Pekerjaan rumah tangga yang tampak sepele ternyata melelahkan. Saya merasakannya setelah menjadi seorang istri dan ibu. Percaya atau tidak, saya pernah terduduk menangis, mengeluh di depan suami. Saya katakan “saya capek” dengan berlinangan air mata. Saya belum terbiasa dengan ritme ibu rumah tangga yang tak pernah berhenti bergerak. Anggap saja berlebihan, tapi begitulah yang saya rasakan. Kejar-kejaran dengan pekerjaan rumah, tangis anak dan deadline pekerjaan sebagai blogger. Ibu-ibu lain mungkin punya cerita yang berbeda. Namun saya tahu persis bahwa menjalani peran sebagai istri dan ibu tidaklah mudah. Bukan hanya tentang bagaimana menyiapkan keperluan keluarga, tetapi juga memastikan anak-anak dan suami…