Sadar nggak sih, di era modern sekarang ini, banyak orang yang gaya hidupnya mengabaikan kesehatan. Misalnya, pola makan yang tidak sehat, tidak melakukan aktivitas fisik hingga setress berkepanjangan.
Padahal, kebiasaan tidak sehat tersebut menjadi pintu banyak penyakit berbahaya seperti diabetes melitus tipe 2. Penyakit ini sering digadang-gadang seebagai “silent killer” karena menyerang perlahan dan seringkali tanpa adanya gejala awal, namun punya dampak yang merusak kualitas hidup.
Apa Itu Diabetes Melitus Tipe 2?
Kita memang sering mendengar tentang penyakit diabetes. Namun, apasih diabetes melitus tipe 2 ini?
Diabetes melitus adalah kondisi kronis yang memengaruhi cara tubuh memproses gula darah (glukosa). Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel-sel tubuh. Normalnya, hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas berperan sebagai kunci yang membuka pintu sel agar glukosa dapat masuk dan diubah menjadi energi.
Pada diabetes tipe 2, tubuh mengalami resistensi insulin, yaitu sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin. Akibatnya, glukosa menumpuk dalam darah dan menyebabkan kadar gula darah meningkat. Seiring waktu, pankreas juga bisa mengalami penurunan kemampuan memproduksi insulin.
Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2
Ada banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena diabetes tipe 2. Beberapa di antaranya tidak dapat diubah, seperti riwayat keluarga, tetapi banyak juga yang terkait dengan gaya hidup yang dapat kita hindari:
-
Riwayat Keluarga (Genetik)
Jika memiliki orang tua, saudara kandung, atau kerabat dekat dengan diabetes tipe 2, risiko untuk mengembangkan kondisi ini meningkat secara signifikan. Faktor genetik berperan dalam bagaimana tubuh memproduksi dan merespons insulin.
-
Usia
Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun. Ini mungkin karena penurunan fungsi pankreas dan penurunan aktivitas fisik seiring bertambahnya usia.
-
Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
Ini adalah faktor risiko utama. Kelebihan lemak tubuh, terutama di area perut (obesitas sentral), dikaitkan dengan resistensi insulin. Semakin banyak jaringan lemak yang Anda miliki, semakin resisten sel-sel Anda terhadap insulin.
-
Kurang Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Olahraga membantu mengendalikan berat badan, menggunakan glukosa sebagai energi, dan membuat sel-sel lebih sensitif terhadap insulin.
-
Pola Makan Tidak Sehat
Konsumsi makanan tinggi gula, minuman manis, makanan olahan, dan lemak jenuh meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Diet rendah serat juga berkontribusi pada risiko ini.
-
Prediabetes
Ini adalah kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2. Prediabetes 1 seringkali tidak menimbulkan gejala, tetapi merupakan sinyal peringatan bahwa berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2.
Seringkali, diabetes tipe 2 berkembang secara perlahan dan tanpa gejala yang jelas di tahap awal. Beberapa gejala yang mungkin muncul seperti buang air kecil, rasa haus berlebihan, penurunan berat badan tanpa sebab, rasa lapar yang meningkat, penglihatan kabur, mudah Lelah, kesemutan dan infeksi jamur yang berulang.
Pengobatan Diabetes Tipe 2
Sebelum mengetahui cara pengobatan diabetes tipe 2, kita sebaiknya memastikan penyakit tersebut dengan mengunjungi dokter spesialis penyakit dalam. Pasien akan melalui serangkaian pengobatan. Sebaiknya pilihlah dokter yang sudah berpengalaman dalam menangani penyakit tersebut dan RS EMC merupakan salah satu rumah sakit yang bisa dijadikan referensi untuk konsultasi dan penanganan diabetes.
Adapun cara mengobati diabetes tipe 2 yang biasanya direkomendasikan oleh dokter adalah sebagai berikut:
-
Perubahan Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan faktor resiko yang bisa kita usahakan untuk diperbaiki. Gaya hidup sehat diantaranya pola makan sehat dan melakukan diet untuk menjaga berat baan ideal. Pasien bisa berkonsultasi juga dengan ahli gizi untuk memilih menu makanan yang baik bagi kondisi tubuhnya.
Selain itu mulailah rutin berolahraga atau Latihan fisik lainnya. Pasien bisa memilih Latihan ringan seperti berjalan, jogging pagi, bersepeda atau Latihan aerobic.
-
Konsumsi Obat Diabetes
Jika perubahan gaya hidup tidak bisa mengatasi diabetes, biasanya dokter akan meresepken obat-obatan untuk mengendalikan kadar gula darah. Jadi konsumsilah obat diabetes tersebut sesuai yang diresepkan seperti metformin, sulfonylurea, pioglitazone, gliptin dan lainnya. Konsumsi obat ini dilakukan apabila gula darah tidak bisa dikontrol melalui diet dan olahraga. Namun jika tetap tidak efektif, bisa dilakukan terapi insulin.
Selain melakuan pola hidup sehat dan konsumsi obat diabetes, sebaiknya tetap melakukan pemantauan gula darah secara teratur untuk mencgegah terjadinya komplikasi jangka panjang seperti penyakit stroke, kerusakan ginjal, kebutaan hingga masalah saraf.