Pernah nggak terbayang jika kita tidak bisa melihat dan menikmati pemandangan senja, melihat senyum manis bayi mungil kita, atau tidak bisa melihat binar mata pasangan kita.
Pernah nggak membayangkan ketika kita tidak bisa mendengar musik kesukaan, mendenga kicauan burung atau debur ombak.
Bagaimana jika seumur hidup kita tak bisa mengungkapkan perasaan pada orang yang kita cintai, berteriak saat kesal, atau membaca Al-Quran dengan nada yang merdu.
Saya tidak bisa membayangkan betapa sedih dan kecewanya. Di luar sana, banyak saudara kita yang menyandang disabilitas merasakannya. Ada yang menyandang disabilitas sejak lahir, ada pula karena kecelakaan. Namun saya begitu bangga melihat mereka tetap menjalani hari dengan penuh rasa syukur karena masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini.
Saat SMA, ada seorang kakak kelas saya (perempuan) yang Tunanetra. Setiap harinya ia membawa tongkat untuk membantunya berjalan. Saya begitu terinspirasi saat ia menjalani hari-hari di sekolah tanpa malu dan sedih. Ia belajar layaknya siswa biasa, ia memanfaatkan indera pendengarannya untuk menyerap pelajaran dari guru. Alhamdulillah saat itu ia lulus dari SMA dengan nilai yang baik dan memuaskan. Saya juga pernah melihat tayangan Hafidz Quran dimana seorang anak Tunanetra bisa menghafal 30 Juz AlQuran dengan sangat baik hingga hafal surat ini ada dihalaman berapa, dan baris keberapa. MasyaAllah
Layaknya kita yang normal sudah seharusnya bersyukur karena diberi kelengkapan jasmani dan rohani.
Mereka yang menyandang disabilitas pun tak perlu bersedih hati, karena saat ini Teknologi telah memudahkan banyak hal agar saudara kita yang kekurangan bisa menjalani hidup secara normal. Berbagai teknologi canggih telah diciptakan, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk memudahkan penyandang disabilitas.
***
Mungkin teman-teman pernah membaca atau mendengar tentang kisah seorang pembalap yang memiliki keterbatasan fisik yaitu Mario Bonfante Jr yang menginspirasi beberapa perusahaan otomotif untuk membuat teknologi yang dapat membantu mereka dalam menyetir mobil. Mario berhasil selamat dalam sebuah kecelakaan karena sebuah teknologi yang dipasangkan pada mobil BMW M3 E46 miliknya. Di sana ada sistem kontrol untuk pengereman dan mengubah gigi dari roda kemudi otomatis. Sejak saat itu beberapa perusahaan mulai mendesain teknologi yang dapat membantu para penyandang disabilitas seperti tombol otomatis, kusi roda di balik kemudi, jok mobil berputar dan kontrol tangan otomatis sehingga meeka juga bisa mengendarai kendaraan sendiri.
Google pun telah merancang proyek mobil tanpa supir yang akan membantu mereka yang mengalami kekurangan fisik termasuk tunanetra yang tidak punya kemampuan untuk mengendari mobil sendiri ataupun mengawasi keadaan sekitar.
Ada juga implan koklea yang merupakan sebuah perangkat kecil yang dapat membantu para tuna rungu “mendapatkan” kemampuan mendengar. Dinamakan implan karena alat ini justru dipasang di dalam organ pendengaran manusia. Gelombang suara yang ditangkap oleh mikrofon diubah menjadi sinyal digital oleh komputer kecil di dalam perangkat ini yang akan menstimulasi langsung sistem saraf pendengaran sehingga pengguna mampu “mendengar” meskipun alat pendengaran alaminya di dalam telinga tidak dapat berfungsi baik.
Hmmm… senang sekali rasanya waktu tahu telah banyak teknologi canggih yang bisa membantu saudara kita yang disabilitas dalam melakukan aktivitasnya. Namun, layaknya pemerintah punya andil dalam membantu mereka, karena harga teknologi ini tidaklah mudah. Bagaimana jika mereka tidak punya uang banyak untuk membelinya. Semoga kedepannya teknologi yang dikembangkan lebih ramah di kantong.
Indonesia pun layaknya belajar dalam hal aksesibilitas untuk penyandang disabilitas dari banyak negara yang telah mengakomodasi penyandang disabilitas untuk memudahkan mereka dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
Di Australia, transportasi publik seperti bis sangat ramah bagi mereka karena sudah mampu mengakomodir penyandang disabilitas untuk mandiri. Bis sudah dirancang dan dimodifikasi sedemikian rupa untuk memberikan akses kepada penyandang disabilitas tanpa mendiskriminasi hak mereka sebagai penumpang. Layanan yang diberikan malah terkesan premium dengan memberikan area khusus parkir, jalanan yang memadai, fasilitas sanitasi (toilet) yang dirancang sebaik mungkin hingga kampus yang membangun jalan khusus bagi mahasiswanya yang menyandang disabilitas.
Akan sangat menyenangkan sekali ya jika suatu saat nanti fasilitas umum juga masyarakat di Indonesia ramah terhadap penyandang disabilitas. Saya yakin dengan begitu mereka akan lebih semangat dalam menjalani hari dan percaya diri untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki. Karena Allah pasti telah memberikan suatu kelebihan dibalik kekurangan yang mereka miliki.
Referensi
http://australiaplus.com
http://liputan6.com
http://www.plimbi.com
Sumber gambar
http://google.co.id
Semoga saja ya. Jadi inget berita yg lumayan ramai di Denpasar bali, seseorang bikin tangan robot untuk tangannya srndiri yg lumpuh. Ia buat itu dari bahan bekas, tangan robotnya digunakan untuk mempermudah pekerjaan nya sebagai tukang las..
akan lebih menyenangkan kalo bisa gitu mandiri didukung pemerintah apalagi lingkungan sehingga kami tidak lagi mengeluh, mara mara, menyalahkan macem macem termasuk Tuhan. Andai bisa senyaman itu.
@guru5seni8
http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com
Yupss..setuju mba, saat ini masih banyak terjadi diskriminatif terhadap disabilitas. semoga teknologi semakin memfasilitasi dan membantu serta memberi kemuduahan bagi disabilitas
semoga ke depan Indonesia bisa mendukung warganya yang menyandang disabilitas untuk lebih mandiri dan semangat menjalani hidupnya 🙂
Ah iyaaaa, mobil Google itu keren banget. Tapi, pastinya harganya selangit.
Ngeliat tanda toilet itu aku jadi kepikiran. Kalo di mal-mal gitu kadang masih ada aja orang normal pake toilet buat disabilitas. Padahal kan gak seharusnya. Mengambil yang bukan haknya. 🙁
semoga saja di semua tempat umum ke depannya semakin banyak fasilitas ramah untuk kaum disabilitas agar memudahkan aktifitas mereka dan nyaman bila berada di tempat umum 🙂
@gemaulani
Mobilnya Keren!!! Rasanya bukan hanya penyandang disabilitas saja yang pengen punya.. Orang ber-uang pun pasti rela ngeluarin biaya demi Mobil yang serba otomatis kayak gitu. Demi keselamatan juga, sih. 🙂
semoga trotoar di Indonesia yang kini penuh dengan pedagang kaki lima nantinya bisa ramah difabel
@f_nugroho
MasyaAllah, kadang melihat mereka begitu semangat menjalani hidup. Terkadang kita malah mengeluh, bener gak sih kak?