Kita memang tidak bisa memungkiri bahwa teknologi yang hadir saat ini memberikan manfaatkan luar biasa untuk hidup. Informasi dan wawasan yang tanpa batas, komunikasi yang semakin baik, hingga membantu UMKM untuk dikenal lebih banyak orang.

Namun di sisi lain, kita juga harus siap untuk menghadapi tantangan yang ada. Salah satu tantangan terbesar adalah membersamai anak untuk bijak menggunakan gadget. Karena kecanduan penggunaan gadget akan mengganggu perkembangan dan kesehatan si kecil.

Menurut panduan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak-anak punya batasan screen time. Di bawah 1 tahun, sebaiknya tidak ada screen time. Usia 2-3 tahun maksimal 1 jam per hari. Lalu usia 6 tahun ke atas tidak lebih dari 1,5 jam dengan konten berkualitas dan edukatif serta didampingi oleh orang tua.

Sayangnya, saat ini tidak banyak orang tua yang aware akan panduan screen time anak ini. Bahkan kita kerap melihat berita dimana anak-anak mengalami gangguan konsentrasi akibat kecanduan gadget.

Hal inilah yang menginspirasi Achmad Irfandi menginisiasi sebuah program luar biasa yaitu “Kampung Lali Gadget” untuk mengajarkan nilai-nilai penting kehidupan tanpa harus ketergantungan dengan teknologi gadget.

Mengenal Kampung Lali Gaget (KLG)

Achmad Irfandi merupakan pemuda asli Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. Bersama teman-temannya, Irfandi menggerakkan Kampung Lali Gadget (KLG) karena kekhawatirannya terhadap bahaya kecanduan gadget yang dialami oleh masyarakat terutama anak-anak.

Kampung Lali gadget berarti “kampung yang lupa akan gadget”. Bukan sekedar tempat, namun sebuah gerakan untuk mengembalikan hidup sesuai fitrah, yang seimbang.

Program ini bertempat di tengah alam yang hijau dan subur untuk membantu masyarakat utamanya generasi muda melepaskan diri dari kecanduan gadget dan menemukan kembali kebahagiaan akan kehidupan yang sederhana lagi bermakna.

Meskipun di kampungnya tidak ada kasus kecanduan gadget, Irfandi mencoba mengenalkan kepada masyarakat kegiatan ini untuk mengantisipasi agar hal tersebut tidak terjadi di tempat tinggalnya.

Program Kampung Lali Gadget

Niat baik Irfandi dan tim tidaklah mudah. Ia berusaha meyakinkan masyarakat tempat tinggal mereka dengan berkunjung dari rumah ke rumah lalu memberi pemahaman kepada masyarakat secara bertahap.

Ada beberapa program kegiatan yang dilakukan di Kampung Lali gadget.

Pertama, kegiatan yang fokus pada konservasi budaya dengan mengangkat permainan tradisional. Menurut Irfandi mengajak anak-anak bermain permainan tradisional cukup efektif untuk mengalihkan perhatian mereka akan gawai. Permainan yang diberikan bukan sekedar pemainan tradisional saja, tetapi permainan yang menguatkan literasi kebangsaan dan menanamkan nilai Pancasila pada anak. Selain itu pengunjung yang datang diajak dekat dengan alam sekitar dan melakukan kegiatan yang bahkan belum pernah mereka lakukan seperti edukasi budaya kearifan lokal, edukasi satwa dan olahraga.

Kedua, program pemberdayaan pemuda dan masyarakat di dalam dan luar desa guna pengelolaan tempat. Irfandi merekrut kawna-kawan pemuda di sekitar Desa Pagerngumbuk dan Sidoarjo yang bertugas sebagai perencana dan fasilitator edukasi serta pendamping pengunjung.

Ada juga program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kampung Lali gadget menerima pengunjung, dan mereka bisa mengoleksi langsung permainan tradisional yang dipasarkan disana. Ada beberapa produk mainan yang dijual diantaranya kitiran bambu, kitiran klutuk, toktok, gasing bunyi, tekotek, seruling suit hingga bola bekel.

Program yang dilakukan oleh Kampung lali Gadget ini sangat mengesankan. Anak-anak akan bebas bermain di alam tanpa harus teringat dan terganggu oleh gadget. Mereka akan kuat secara ikatan, berbagi cerita dan saling mendukung satu sama lain.

Pengunjung baik orang tua dan anak akan mendapatkan pengalaman berharga karena bukan hanya anak yang diajak bermain tetapi juga orang tua akan diajak untuk melakukan kegiatan parenting. Kegiatan ini akan membentuk keselarasan antara orang tua dan anak sehingga orang tua dapat mendukung anak agar mengurangi penggunaan gadget.

Inspirasi Perubahan

Sebagai simbol perubahan, Kampung Lali Gadget mampu mengajak masyarakat untuk kembali menumbuhkan akar-akar budaya. Irfandi dan teman-temannya mampu menumbuhkan semangat dan tekat baru bagi mereka yang berkunjung untuk mulai mengubah gaya hidup mereka menjadi lebih baik.

Karena inilah, Acmad Irfandi dan Kampung Lali Gadget menerima penghargaan SATU INDONESIA AWARDS dari ASTRA pada tahun 2021 bersama dengan penggerak inovasi lainnya.

Kampung Lali Gadget mengajarkan pada kita bahwa berbagai kemudahan teknologi tidak boleh membuat kita kehilangan keseimbangan hidup dan akar-akar budaya. KLG memberikan kesadaran bahwa kita bisa lebih bahagia dengan hidup sederhana dan terhubung dengan alam.

Bagikan postingan ini :)

riafasha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *