangkan bahwa dengan ngeblog bisa menghasilkan seperti sekarang. Saya hanya suka ikutan giveaway dan kuis yang diadakan banyak blogger dan mengumpulkan hadiah-hadiah. Itu aja sudah senang banget, dan hadiah ngblog pertama saya adalah buku bahasa inggris preloved.
Makin lama, blog sudah makin dikenal oleh banyak orang. Berbagai daerah membuat komunitas blog dan mengadakan pertemuan. Saya hanya bisa melihat keseruan itu dari balik layar komputer sambil terus bertanya ke diri sendiri, kapan ya di Bengkulu ada komunitas blogger juga. Ah, saya pikir saat itu Cuma mimpi karena menemukan blogger di Bengkulu aja sulit. Yang saya tahu Cuma INtan yang kebetulan kenal sama adiknya saya dan kita pernah satu kelompok Arisan Buku Gagas Media-Bukune. Bahkan kita berdua pernah di PHP in sama orang yang katanya mau buat workshop ngeblog. Wkwk..
Awal Mula Terbentuknya Blogger Bengkulu
Hingga satu pesan dari ASRI (ibu guru nan kece yang berpetualang mengajar anak-anak di pelosok) membuat saya super bahagia. Intinya ada pihak kompasiana menghubungi Asri nanyain komunitas blogger Bengkulu. Dulunya Asri pernah bikin di facebook tapi nggak aktif lagi, dank arena Asri ga di Bengkulu jadi dia memberikan nomor saya ke Mas Radja saat itu.
Akhirnya ketemu Intan dan Mbak Milda |
Senang saya bercampur bingung. Bagaimana mungkin mengumpulkan puluhan blogger di Bengkulu? Apa ada? Alhamdulillah berkat kerjasama semuanya acara nangkring bareng kompasiana itu berjalan lancar. Satu hal yang bikin saya tambah senang ternyata Blogger Bengkulu itu banyak loh. Cuma nggak terkumpul aja. Saat itu juga saya dan mba milda chitchat. Katanya ini bisa jadi momen kita membentuk komunitas yang sudah lama beliau harapkan juga. Tentu saja saya setuju banget. Mbak Milda yang baru lahiran itu rela-relain datang dan mengurus spanduk yang sudah ada logo Blogger Bengkulunya loh. Salut deh, dan setelah acara nangkring kami berfoto bersama untuk mendandakan terbentuknya Blogger Bengkulu. Tanda lainnya juga adalah TERCEBUR nya SAYA KE KOLAM. Ya Allah, cemas banget waktu itu laptop, kamera, handphone nyemplung sama tas semuanya. Tapi Alhamdulillah nggak rusak-rusak amat dan terobati karena menang lomba menulis acara nangkring saat itu.
Dari Kopdar, Kelas Blogger hingga Workshop
dulu wefienya begini *salfok ama rambut piter |
Awalnya Blogger Bengkulu mengadakan kopdar bulanan yang diadakan di rumah-rumah anggota. Belum banyak peminatnya, tapi kegiatan terus dilakukan. Sharing sederhana tentang menulis yang diisi oleh anggota Blogger Bengkulu. Tahun kedua konsep kopdar beralih menjadi Kelas Blogger. Acaranya pun bekerja sama dengan beberapa sponspor yang menyiapkan hadiah untuk live event dan nulis serempak. Semakin banyak wajah-wajah baru yang hadir untuk sama-sama belajar ngeblog. Saya salut karena teman-teman Blogger Bengkulu sangat cepat dalam belajar. Semangatnya perlu diacungi jempol. Bahkan sekarang saya yang sepertinya perlu banyak belajar ke teman-teman lainnya.
kalo ngumpul bisa rame masyaAllah |
Blogger Bengkulu juga mengadakan workshop untuk mengakomodir keinginan yang mau belajar ngeblog dari awal. Sistemnya coaching, setiap 5 peserta akan di coaching oleh satu orang. Alhamdulillah dari workshop juga semakin banyak anggota yang bergabung di Blogger Bengkulu.
Kisah Tiada Akhir Blogger Bengkulu
kopdar pertama bobe |
Semakin kesini , Blogger Bengkulu makin dikenal. Bukan hanya oleh mereka yang ingin belajar ngeblog, tapi juga oleh pemerintah dan brand yang menggandeng Blogger Bengkulu untuk bekerja sama. Saya yakin bisa sampai ke titik ini karena kerja sama dari anggota Blogger Bengkulu untuk memajukan Bobe. Ide-ide segar kegiatan dari Mak Milda pun menjadi penopang Bobe untuk terus bertumbuh. *Semoga beliau diberi kesehatan dan kesabaran untuk terus mengawal Bobe di tahun ketiga nya nanti.
Memasuki usia dua tahun Blogger Bengkulu telah melalui banyak hal. Ya katanya untuk kuat memang harus ada ujian. Tapi semoga dengan hal-hal yang sudah terjadi selama dua tahun menjadi hikmah dan motivasi untuk melakukan banyak perbaikan. Menjadikan Bobe menjadi rumah yang hangat bagi para anggotanya, ada atau tidak ada job. Bayar ataupun gratis saat kegiatan. Hehe..
Percayalah Job, hadiah, kesenangan menulis ini hanya akan berakhir di dunia. Yang kekal adalah kebaikan yang kita tularkan melalui tulisan untuk menjadi kebahagiaan di akhirat kelak. Kisah Tiada AKhir blogger Bengkulu adalah bukan tentang saling backlink ataupun share link tapi ukhuwah , persahabatan dalam hal kebaikan yang akan kita bawa ke surga nanti InsyaAllah.
Yuk, sebarkan semangat positif untuk diri sendiri, daerah Bengkulu, teman-teman Blogger Bengkulu dan semua orang lewat tulisan. Semoga karya kita akan kekal dan menjadi pemberat timbangan kebaikan di akhirat. Aamiin..
Tulisan ini diikutsertakan pada Audisi Menulis Buku Blogger Bengkulu