Assalammualaikum teman-teman!
Beberapa hari yang lalu Pemerintah Kota Bengkulu melaunching Kampung Tematik. Program ini dicanangkan pada November 2018 bekerjasama dengan perguruan tinggi yang ada di Bengkulu. Nah pada April 2019 Program Kampung Tematik di lombakan melalui Bapeltibang, jadi setiap kecamatan mengusulkan minimal 3 desain yang didampingi oleh LPPM perguruan tinggi. Setlah diumumkan pemenang di masing-masing kecamatan, barulah pada bulan November 2019 dilakasanakan pembangunan kampung tematik.
Ada 9 Kampung Tematik yang tersebar di Kecamatan yang ada di Kota Bengkulu. Salah satu yang sangat menarik adalah Kampung Mural Budaya Kito yang terletak di Gang Teratai Kelurahan Kebun Ros Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Kampung ini merupakan kampung tematik yang dibangun oleh masyarakat setempat bekerja sama dengan LPPM UNIHAZ Bengkulu.
Acara launcing (Kamis, 12/12) dihadiri langsung oleh Walikota Bengkulu Helmi Hasan. Dalam sambutannya beliau berharap Bengkulu lebih dikenal oleh orang banyak karena nilai dan kearifan lokal budayanya.

Launching ini bukanlah akhir, melainkan permulaan agar masyarakat semakin kreatif  dan semangat dalam mengembangkan kegiatan positif yang insyaAllah akan membawa dampak baik bagi masyarakat di Gang Teratai.

Mengintip Kreatifitas Kampung Mural Budaya Kito

Setelah acara pembukaan selesai, Lurah Kebun Ros Dra. Mariyana yang sering disapa Ucik Yana mengajak kami berkeliling Gang Teratai untuk melihat kreatifitas atlet mural yang membuat dinding-dinding di sepanjang gang teratai menjadi spot cantik dan keren.

Saya bisa melihat kental sekali budaya Bengkulu pada mural tersebut. Wajar saja ketika kampong ini disebut kampong Mural Budaya Kito. Ada gambar  dol, tabot, bunga rafflesia, batik besurek, hingga lagu-lagu Bengkulu yang dituliskan di dinding-dinding tersebut.

Cerita Ucik Yana, sebelum launching pihak Kampung mural memang membuat sebuah perlombaan mural yang diikuti atlet mural di Bengkulu. Bukan hanya dinding gang, namun juga dinding rumah masyarakat pun penuh gambar yang membuat saya tak berhenti ingin berfoto disana.

Baca Juga : Festival Bumi Rafflesia 2018

Ini mural karya adik sepupu saya yang masih kelas 1 smp

Walaupun berada di gang tidak mengurangi keindahan juga keseruan nya loh karena saya melihat gang ini tertata rapi dan bersih. Ucik Yana pun berharap nantinya akan jadi wisata sepeda di sini.

Produk Olahan Remunggai/ Daun Kelor

Selain Mural, ada yang sangat menarik perhatian di Kampung Mural Budaya Kito. Ternyata masyarakat bersama LPPM Unihaz membua aneka produk berbahan dasar kelor, masyarakat sekitar menyebutnya Remunggai.

Remunggai memang sangat dikenal sangat baik untuk kesehatan karena mengandung Protein, potassium, vitamin A, kalsium, bahkan vitamin C 7x dari buah jeruk.

Saat launching masyarakat memamerkan aneka produk olahan seperti es krim, pudding, brownies, permen, kue baytat, keripik, tepung, dan semuanya itu berbahan dasar daun kelor. Saya pun mencicipi beberapa dan rasanya enak banget, bahkan es krimnya mirip-mirip dengan rasa greentea. Lezat dan menyehatkan.

Selain produk camilan, ada juga gulai yang dibuat dari buah kelor dan sayur bening dari buah kelor.

Sebuah inovasi yang keren banget juga bisa membantu pemberdayaan masyarakat lorong teratai unturk meningkatkan pemasukan mereka. Rencananya kedepan akan dilakukan banyak pembibitan remunggai agar makin banyak masyarakat yang bisa membuat aneka produk dari remunggai ini.

Yuk kita dukung Kampung Tematik Kota Bengkulu dengan mengunjunginya!
Bagikan postingan ini :)

riafasha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *