sumber gambar : google.co.id

Bersyukur, memang mudah diucapkan tapi sangat sulit untuk merealisasikannya. Menjadi pribadi yang tulus ikhlas dalam menerima kenyataan yang sudah ditakdirkan oleh Allah tentulah memerlukan waktu dan pemahaman yang sempurna. Saya yang telah menjadi seorang istri dan Ibu pun masih perlu belajar banyak tentang arti kesyukuran. Jika hati saya mulai gundah karena merasa mendapat nasib buruk, saya mencoba untuk belajar dari cerita motivasi hidup orang lain.

Di saat banyak teman kini telah mapan, mempunyai rumah sendiri, kendaraan pribadi dan sering jalan-jalan ke luar negeri, kadangkala terbesit rasa ingin merasakan juga apa yang mereka rasakan. Di saat banyak orang bisa mendapat apa yang ia cita-citakan dengan mudah, kita harus jungkir balik bahkan untuk menafkahi keluarga. Rasa-rasa seperti itu kadang menjadi bibit dengki di dalam hati. Jika dipupuk akan menjadi penyakit hati yang susah disembuhkan. Jangankan berpikir positif kepada pencipta dan berupaya untuk memperbaiki hidup, kita akhirnya sibuk untuk mencari kesalahan orang lain. Padahal kita tidak pernah benar-benar tahu bagaimana perjuangan seseorang untuk mencapai kesuksesan, mungkin saja Ibadah mereka lebih rajin, mungkin saja sedekah mereka lebih rutin, mungkin saja mereka selalu berprasangka baik terhadap orang lain.

Sebuah cerita motivasi hidup pernah saya dapatkan dari seorang wanita janda yang suaminya telah meninggal saat kedua anaknya masih kecil. Mereka hanya tinggal di sebuah kontrakan yang memprihatinkan. Jangankan terbayang untuk menyekolahkan anaknya hingga sarjana, memberi makan tiga kali sehari saja ia harus memerah keringat siang malam. Ia hanya yakin bahwa Allah tidak mungkin memberikan cobaan diluar batas kemampuannya. Ia menjalani dengan ikhlas, sembari terus berdo’a yang Maha Kaya akan memperbaiki kondisi hidup anak-anaknya nanti.

Bersedekah adalah hal yang ia tekankan dalam kondisi sulit itu. Apapun yang ia bisa berikan pada orang lain untuk membantu akan ia usahakan. Walaupun kondisi keungannya kembang kempis, ketulusan hatinya dalam memberi ternyata Allah bayar berlimpah-limpah dengan anugerah luar biasa yang tak terduga. Kebaikan hatinya telah dikenal banyak orang, keluarga, tetangga, teman anak-anaknya termasuk saya. Ia tipe perempuan ramah yang suka bercerita, pernah ia meminjamkan uang yang tak sedikit pada seseorang yang sangat membutuhkan tanpa syarat apapun dan si peminjam boleh mengembalikan kapanpun dia mampu.

Kini, perempuan yang tak lagi muda itu telah mempunyai rumah sendiri, ia pun sudah menjadi pegawai negeri. Anak-anaknya kini sedang menempuh pendidikan magister dan sarjana. Siapa sangka? Walau telah mapan, kebaikannya tak berkurang, malah semakin bertambah. Sungguh buah kesyukuran yang membahagiakan. Bukankah sudah janji Allah setiap kebaikan yang kita tanam akan menuaikan kebaikan pula.

Bagaimana dengan kita? Apakah sudah bersyukur akan hidup yang kita jalani?
Semoga cerita motivasi hidup tadi bisa menginspirasi.

Bagikan postingan ini :)

riafasha

14 Komentar

  1. Kehidupan org lain kdg buat kita iri. Tp alanfkah lbh baik klo kita mensyukuri apa yg Tuhan beri

  2. Orang-orang yang tulus dan mempunyai kebaikan hati itu biasanya hidupnya memang relatif lebih bahagia. Mungkin karena banyak orang yang mendoakan nya. Ikut mendoakan ibu yang berbaik hati itu walau dia sendiri tidak kaya tapi ringan tangan membantu kesulitan orang lain. Semoga semakin dilimpahkan rezekinya dan diberi kesehatan. Amin

  3. iya mbak, kalo iri dipupuk bisa pusing sendiri

  4. iya mbak, menjadi bahagia karena tidak penuh dengan pikiran negatif…
    iyaa aamiin makasih mbak

  5. Bersyukur ini memang sumber kebahagiaan ya mbak, semakin banyak kita bersyukur, semakin bahagia hidup kita. Semakin banyak mengeluh, akan semakin terasa sesak

  6. Bersyukurlah bagi kita yang selalu merasa cukup, mbak. Berapapun banyaknya harta yang diamanahi. Perasaan cukup, timbul karena rasa syukur kita akan nikmat-Nya. Kalau kita bersyukur, hati juga akan tenang. Ketika orang lain mendapat limpahan rezeki kita justru bahagia dan mendoakan yang baik-baik kepada mereka.

    Ingat nggak yang ada hadits yang menerangkan ada sifulan yang akan masuk syurga. Begitu Rasulullah Saw bersabda, sahabat-sahabat pada penasaran sampai ada yang belain nginep di rumahnya. Ternyata ibadahnya juga biasa-biasa saja. Tidak ada yang spesial. Usut punya usut si fulan ini tidak sebetikpun memendam rasa iri ataupun dengki saat yang lain dilimpahi rezeki. 🙂

  7. yup bersyukur mulai dari hal yang sederhana itu perlu ay, kalau yang sederhana saja gak bisa mensyukuri , apa bakali kiat dikasih hal yang lebih besar

  8. Ada istilah rumput tetangga lebih hijau. Tp mungkin kita lalai memupuk rumput sndiri. Selalu berprasangka baik saja atas ketentuan Allah.. kan hidup di dunia cm sementara. Smg di akhirat kita smua mendapatkan kebahagiaan yg kekal

  9. Emang yg paling bener itu bersyukur sambil terus berusaha ya mbak Ria 🙂
    TFS 🙂

  10. iya asri gx mudah memang legowo itu, apalagi di era medsos dimana orang wara wiri memperlihatkan sesuatu yg kadang bikin iri
    tapi ya lagi2 kalau kita udah bersyukur, semua itu gx akan bikin hati jadi terganggu

  11. makasih mbak isnaini nasihatnya
    duh jadi ngerasa malu sama diri yang syukurnya masih seujung kuku
    semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik ya

  12. iya mbak bersyukur dari hal2 kecil juga cara untuk belajar mensyukuri hal lainnya

  13. iya mbak Apri, toh tujuan kita juga akhirat,
    kenikmatan dunia hanya secuil aja ya tapi dah bisa bikin hati jadi iri dengki 🙁

  14. iya mbak april, biar seimbang ya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *