“Semua penulis akan mati. Hanya karyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti.” – Ali bin Abi Thalib Awalnya saya adalah pecinta puisi yang pemurung. Tidak suka bergaul apalagi berteman akrab dengan banyak orang. Hari-hari dilalui dengan menulis puisi di diary. Menulis seperti obat keresahan jiwa dan nestapa yang terlanjur menghantui saya saat remaja. Saya seringkali malu dan rendah diri setiap kali teman-teman sekolah bertanya kenapa saya harus ke dokter setiap minggunya. Ada apa dengan kaki saya? Apakah luka sakitnya tidak bisa sembuh? Beragam pertanyaan malah membuat down dan akhirnya saya memilih mundur dari pergaulan…