Industri baja merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan infrastruktur Indonesia, dan industri ini juga dapat membawa pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Mencermati hal tersebut, Liwa Supriyanti, Direktur Gunung Prisma, mengatakan setiap pengusaha di industri baja harus peka terhadap peluang yang ada. Liwa Supriyanti telah berkecimpung dalam bisnis ini selama lebih dari 20 tahun. Dengan pengalaman bisnis selama bertahun-tahun, Liwa optimis industri baja dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Sejak awal peradaban manusia, logam telah digunakan dari waktu ke waktu untuk menopang peradaban, tetapi pada akhirnya teknologi dapat digunakan semaksimal mungkin untuk memberikan efek yang lebih baik bagi dunia. Permintaan meningkat dari tahun ke tahun dan nilai bisnisnya diperkirakan mencapai $ 14,3 triliun pada tahun 2028. Oleh karena itu, Liwa semakin optimis untuk membuat industri baja semakin hijau. Permintaan baja meningkat sebesar 3,1% pada tahun 2020. Hal ini membuktikan bahwa di tengah pandemi global, industri baja tetap bertahan dan tetap menjalankan bisnis seperti biasa.

Dampak positif dari strategi industri baja

Sejak tahun 2017, Liwa Supriyanti telah diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menjadi direktur Gunung Prisma. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun dalam strategi bisnis dan rasa peluang yang tajam, Liwa optimis industri baja akan dapat memanfaatkan sepenuhnya teknologi untuk menghadirkan strategi dan inovasi di masa depan.

Sebagai seorang pengusaha dan pengusaha, Liwa Supriyanti selalu memberikan kualitas terbaik kepada pelanggan, mulai dari kualitas produk hingga kualitas waktu. Mengingat tingginya permintaan baja, Liwa menyadari adanya persaingan komersial antar perusahaan dalam negeri. Untuk menjalankan Gunung Prisma secara konsisten, Liwa Supriyanti giat menggunakan teknologi terkini untuk meningkatkan kualitas produksi sekaligus mengurangi dampak lingkungan yang terjadi.

Metode konstruksi ramah lingkungan

Untuk memberikan kontribusi yang maksimal terhadap lingkungan, diperlukan teknologi dan metode yang ramah lingkungan. Salah satu metode pilihan Liwa Supriyanti dalam tahap produksi baja adalah baja mentah. Proses ini diharapkan menawarkan peluang untuk mengurangi emisi energi melalui penggunaan energi hidrogen. Bahkan, Liwa optimistis proses green steel ini bisa menciptakan lapangan kerja dan memberi manfaat bagi sektor industri lainnya.

Tidak hanya Liwa yang melihat peluang ini, pemerintah Indonesia juga berupaya semaksimal mungkin untuk mendukung metode dan strategi yang diberikan untuk membuat industri baja lebih hijau. Gagasan Liwa Supriyanti Gunung Prisma membuatnya dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Liwa tidak hanya tertarik pada keuntungan, tetapi berusaha untuk menyeimbangkan keuntungan, kualitas produk dan kualitas lingkungan untuk memastikan bahwa bisnis terintegrasi dengan baik.

Liwa Supriyanti belum lama ini memberikan bantuan kepada masyarakat Nangela di Sukabumi, Jawa Barat. Liwa berupaya agar masyarakat di sekitarnya tetap berjalan lancar. Hal ini dicapai dengan mendukung pembangunan jembatan di wilayah tersebut. Dengan adanya jembatan tersebut, masyarakat Nangella tidak perlu lagi menyeberangi sungai. Liwa Supriyanti menggandeng Yayasan Sehati Gerak Bersama untuk mewujudkan pembangunan jembatan tersebut dan memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan masyarakat setempat.

Menerapkan proses Baja Hijau tidaklah mudah. Dibandingkan dengan metode pembuatan baja konvensional, metode pembuatan baja mentah memiliki berbagai masalah seperti waktu dan biaya. Terlepas dari tantangan yang dihadapi Liwa sebagai pemimpin perusahaan baja, ia tetap memilih untuk memberikan dampak positif dalam mengurangi perubahan iklim di seluruh dunia.

Bagikan postingan ini :)

riafasha

1 Komentar

  1. Industri baja jarang terdengar sih padahal banyak dibutuhkan, mungkin karena tertutup dengan industri ternama yang produknya lebiih sering kita butuhkan sih. Eh, tapi enggak semudah itu menghadapi tantangan industri baja karena perlu waspada dengan limbahnya juga. Wah, mantep ini langkah yang diambil Liwa. Terima kasih informasinya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *